webnovel

Bab 1

Seorang lelaki dengan rambut hitam kecoklatan tengah menyisir rambutnya di depan meja rias di kamarnya. Ia menyisir rambutnya sambil berdiri dan sesekali bersiul.

"Bagus juga hasil cukuran si gesrek kemarin. Kelihatan lebih ganteng gue jadinya, " Lelaki itu bermonolog dengan senyum percaya diri.

Ia kemudian mengambil sepatunya lalu memakainya. Setelah itu, ia menyampirkan jasnya di pundak kirinya dan menenteng tas kerja.

Ia lalu berjalan sambil bersiul menuruni anak tangga di rumahnya.

.....

Di lain sisi, seorang pria kini masih berada di alam mimpi saat jarum jam telah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Dan di depan kamarnya, kini seorang wanita paruh baya sedang menggedor-gedor pintu kamar lelaki tersebut dengan emosi seraya meneriaki pria tersebut.

Tok Tok Tok!!

"DARRELL!! BUKA PINTUNYA!!" Teriak wanita paruh baya itu.

Lelaki yg bernama Darrell itu malah menutup telinganya dengan bantal. Ia mengabaikan suara gedoran pintu dan teriakan wanita paruh baya tersebut.

"MAMA HITUNG SAMPAI 2 KALAU KAMU GAK KELUAR, MAMA TARIK SEMUA FASILITAS KAMU! 1! Satu.."

Ya, ternyata wanita paruh baya itu adalah ibu dari si pria bernama Darrell.

Darrell langsung bangun dari tidurnya dan duduk di ranjangnya seraya menguap dan mengucek matanya.

'Wah, gak bener ini kalau soal fasilitas.' ucap Darrell di dalam hatinya.

"MAMA HITUNGNYA SAMPAI 3 DONK MASA CUMA SAMPAI 2!" Teriak Darrell dari dalam kamar.

"Kamu mau buka sekarang atau mama benar-benar melakukannya?" tanya mama Darrell.

Darrell dengan cepat bangkit dari ranjang dan bergegas berlari menuju pintu.

"Emak gue kalau udah ngancem serem banget," gumam Darrell.

Darrell lalu membuka pintu kamarnya. Ia menyambut mamanya dengan cengengesan saat pertama kali melihat mamanya di depan pintu kamarnya.

Sementara wajah mamanya sangat-sangat emosi menatap Darrell.

"Heheheh mama. Cantik banget sih hari ini. Pagi-pagi gak boleh marah-marah lho ma. Nanti keriputnya mama cepat ke luar lho, " ucap Darrell berusaha merayu mamanya.

"Mandi, siap-siap!! Mama tunggu di meja makan!" ucap Rita dengan tegas lalu pergi begitu saja dari hadapan Darrell.

"Ma tapi- Ihhh!! Ganggu tidur aja!! Kalau bukan karena fasilitas, udah ogah gue. Masih ngantuk juga," gerutu Darrell

Ia lalu bergegas ke toilet dan membersihkan diri.

...

Sementara itu di tempat yang berbeda,

"Selamat Pagi bos gue yang paling burik," sapa Leon pada Billy saat baru tiba di kantor.

Namun siapa yang tidak mengenal pria dingin dan cuek ini? Ya, dia adalah Billy. Seorang pemimpin perusahaan hebat yang dirintis sejak enol melalui usahanya sendiri. Dan pria yang bernama Leon itu adalah asisten sekaligus temannya.

Leon melangkahkan kakinya ke meja kerja Billy.

"Yaelah bil, muka lo tiap hari kagak ada manis-manisnya gue lihat," Leon meneliti wajah Billy.

"Berisik lo," ketus Billy seraya sibuk dengan laptopnya.

"Cepat tua lo ntar kalau muka lo begitu," ucap Leon.

"Bodo amat yang penting gue tajir," ucap Billy santai.

"Wihhh nuajissss gaya lu sombong banget bro," ucap Leon.

"Fakta. Lo apa? Dari dulu gak ada peningkatan," ucap Billy.

"Syaland kamyu. Gue bukan gadak peningkatan bil, gue setia ame lu. Ntar kalau gue resign, siapa ntar yang bantu lu? Kagak ada. Mana ada orang yang betah kerja sama lo kutub!" ucap Leon.

"Halah alesan lo! Bilang aja gak ada perusahaan yang mau terima lo," ucap Billy.

"Wah durjana lo. Ente kalau ngomong suka benar. Wkwk," ucap Leon.

"Uang gaji lo kemana semua si yon? Gue kasih lo gaji gede juga lo gak bangun-bangun usaha," ucap Billy.

"Gue males ribet. Tabungan gue banyak. Cuma gue takut nih ntar pas bangun usaha eh malah krutbang karena gak pintar mengelolanya," ucap Leon.

"Gimana lo mau tahu kalau gak lu coba?" tanya Billy.

"Ah males gue. For your information nih ya, bokap gue sebenarnya pengusaha minyak kelapa sawit. Cuma gue males aja kelola usahanya dia. Jadinya gue kerja aja sama lo. Lebih pasti awowkwk. Dari pada ntar gue kelola usaha bokap gue terus bangkrut. Kan bahaya. Gue yang diamuk karena bikin susah sekeluarga. Wkwk," ucap Leon.

"Stress lo! Pemikiran lo pendek banget. Kalau iya gue kaya terus, kalau gue bangkrut gimana? Mau kerja sama siapa lo?" tanya Billy.

"Yakan yang bangkrut elo, gue mah banyak tabungan hahahaha," ucap Leon dengan tawa terbahak-bahak.

"Temen gadak akhlak lo," ucap Billy.

"Hahah canda boss. Ntar kalau lo butuh suntikan dana, tenang aja bro gue pasti bantu kok. Jangan segan-segan. Gue juga tahu diri kok bil," ucap Leon.

"Bagus lah kalau gitu," ucap Billy.

.....

Di tempat yang berbeda,

"Permisi pak," ucap seorang perempuan saat memasuki ruangan bosnya.

"Hm," balas Wildan dengan deheman dan masih sibuk dengan laptopnya.

"Kita akan ada meeting pukul 10.00 pak," ucap Elin, sekretaris Wildan.

"Sudah dipersiapkan semua?" tanya Wildan.

Elin pun mengangguk.

"Sudah pak," ucap Elin.

"Di mana?" tanya Wildan.

"PT. Illano Jaya Group pak," ucap Elin.

"Ok lima belas menit lagi kita berangkat," ucap Wildan.

"Baik pak. Kalau begitu saya permisi," ucap Elin.

"Hm," balas Wildan.

Elin lalu meninggalkan ruangan Wildan.

.....

Darrell kini sedang menuruni anak tangga lalu menemui Rita di meja makan.

Ia mengambil nasi goreng dan ayam crispy, lalu menyendokkannya ke dalam mulutnya.

"Mulai hari ini, kamu harus membantu mama mengurus perusahaan," ucap Rita.

"Uhuk uhuk...." batuk Darrell. Ia segera mengambil segelas air putih yang berada di depannya lallu meminumnya.

"Pelan-pelan Darrell!" peringat Rita.

"Apa ma? Aku? Urus perusahaan? Wah gak bisa ma. Aku gak ngerti," ucap Darrell.

"Kenapa gak bisa Darrell?! Kamu itu lulusan manajemen bisnis lho. Masa iya kamu gak ngerti soal bisnis. Jangan alasan!" ucap Rita.

"Mama tahu donk kalau aku itu gak bakat di situ Mamaku tercinta," ucap Darrell.

"Lalu kamu bakat di mana Darrell?" tanya Rita.

"Music ma. Aku kan Music lovers," ucap Darrell.

"Tidak akan! Mama tidak akan pernah setuju! Kamu kira kamu bisa hidup dengan penghasilan itu?! Mulai sekarang pelajari dunia bisnis atau kamu akan benar-benar kehilangan semua fasilitas yang mama berikan!" ancam Rita.

"Tapi ma-"

"Kamu ingat? Kamu adalah magister bisnis! Kamu mendapat gelar cumlaude! Apa yang tidak bisa? Lulusan luar negeri magister dengan gelar cumlaude tidak bisa menghandle bisnis? Huh.. Memalukan!" Rita sedikit mengejek.

"Ya udah iya, aku bisa! Mama tuh ya paling jago buat aku insecure. Yaudah aku akan bantu mama urus perusahaan. Tapi, aku mau mobil sport terbaru yang sempat aku tunjukkin ke mama beberapa hari yang lalu. Gimana?" tanya Darrell membuat sebuah penawaran pada Rita.

"Urus dulu perusahaan dengan baik. Nanti, akan mama berikan apapun yang kamu mau jika kamu benar-benar berhasil mengurus perusahaan," ucap Rita.

"Ok deal siapa takut," ucap Darrell.

"Selesaikan dan berangkat!" ucap Rita.

"Oke," ucap Darrell.

...