webnovel

Poor Ladies

Terlahir dari keluarga miskin tidak mengurangi semangatnya untuk berjuang memperbaiki nasibnya untuk keluarganya. Hidup dalam kekurangan cukup untuk makanpun sulit di dapat. Ayah seorang buruh tani di ladang orang sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang selalu taat beribadah selalu mendoakan anaknya dalam setiap sujudnya. Selain itu saya bersyukur terlahir memiliki kecerdasan diatas rata-rata meski kekurangan. Ibulah yang selalu mengajarkan banyak hal yang menjadikan otak kira dan kananku terbentuk dengan baik. Semenjak sekalah dasar diriku selalu juara kelas sampai kepala sekolah mengapresiasi hasil kerja kerasnya dengan memberikan beasiswa buat anak berprestasi dari keluarga tidak mampu. Semuanya berkat doa kedua orangtuaku. Setidaknya tidak membebani mereka untuk membayar uang sekolah. Belajarku semakin giat dan selalu berprestasi hingga ke jenjang menengah atas. Keyakinan yang kuat bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi tapi hambatan datang dari cibiran tetangga yang menyepelekanku. Selain itu diriku perempuan dan selama ini di kampungku anak wanita sekolah tidak terlalu tinggi. Teringat dengan sosok pahlawan yang ku idolakan yakni ibu kita kartini dimana beliau menerobos batas pandangan pada jaman itu bahwa wanita harus dirumah gak perlu tinggi-tinggi derajatnya. Seiring berjalannya waktu pandangan seorang wanita mulai bergeser bahwa wanita juga berhak untuk menikmati yang namanya kesuksesan. Itulah yang kupegang selama ini selain restu orangtua dan memohon pertolongan sang pemilik hidup. Jurusan yang kuinginkan adalah menjadi pilot biar bisa ngajak orangtuaku jalan-jalan dan pasti berkunjung ke rumah pemilik kehidupan bagi agamaku Lulus sekolah menengah diriku mengajukan beasiswa bidiknisi dan syukur alhamdulillah berhasil meraihnya. Kujalani dengan sungguh-sungguh biar cepet lulus dan menjadi lulusan terbaik. Tahun demi tahun ku lalui gak terasa sudah mendekati semester akhir dimana diriku harus kerja extra. Harapanku terwujud wanita yang lulus dengan nilai terbaik. Banyak laki-laki yang suka padaku tapi tidak ku hiraukan. Semua teman cowok kuanggap kawan meskipun tanggapan mereka berbeda denganku. Memegang ijazah ditangan gue coba ngelamar kerja di penerbangan licensi yang bunafet. Banyak tas yang harus dilalui dan di indonesia pilot wanita tidak banyak. Konflik banyak terjadi di masa diriku kuliah yang menguras pikiranku terkait cowok yang menyukaiku terus-terusan mengejarku. Ada seorang laki-laki yang membuatku simpati karna sikapnya berbeda dari yang lain. Dia menjadi temanku selama diasrama. Sering belajar bersama dan saling mendukung dalam kuliah meskipun dia terlahir dari anak dari seorang kaya tapi dia tidak pernah memperlihatkan dimuka temen-temennya. Itupun ku ketahui setelah orangtuanya mengunjungi dan ku lihat pengajar disana begitu segan dengannya. Ku berharap semoga bisa menjadi pasangan hidupku. Tidak pernah ku tunjukkan rasaku, bagiku kami sebagai kawan dalam belajar untuk berprestasi. Kecerdasannya sudah tidak diragukan lagi makanya sering gue kalo kesulitan pelajaran suka minta ajarin dia. Waktu kelulusan waktu itu kami sempat berfoto bersama sebagai kenang-kenangan kami berdua. Kebahagiaan kami bisa melewati semua ini. Sampai suatu hari kami dipertemukan laagi dan dia menyatakan cintanya dan ingin melamarku menjadi istrinya. Awalnya ada penolakan dari ayahnya akan tetapi berbeda dengan ibunya yang menerimaku dan menyayangiku. Mungkin temenku sering bercerita tentangku. Ibunya seorang wanita yang humble, baik dan bisa menerima segala kekurangan. Akhirnya dengan bantuan ibunya memberikan pengertian pada ayahnya sampai akhirnya ayahnya luluh dan menerima diriku dengan baik. Kamipun menikah dengan cara sederhana dan sakral ataas permintaanku. Tahun demi tahun perjalanan pernikahan kami dikarunia seorang anak laki-laki yang ganteng seperti ayahnya. Sebuah kebahagian yang harus dijalani sampai dititik kehidupan yang merubah hidupku. Penghidupan mereka membaik sekarang.

Fitria_Rismalina · Adolescente
Classificações insuficientes
1 Chs

Bab 1

Perkenalkan namaku Abinaya Gemani. Namaku seperti nama laki-laki tapi begitulah nama yang tersemat di diriku. Orangtuaku yang memberi nama jawa karna beliau orang jawa. Nama yang diberikan orang tuaku memiliki makna yang dalam seorang anak yang bersemangat dan bersuara tajam. Terlahir dari kota budaya yang terletak di desa atau kampung.

Perjuangan ayahku saat mengantarkan ibuku pada saat melahirkanku malam hari dan bidan dikampungku letaknya sekitar 10 km dari rumah. Ayahku mengantar ibuku menggunakan sepeda onta karna itulah satu-satunya yang dimilikinya. Cukup lama perjalanan yang ditempuh 1 jam perjalanan. Begitulah cerita ibuku kala itu.

Disepanjang jalan tidak banyak penerangan jalan yang ada tetap saja ayahku kayuh dengan segera biar lekas sampai. Setelah sampai didepan rumah bidan terlihat rumah yang sepi karna sudah larut malam yang pasti penghuni rumah sudah tidur. Ayahku memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah bidan itu. Jangankan untuk memberi kabar atau menghubungi bidan itu berhubung gak punya handphone.

Keberuntungan berpihak pada orangtuaku. Selang beberapa menit ternyata ibu bidannya membukakan pintu sedangkan ibuku menunggu sambil duduk memegangi perutnya yang sudah sakit. Rasanya sudah mau melahirkan.

Segera dipersilahkan masuk ayahku untuk segera masuk di ruangan bersalin melakukan pemeriksaan. Ternyata benar ibuku sudah pembukaan 9. Langsung aja dilakukan tindakan dikarnakan air ketuban sudah pecah.

Tepat pukul 3 dini hari diriku lahir dengan proses normal. Ayahku seketika menangis mendengar tangisanku. Jarangnya memeriksakan kehamilan jadinya enggak tau anaknya cewek apa cowok. Terlahirlah anak perempuan yang lucu dan cantik sama seperti ibuku.

Setelah 1 hari berlalu di rumah bersalin diriku sudah boleh pulang. Diperjalanan pulang naik sepeda diriku tertidur sampai rumah.

Banyak tetangga dan sanak saudara berkunjung ke rumah menjengukku anak pertama dari keluargaku. Hari demi hari bulan berganti bulan dan tahun demi tahun gak terasa umurku yang udah 5 tahun menjadi anak yang lincang, pintar dan mandiri.

Awal tahun ajaran baru sama ibuku dimasukkan ke sekolah TK karna biar bisa bersosialisasi. Disekolah selalu diantar ibuku dan ditunggu sampai pulang. Seperti itulah kegiatan ibuku setiap hari. Belajar menggambar, menulis, membaca, menghitung dan menari bisa kuikuti semua dan termasuk anak yang cepat bisa.

Gak terasa sudah mau masuk SD aja. Bersekolah yang berada di dekat rumah biar gak bisa berangkat sekolah sendiri. Hari-hari sekolah ku jalani dengan selalu berprestasi dikelas. Terkadang sepulang sekolah suka bantuin kawan buat belajar bersama. Terkadang Ani yang selalu main kerumah atau sebaliknya. Rumah kami bersebelahan dan jaraknya juga dekat.