Setelah tiga tahun menikah, Wendy Stewart sudah terbiasa dengan sindiran sinis Michael Lucas, ancamannya yang sering tentang bercerai, dan bahkan membiarkan dirinya memiliki selingkuhan. Dia pikir dia bisa tahan dengan semua ini sepanjang hidupnya, sampai dia tidak sengaja hamil dengan anak yang tidak diinginkan Michael. Akhirnya putus asa, Wendy menandatangani perjanjian cerai dan pergi. Dia kira mereka bisa berpisah selamanya, tetapi Michael tidak mau berhenti mencarinya setelah perceraian. Ketika mereka bertemu lagi, dia adalah perancang top dunia. Tersenyum manis pada mantan suaminya, dia berkata, "Sayangku, kita sudah bercerai." Michael hanya menatapnya dingin, "Katakan padaku, apa yang harus dilakukan agar kita bisa rujuk?"
Wendy tidak menyangka itulah pertanyaan pertama Michael tentang tes kehamilan. Bahkan pada saat ini, Michael masih khawatir padanya. Wendy tidak bisa menahan air matanya. Dia menangis tersedu-sedu, mengulurkan tangan untuk merangkul leher Michael.
Sejak mengetahui bahwa dia hamil, Wendy telah menekan emosinya sepanjang waktu. Kini, akhirnya dia bisa melepaskan semua itu.
Dia memeluk Michael dengan erat. Air matanya telah menyerap ke jasnya. "Michael, aku minta maaf."
"Jangan bodoh. Aku pernah bilang padamu. Kamu tidak perlu meminta maaf pada ku," kata Michael, tangannya dengan lembut mengelus rambut Wendy, berusaha menghiburnya. Ini bukan yang diinginkan oleh siapa pun. Ini bukan salahnya. Wendy adalah korban.
Bagaimana Michael bisa menyalahkan dirinya sendiri? Jika dia ingin menyalahkan siapa pun, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindunginya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com