Aku dibuat termenung dengan pernyataan yang Lusi baca dari bukunya itu. ia menutup bukunya dan menatapku datar. Sementara aku, penuih dengan rasa cemas akan mas Ade.
"Itu tidak mungkin Lus, aku sudah merawatnya bertahun-tahun. Tapi tidak pernah melihat tanda-tanda yang kamu sebutkan." Ucapku.
"Iya. Aku berharap juga begitu Mba. Tetapi, hal itu terjadi hari ini. Bisa jadi sindromnya itu muncul atas kekecewaannya terhadap Mba. Orang yang dia cintai." Ucapnya. Aku terdiam tak mampu memikirkan apa pun.
Keeseokan harinya. Seorang wanita datang di siang hari. Kebetulan tak ada orang di rumah. Beberapa menit yang lalu Lusi pergi. Dia mengatakan ini kesempatan untuknya jalan-jalan saat Mas Aden kerja. Aku mencibir kelakuannya itu. mulai dari kemarin aku sedikit memiliki penilaian berbeda tentang Lusi. Dia cukup cerdas meski kelakuannya sedikit eksentrik. Danaku mulai menerimanya. Sehingga kami menjadi lebih akrab.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com