Dua hari kemudian, keadaan Keyzia sudah mulai membaik dan dokter sudah memperbolehkan Keyzia untuk pulang. Meera membantunya untuk mengemas semua barangnya, sedangkan Keyzia hanya melamun menatap ke luar jendela.
Dengan di kawal oleh dua orang bertubuh kekar Keyzia dan Meera berjalan menyusuri lorong rumah sakit, sesampainya di parkiran seorang supir sudah siap dengan mobilnya untuk mengantarkan Keyzia dan Meera pulang, supir tersebut kemudian membukakan pintu mobil untuk Keyzia dan Meera, dan dua orang bodyguard tadi mengikutinya di belakang dengan mobil yang berbeda.
Di perjalanan pulang, Keyzia hanya menatap keluar jendela, jemarinya Ia kepal erat. Ia sungguh tidak ingin menikah dengan Jonathan, tapi justru besok adalah hari pernikahanya, Shit! . Meera memegang pundak Keyzia mencoba untuk menenangkanya.
Setelah sampai, Keyzia turun dari mobil dan di sambut dengan pelukan hangat dari Nessan sang kakak, tidak ketinggalan dengan beberapa pria berwajah garang dan bertubuh kekar sedang berjejer untuk menyambut ke pulanganya.
"Selamat datang kembali, Nona. " Semua pria itu menunduk tanda hormat kepada Keyzia.
Keyzia menatap ke sekeliling, Mansion megah itu kini telah di hias sedemikian rupa dengan sangat indah, seperti istana di negeri dongeng. Karena esok adalah hari sakralnya, namun Keyzia sama sekali tidak merasa senang ataupun bahagia, hatinya malah terasa bertambah sakit setelah melihat keadaan di sekitarnya.
Esok adalah hari pernikahanya, walaupun Ia tidak menginginkan pernikahan itu terjadi, namun Ia juga tidak bisa menolak untuk membatalkanya. Hal bagus jika ayahnya bersedia untuk tidak menggugurkan kandunganya walaupun Keyzia harus menikah dengan pria yang tidak Ia cintai sama sekali.
Semua orang pasti mengharapkan tinggal di dalam Mansion yang megah bak istana ini, namun berbeda bagi Keyzia, ini lebih terlihat seperti penjara dengan peraturan dan penjagaan yang begitu ketat. Beberapa pria berbadan kekar itu selalu mengelilingi Mansion mewah ini, sekali kaki melangkah dua di antara mereka selalu mengikuti. Ya seperti itulah kehidupan yang di jalani Keyzia seumur hidupnya, tidak pernah lepas dari bayang bayang ayahnya.
Pintu di bukakan oleh kedua penjaga, Suara pintu terbuka menggema di seluruh mansion, terlihat di ruang tamu pria paruh baya sedang duduk sembari kakinya bertumpu pada kaki lainya dan di temani seorang pria berwajah tampan dan sedikit garang sedang menatap ke arah Keyzia.
Jonathan menghampirinya sambil tersenyum Ia membawa seikat bunga mawar merah lalu di berikan kepada Keyzia, di balas dengan senyuman lembut tipis dari bibir Keyzia. Tidak ingin berlama lama Keyzia bergegas melangkah dan menuju ke dalam kamarnya. Ia mengunci dirinya sendiri di dalam kamar.
'Pemandangan macam apa ini? Sungguh mengerikan, aku tidak ingin menikah! Aku bahkan tidak mencintainya. '
Keyzia hanya bisa meratapi kekesalanya di dalam kamar, tangis tawa teriakan frustasinya tak henti henti Ia lontarkan dengan tanganya yang aktif memporak porandakan seisi kamarnya. Ia bukan tipikal wanita yang lemah, namun jika di hadapkan dengan amukan dan kekuasaan ayahnya Keyzia sungguh tidak bisa berbuat apa apa. Jangankan Keyzia, orang lain pun pasti akan menciut jika sampai menghadapinya.
Keyzia mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya, Ia menatap cermin, dengan amarah dan rasa kesal rasa ketidak berdayaan semua bercampur aduk di dalam hatinya, dengan nafas yang memburu Ia mengingat kembali ucapan Jonathan kemarin, bahwa Jonathan berjanji dan bersedia membantunya mencari seseorang melalui pernikahan ini. Namun Keyzia tidak terlalu mempercayainya, wajah Jonathan tidak meyakinkan baginya.
"Apa kau bisa menjaga janjimu? Apa kau bisaaaaaa? "
PRANK!!! Cermin itu pecah seketika setelah Keyzia melemparkan sebuah botol serum wajah miliknya ke arah cermin.
Tiba-tiba pintu terbuka dari luar. Seorang pria masuk ke dalam kamar dan mencoba menenangkan Keyzia dengan segala cara. Dia memeluknya dengan erat, membiarkan adiknya menangis di dalam pelukannya.
"Nesan, aku tidak ingin menikahinya. Aku mencintai orang lain."
"Key, tenanglah."
"Keterlaluan! Ini semua sangatlah tidak adil!" jerit Keyzia dengan tangis yang histeris.
Sementara Nesan hanya bisa meratap iba kepada adiknya. Kini Nesan mengetahui mengapa Malik begitu menentang Keyzia berhubungan dengan ayah dari bayi yang tengah di kandungnya. Ternyata pria tersebut tak lain adalah musuh besar Malik. Dan Nesan tidak bisa melakukan apapun untuk membela Keyzia.
Maafkan aku, Key. Maafkan aku.
Nesan hanya takut jika yang di pikirkan oleh Malik ternyata benar. Jika pria itu mendekati Keyzia hanya untuk membalaskan dendam atau mencoba menyerang Malik dengan menggunakan Keyza. Dan jika itu sampai terjadi, maka Keyzia akan semakin terluka.
"Nesan bantu aku, bantu aku untuk pergi dari sini. Aku tidak ingin menikahinya, Nesan bantu aku." Lirih Keyzia.
Maaf, Key. Batin Nesan.
Tidak lama kemudian Nesan mengeluarkan sebuah sapu tangan yang terpaksa Dia gunakan untuk membius Keyzia. Maafkan aku, Key.
**
Mansion Aiden.
"Bagaimana kau akan menyikapi semua ini? " tanya Zeto kepada Aiden
Kini Aiden sudah sadar sepenuhnya, tidak dibawah pengaruh alkohol seperti sebelumnya. Pikiranya sudah mulai tenang walau hatinya masih sedikit resah.
Karena dua hari terakhir semenjak kepulangannya dari rumah sakit, Aiden selalu meminum alhkhohol dengan dosis yang tinggi. Masalah mengenai Keyzia membuat rumit jalan pikiranya. Di tambah dunia bawahnya yang setengah hancur akibat kekacauan yang Malik buat.
Di ruang baca, Aiden dan Zeto sedang memikirkan masalah pembantaian yang Malik lakukan pada kelompoknya. Kelompoknya di bantai dan hanya sedikit yang tersisa.
Semua orang di dalam dunia mafia tahu jika Aiden tewas dalam pembantaian tersebut, sehingga nama Demon Killer redup dan di anggap sudah tiada. Perusahaan yang berada di bawah kendalinya telah dipalsukan dan di beritakan bahwa perusahaan tersebut telah di akuisi oleh perusahan lain. Padahal, yang mana perusahan tersebut masih berada di bawah kendalinya.
Aiden harus memikirkan cara bagaimana memperkuat pertahanan kelompoknya kembali, cepat atau lambat Ia pasti akan membalaskan dendamnya. Tapi, ada sesuatu yang selalu mengganjal di dalam hatinya. Yaitu Keyzia, bagaimana caranya agar Ia dapat segera menemukanya dan bertemu denganya.
"Pertemukan dulu aku denganya, "
Zeto menatap tajam Aiden, Ia paham apa yang sedang Aiden bicarakan,
"Aku mendengar bahwa wanita itu akan segera menikah. " Zeto bicara terang terangan dan membuat Aiden semakin tercengang mendengarnya.
Zeto berharap Aiden dapat segera melupakan cintanya itu. Sebenarnya, Zeto tidak terlalu turut campur dalam masalah keluarga Malik, karena posisinya terfocus di dalam bisnis mafia milik Malik. Tapi sebelumnya Ia pernah mendengar dari orang yang menjaga rumah Malik, bahwa Malik akan segera menggelar pesta pernikahan untuk putrinya. Putrinya siapa lagi jika bukan Keyzia.
'Apa wanita itu benar benar menghianatiku?! ' batin Aiden