Marco membawa istrinya ke sebuah tempat bernama 'Daun Pintu', tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah kakek nenek Margono, masih di daerah Seminyak.
Tempat parkirnya luas di pintu masuknya ada tanaman sulur, di setiap atap tempat parkir ada tanaman sulur yang berbunga warna-warni.
"ayo masuk" ajak Marco saat melihat istrinya masih terpana melihat tempat parkir
"tempatnya keren, tempat parkirnya kayak taman kerajaan"
Marco menanggapi komentar istrinya dengan senyuman.
Mereka berjalan ke pintu masuk restoran yang mirip lorong, di kanan kiri lorong ada bunga warna-warni di sorot dengan lampu warna-warni yang membuat bunganya jadi tampak seperti berwarna pelangi.
Di ujung lorong ada pintu berwarna biru dengan dua lampu sorot di atasnya dan di samping kiri dan kanan pintu ada patung nobita dan doraemon.
"wah...pintu kemana saja milik doraemon" teriak Chloe gembira "ambil fotoku" Chloe menyerahkan ponselnya pada suaminya dan mulai berpose "hei pintunya bisa di buka" Chloe masuk ke dalam pintu yang memiliki ruang yang kecil, dia berpose membuka pintu dari dalam dan melongokkan kepalanya keluar sambil pura-pura terkejut saat masuk di dunia lain.
Saat mengamati istrinya yang berpose wajah Marco menjadi suram. Baju yang di kenakan istri sangat kasual membuat wajahnya yang tampak lebih muda dari umurnya makin membuatnya seperti anak remaja 'SIAL' batinnya 'dengan tampang imutnya aku jadi kayak om om yang mengencani anak kuliahan, dia yang terlalu imut atau aku yang bermuka tua ? padahal selisih umur kami cuma 2 tahun tapi sekarang terlihat seperti selisih sepuluh tahun, aku jadi kelihatan seperti pedofil'
Chloe tidak menyadari pergumulan batin suaminya dia masih asyik lompat kiri kanan untuk berpose.
"ayo masuk, di dalam tempatnya lebih bagus" ajak Marco sambil menarik tangan istrinya dari 'pintu kemana saja' doraemon.
"berikan ponselku" pinta Chloe saat melihat suaminya masih mengotak-atik ponselnya.
Marco menyerahkan ponsel istrinya dengan wajah dingin tapi sekilas ada kilatan mata licik, namun Chloe tidak menyadarinya.
Sambil berjalan mengikuti suaminya Chloe menunduk memusatkan perhatiannya pada ponsel, 'hah kenapa cuma ada dua foto di ponselnya dan itu pun bukan dia tapi wajah Marco yang ada di sana, dimana dia ?' Chloe cemberut dan ketika dia mengangkat kepalanya suaminya sudah tidak ada di depannya.
"sial....Marcoooo..." Chloe berderap masuki restoran.
Memasuki restoran dia mengedarkan pandangannya mencari sosok suaminya, pria itu sedang berjalan dengan santai menuju bar. Chloe melangkah dengan cepat dan akan menepuk pundaknya saat seorang pria keluar dari meja bar dan menghampiri suaminya
"Marco kami di sini" sapa pria itu dengan senyum lebar, Chloe menarik kembali tangannya.
"masih ada gazebo yang kosong ?" tanya Marco dengan wajah datar
Pria di depan Marco menjawab dengan mencibir "kamu datang sendirian untuk apa cari gazebo ?"
Chloe yang masih berdiri di belakang Marco mengedarkan pandangan dan berseru "wow....keren" matanya berbinar melihat enam gazebo yang tersebar di beberapa tempat, setiap gazebo di dekor dengan gaya khas setiap daerah di indonesia, masing-masing pintu masuk gazebo memiliki pintu masuk sesuai khas daerah, dan ada tanaman rambat yang berbeda.
Mendengar seseorang berteriak penuh minat di belakang Marco, temannya bergeser untuk melihatnya
"aku datang dengan dia" kata Marco sambil berbalik dan menepuk kepala istrinya.
Temannya melihatnya dengan penasaran "siapa ini ?" tanyanya
"ini..." Marco diam sesaat lalu melanjutkan "peliharaanku"
Chloe langsung menoleh dengan tatapan membunuh mendengar jawaban suaminya.
Marco mengangkat sudut mulutnya.
"hallo aku Gede Artawan" teman Marco menyodorkan tangannya memperkenalkan diri mengabaikan seloroh Marco tentang binatang piaraan.
"aku Chloe" jawab Chloe menerima uluran tangan Artawan namun sebelum tangan mereka bersentuhan Marco menarik tangan istrinya.
Gede Artawan menatap temannya tidak percaya, sejak kapan pria ini menjadi posesif terhadap wanita, pasti kedudukan wanita ini spesial di hatinya. "apa hubunganmu dengan dia ?" tanya Artawan sambil melirik temannya "adik ?" lanjutnya tanpa menunggu jawaban Chloe "tidak...tidak...Marco cuma punya satu adik laki-laki, pacar ?"
"en..."
"tapi di lihat dari wajahmu yang imut tidak mungkin kamu pacarnya, hhmmm...sepupu ?...bukan juga karna sepupu perempuan Marco aku kenal hmmmm...." Artawan kembali menebak dan mengabaikan Chloe yang berniat menjawab.
"ada gazebo yang kosong ?" potong Marco sebelum temannya mulai menebak lagi
"hhmmm...kamu tadi tidak mengatakan kalau akan datang dengan Chloe jadi tidak ada lagi yang kosong" jawabnya penuh penyesalan "tapi aku masih punya tempat yang bagus, kalian lihat itu tiga meja di taman dekat kolam tempatnya memang terbuka tapi di cuaca cerah seperti ini akan sangat menyenangkan makan malam di bawah langit malam.
"ya....ya.....tidak masalah di situ juga bagus" jawab Chloe dengan mata berbinar "tempat ini
keren, sayang aku tidak membawa buku sketsaku" gumam Chloe dengan sedih.
Marco merangkul pundak istrinya dan membawanya ke meja di pinggir kolam renang. Marco menarik kursi dan mendudukkan istrinya lalu dia sendiri menarik kursi di sebelahnya "buka tasmu"
Chloe membuka tasnya dengan taat dan menemukan sebuah ipad pro 12.9 baru. Matanya bersinar penuh ke kaguman "ini....?" tanyanya sambil menatap suaminya
Marco mengangguk menjawab pertanyaan istrinya yang belum selesai, matanya penuh dengan kelembutan
"Ah....Marco kamu membelikan aku ini untuk membuatku jatuh cinta ?" Marco mengerutkan keningnya "aku katakan padamu, ya ! kamu berhasil, terima kasih, benda ini benar-benar keren" lesung pipi menghiasi wajahnya
"lalu apa yang aku dapatkan sebagai ucapan terima kasihmu ?"
"hmm...aku akan pikirkan nanti"
"bagaimana kalau aki yang pikirkan hadiah yang aku inginkan ?" pancing Marco
Chloe mulai menggambar di ipad barunya dan mengabaikan suaminya
"hei.....aku bicara denganmu" protes Marco
"hmmm...." gumam Chloe
"bagaimana kabarmu ?" Artawan sudah ikut bergabung dengan mereka dan mengobrol dengan Marco. Chloe mengabaikan mereka perhatiannya sepenuhnya terpusat pada ipad, dia asyik dengan dunianya.
Marco ngobrol dengan Artawan tapi sudut matanya terus melirik istrinya, dan itu tidak luput dari perhatian temannya.
"katakan dengan jujur apa hubunganmu dengannya ? ini pertama kalinya aku melihatmu melirik perempuan terus menerus"
tanya Artawan penasaran.
"coba tebak" kata Marco misterius
"aku sudah menebak semua kemungkinan yang ada tapi semua tidak masuk akal, eh tunggu jangan-jangan dia pacarmu ?"
Marco menggeleng atas tebakan temannya, lalu dia memutar-mutar cincin di tangannya. Mata Artawan langsung melotot tidak percaya melihat cincin di jarinya.
"ha....ha....ha..." Artawan langsung terbahak, di dalam kepalanya tidak pernah terbayangkan bahwa teman baiknya ini suatu saat akan menikah, dia manusia suci yang tidak pernah memegang perempuan dan tidak pernah jatuh cinta, tapi sekarang dengan tampang sombong dia memamerkan cincin pernikahannya, sepertinya temannya ini sudah jatuh cinta.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Marco...." sebuah suara perempuan memasuki telinga Marco "itu kamu, bagaimana kabarmu, aku sangat merindukanmu, apa kamu juga merindukanku ?" seorang wanita berambut panjang berkulit putih berbibir merah mengenakan rok denim di atas lutut yang menutupi setengah paha putihnya dan kemeja putih tipis yang menunjukkan bra berendanya berdiri di depan meja mereka.
Marco mengangkat kepalanya menatap perempuan seksi di depannya dengan mata dingin dan kening berkerut "siapa kamu ?"
Perempuan itu siap memuntahkan darah karna pertanyaan Marco yang tidak berperasaan "Marco.....jangan pura-pura lupa, kita pernah berkencan, dan aku adalah pasangan kencanmu yang paling lama"
Mendengar kata 'pasangan kencan' Chloe mengalihkan perhatiannya dari ipad ke perempuan seksi yang tengah memprotes suaminya, lalu melirik suaminya yang tanpa ekspresi.
Artawan yang masih duduk di situ tersenyum, sepertinya bakal ada pertunjukan menarik, batinnya dengan senyum tersungging.
"aku tidak kenal kamu" sekali lagi Marco menjawab dengan dingin
"Marco.....kamu tidak berperasaan melupakan mantan pacarmu begitu saja" protes perempuan itu
"aku tidak pernah punya pacar" kata Marco tegas
"apa ? jadi kita jalan berdua, makan berdua selama itu bukan kencan ? serius Marco apa kamu sama sekali tidak ada perasaan sedikit saja sama aku ?" teriak perempuan itu emosi
Dan jawaban Marco membuat rambutnya berdiri "tidak"
"pfffft...." Chloe dan Artawan tersedak ludah mereka sendiri
"bro....paling tidak beri dia sedikit wajah" kata Artawan
"Artawan berapa lama kamu berteman dengannya ? apa kamu tidak tau kalau EQnya di bawah dasar normal" ejek Chloe.
Marco menatap lembut pada istrinya "setidaknya untukmu EQku di atas rata-rata"
"apanya di atas rata-rata ?" cibir Chloe
"kalau EQku rendah kamu tidak akan jatuh cinta padaku"
"pffftt...siapa yang jatuh cinta padamu, bukannya kamu yang jatuh cinta padaku duluan ?"
"jangan memungkiri kata-katamu, baru tadi kamu mengatakannya"
"kapan ? aku tidak ingat"
"kalau begitu aku akan membuatmu ingat" Marco berdiri dari tempat duduknya.
Badan Chloe langsung tegak dan waspada "ya....ya.....ya.....apa yang mau kamu lakukan ?"
"membuatmu ingat" kata Marco dengan senyum licik dan berjalan mendekati istrinya
"Marco jangan macam-macam" ancam Chloe, tapi Marco mengabaikannya.
Kini Marco berdiri di belakangnya, Chloe menutup mukanya dan berteriak "oke.....oke...aku ingat"
"ingat apa ?" Marco meraih kepala istrinya dan menunduk
"aku..."
"aku apa ?"
"aku....."
"masih tidak jujur"
"aku cinta kamu" kata Chloe pasrah
"gadis baik" Marco tersenyum penuh kemenangan dan mencium puncak kepala istrinya "jangan lupa kata-katamu lagi oke ?" Marco menepuk kepala istrinya dengan lembut dan berjalan kembali ke tempat duduknya semula.
Chloe membuka tangannya dan wajahnya merah mirip kepiting rebus.
Artawan dan perempuan yang masih ada di situ melihat pasangan ini dengan mata melotot dan bibir hampir jatuh karna kaget.
Akhirnya Artawan bersuara "busyet.....bro kamu ternyata kamu masih normal"
"siapa bilang dia normal, apa kamu tidak lihat dia itu..." Chloe menyela sebelum suaminya menjawab.
Marco melirik istrinya dan bersiap berdiri, melihat itu Chloe buru-buru menambahkan "tentu saja dia normal, dia pria paling normal yang aku temui"
"katakan yang benar" kata Marco penuh peringatan
"aku cinta kamu sayang" Chloe buru-buru mengatakannya dengan suara lembut dan suara tertunduk. 'sial' batinnya 'dia menggertakku'
Sedangkan perempuam yang mengaku sebagai mantan pacarnya hampir jatuh karna syok, dia tidak pernah membayangkan Marco akan bersikap manis seperti itu pada seorang wanita, selama ini dia dingin dan selalu menjaga jarak. Tapi sikapnya barusan 'oh gosh....aku makin jatuh cinta padanya'