webnovel

PERNIKAHAN KONTRAK [21+]

Mendapatkan seorang suami kaya raya dan juga tampan adalah impian bagi setiap wanita, namun sepertinya tidak berlaku bagi Camelia. Karena lelaki yang telah syah menjadi pendamping hidupnya itu adalah seorang yang tidak dia cintai, bahkan terasa begitu aneh bagi gadis ini. Rey Ardiansyah, dia berhasil mempersunting Camelia karena perjanjian hutang dengan ibu gadis cantik itu. Dia memang terkenal dengan kekayaan dan juga ketampannya, namun orang-orang sekitar terkadang memanggil dia sebagai seorang yang kejam. Ekspresi datar dengan sifat dingin yang suka sekali menindas, membuat Camelia semakin tidak menyukainya. Namun semua itu harus dia lakukan demi ibu yang sangat dia sayangi. Menjalani hidup sebagai seorang istri kontrak membuat gadis cantik ini sangat menderita, Camelia hanya di anggap sebagai parasit yang menempel di kehidupan Rey. Tidak diperhatikan dan di acuhkan begitu saja. Sampai suatu malam kejadian tak terduga pun terjadi, lelaki itu pulang dalam keadaan mabuk dan melihat seorang gadis cantik tengah tertidur lelap di ranjangnya. Sesuatu yang tak direncanakan pun terjadi, Camelia jatuh ke pelukan Rey. Dan saat itu mereka saling menikmati kesenangan sesaat yang menggetarkan jiwa masing-masing, namun apakah setelah kejadian ini hubungan keduanya akan berubah?!

Mr_Anggara · Urbano
Classificações insuficientes
162 Chs

Tidak bahagia

Setelah berbicara dengan Rey tadi, Camelia langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia duduk di depan cermin besar itu sembari menatap wajahnya, hati gadis ini mulai bergetar. Merasakan sesuatu hal yang entah mengapa membuat feeling nya tidak begitu baik. Apalagi ketika Rey meminta Camelia untuk pergi menemani dirinya dalam pesta yang tidak jelas asal usulnya itu. Jujur saja bulu kuduk gadis ini berdiri seketika, entah rencana buruk apalagi yang akan dibuat Rey untuk menyiksa dirinya nanti.

"Aku takut sekali, tapi jika aku tidak pergi kesana. Lelaki itu pasti akan memukulku lagi, itu sangat menakutkan! ibu, kenapa aku harus menjalani semua penderitaan ini? kenapa kau sangat membenci diriku ibu.."

Camelia kembali menangis jika mengingat semua takdir yang harus di hadapi saat ini, rasanya Tuhan berkehendak tidak adil atas kehidupan yang dia jalani. Semua orang terlihat begitu gampangnya mendapatkan sebuah kebahagiaan, namun kenapa sangat sulit untuk dia dapatkan?

Semua hal yang Camelia lakukan, Camelia kerjakan seolah tidak berguna! tidak ada efek untuk kebahagiaan yang dia impi-impikan selama ini. Takdir seolah tidak pernah berpihak atau pun melirik ke arahnya, dan yang tinggal hanyalah air mata beserta penderitaan yang selalu mengikuti gadis ini kemana pun dia melangkah. Sakit, jelas saja sangat! karena seumur hidupnya Camelia tidak pernah merasakan bagaimana indahnya sebuah cinta dan kasih sayang. Yang dia dapatkan dari seorang wanita yang disebut ibu itu hanyalah sebuah cacian,makian, penghinaan dan penindasan yang tiada akhir. Jika tidak mengingat jika bunuh diri adalah hal yang sangat berdosa mungkin Camelia akan melakukannya sejak dulu.

Dia bisa ingat dengan jelas, bagaimana perlakuan sang ibu disaat Camelia masih duduk di bangku smp. Wanita itu memukulnya dengan sapu lidi sampai babak belur hanya karena merusak sebuah lipstik yang ada dikotak perhiasannya, padahal Camelia hanya mencobanya sedikit saja dan tanpa sengaja menjatuhkan benda itu ke lantai. Namun sang ibu begitu murka, seolah barang murah itu lebih berharga daripada putrinya sendiri. Bahkan dia sampai berusaha untuk mengusir Camelia dari rumah, itu adalah kejadian menyakitkan yang pernah gadis ini alami. Ketika secara terang-terangan sang ibu begitu membenci dan mengutuknya.

"Carilah uang yang banyak! karena hanya itu yang bisa membuat hati ibumu ini senang. Sekarang terserah jika kau ingin pergi atau pun meninggalkan rumah ini selamanya, karena aku tidak pernah memperdulikan itu semua."

Kata-kata itu selalu saja terngiang dipikiran Camelia, bahkan menjadi tujuan hidupnya sekarang. Setelah keluar sekolah, gadis itu pergi kesana-kemari untuk mencari sebuah pekerjaan dan untungnya dia bisa mendapatkan itu walau pun mungkin dengan gaji yang sangat kecil. Cemilan sangat senang karena hal itu bisa membuat sifat ibunya melunak walau hanya sedikit.

***

Sementara itu dilain tempat, Rey yang begitu senang karena telah berhasil membodohi ibunya sendiri sedang sibuk menyiapkan sesuatu yang spektakuler untuk malam ini. Sebuah pesta dadakan yang akan membuat suasana semakin terasa menyenangkan, semakin memberkati kesuksesannya dalam mempermainkan hati ibunya sendiri. Bahkan tak hanya itu, Rey juga saat ini tengah menemainkan hidup seroang gadis yang malang. Yang sebenarnya berharap lebih jika pernikahan ini akan menjadi akhir dari penderitaan yang dia alami selama ini, namun seperti yang bisa terlihat jika Rey hanya akan memanfaatkan Camelia sebagai jalan untuk menghindar dari wanita bernama Anggun itu.

"Persiapkan semuanya dengan baik, jangan ada satu hal kecil pun yang terlewat. Aku tidak ingin jika pesta ini menjadi rusak hanya karena itu." ucap Rey kepada para pelayannya.

Mereka semua mengangguk patuh, lalu kembali menyiapkan pesta yang tentunya akan sangat meriah sekali malam ini. Lelaki itu tersenyum puas lalu mengambil ponsel yang ada di dalam saku celananya, menghubungi beberapa kawan yang akan dia undang untuk menghadiri pesta malam ini. Tidak lupa dengan para wanita cantik, yang tentu sana harus ada disana untuk menyenangkan Andra.

Hari berlalu dengan cepat, kini malam yang sedikit mendung itu sudah hadir untuk menyambut suasana meriah yang terjadi di kediaman Andra. Camelia pun sudah bersiap dengan pakaian khusus yang diberikan oleh salah seorang pelayan, dia di dandani dengan sangat cantik untuk menyenangkan hati majikan mereka.

"Apa ini tidak terlalu pendek? tubuhku rasanya seperti telanjang." ucap gadis itu sembari menutupi tubuhnya sendiri.

"Maafkan kami Nona, tetapi ini adalah pakaian yang diberikan oleh tuan Rey." jawab seorang pelayan.

"Oh baiklah kalau begitu, ngomong-ngomong siapa saja yang akan datang malam ini? apa kau tahu?" tanya Camelia kembali.

"Sepertinya tidak terlalu banyak, mungkin hanya teman dekat tuan Rey. Maaf saya tidak bisa banyak berbicara permisi."

Camelia hanya mengangguk, untuk apa dia menanyakan semua ini? lagi pula mau siapa yang datang pun tidak akan ada efeknya bukan? dia pasti hanya akan dijadikan pajangan oleh Rey di pesta tersebut. Jadi Camelia merasa hanya perlu diam dengan senyum palsu yang tertempel jelas diwajahnya.

Beberapa jam menunggu, bahkan gadis itu sudah sangat mengantuk karena Rey masih saja belum datang untuk menjemput nya dikamar. Sampai tak lama suara langkah kaki beberapa orang membuat Camelia tersentak dan berdiri dari ranjangnya. Beberapa orang lelaki mabuk datang kesana dengan wajah mereka yang kacau, gadis itu mulai ketakutan dan langsung duduk dipojok ruangan sembari memegangi lututnya. Dan ketika salah satu dari para lelaki itu membuka pintu, mereka terkejut.

"Hah.. siapa dia? heh Nona cantik kau ini siapa?" tanya lelaki mabuk itu.

Camelia berdiri pelan dengan wajah yang ketakutan setengah mati. "Aku Camelia, kalian siapa? kenapa datang ke kamarku?"

"What ini kamarmu? heh teman-teman sepertinya Rey menyimpan seorang wanita disini." ucap lelaki asing itu.

Tubuhnya indah sekali, bahkan wajah itu membuatku benar-benar terpesona."

Semua lelaki itu tampak heboh, terlebih ketika melihat kecantikan Camelia. Rey yang kebetulan baru kembali dari kamar mandi langsung menghampiri teman-temannya itu.

"Heh sedang apa kalian disini hah?" tanya lelaki itu dengan wajah sedikit mabuk.

"Oh ini dia! Rey gadis cantik ini siapa? kenapa kau simpan di dalam kamar hah? apa kau tidak ingin membaginya kepada kami?" tanya salah seorang temannya.

Rey memukul kepala belakang lelaki itu, lalu berjalan menghampiri Camelia disana. Dia memegang erat lengan gadis itu kemudian mulai menunjukan siapa sebenarnya Camelia.

"Aku hampir lupa, jika pesta ini aku adakan karena berkat gadis ini. Heh kalian! perkenalkan dia adalah calon istriku." ucap Rey kepada teman-temannya itu.

Camelia hanya tersenyum kecil, apalagi ketika lengan kekar itu mencengkram erat sebelah bahunya dengan sangat kasar. Rasanya sakit, namun beginilah Rey memperlakukan gadis biasa seperti dirinya. Bukankah ini harusnya menjadi sebuah kebahagiaan bagi Camelia? karena lelaki brengsek ini dengan suka rela memperkenalkan dirinya sebagai seorang calon istri bukan babu. Namun entah kenapa perasaan Camelia malah tidak enak.