Tujuh bulan sudah Aqila ditinggalkan oleh Fadhil dan perutnya kini kian membesar. Dia menjalani hari-harinya dengan kesepian. Tanpa ada Fadhil di sampingnya. Bahkan kabar Fadhil seperti apa, sampai saat ini pun dia belum tahu. Entah kenapa tidak ada seorangpun yang mau mengatakan kepadanya hingga saat ini. Setiap hari Dia berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri. Meski sebenarnya dia rapuh, dia tetap harus kuat demi bayi yang ada dalam kandungannya.
"Kak Ardan, apa Fadhil masih hidup atau sudah meninggal ya?" tanya Aqila sambil tersenyum tipis. Tepatnya senyum yang dipaksakan untuk menutupi kegelisahan di hatinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com