“Mmm…. Masih jadi kolektor barang antik kamu ya. OK deh, Prof terusin. Inti dari yang Prof mau sampaikan adalah: teman kamu harus secepatnya singkirkan benda itu. Itu benda terkutuk.”
“Terkutuk Prof?”
“Ya. Ketika liontin terpakai, ia takkan bisa melepasnya.”
Clara terkesiap.
“Kamu kaget. Itu maklum. Jujurlah sama Prof. Sebetulnya yang mengalami itu kamu kan? Dan benda itu sekarang berada di lehermu.”
Clara makin terkaget karena Prof ternyata tahu.
“I-iya, Prof. Maaf aku bohong. Tolong aku, Prof. Bisa tolong infokan asal-usul liontin yang aku pakai ini?”
“Kamu sudah ngaca?”
Pertanyaan itu terasa aneh. “Maksudnya?”
“Prof tanya, kamu udah ngaca belum? Masa’ gitu aja nggak ngerti?”
“B-belum.”
“Kalau belum, coba ngaca lewat ponsel kamu.”
Walau tidak paham, Clara menurut. Saat ia melihat tampilan dirinya di layar ponsel dia luar biasa terkaget. Bulu kuduknya berdiri. Liontin itu tidak ada. Yang ada tak lain adalah neck strap berwarna hitam. Walau tidak terkesan menakutkan, perubahan fisik tampilan tetap aja ia anggap menakutkan.
“Jangan kuatir,” katanya seolah bisa membaca pikiran Clara setelah mereka melanjut percakapan lewat ponsel.
“Baik Prof.”
“Nah, kamu sudah tahu kah alasan kenapa Prof suruh ngaca?” kata orang itu lagi. “Dari situ kamu dibawa pada realita bahwa liontin yang kamu pakai memang bukan barang sembarangan. Ada unsur mistiknya di situ. Itu sebabnya saat kamu mengenakan di dunia luar, ia akan menyembunyikan dirinya karena banyak yang ingin memusnahkannya. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya.”
“Kenapa dia begitu? Prof tau latar belakangnya?”
“Ini adalah kisah berkaitan kerajaan Mataram di awal abad 17. Mereka sedanag ekspansif memperluas wilayah kekuasaannya dalam rangka perlawanan pada Belanda. Di masa itu ada suku pedalaman yakni suku Bayak Mandar yang rajanya gak mau tunduk pada Kerajaan Mataram. Raja Mataram, melalui pangilimanya diperintahkan untuk memusnahkan suku itu. Demi supaya niat jahat itu tidak terlaksana, permaisuri Ayuning Pandjeg berkorban. Dengan kekuatan mistisnya dia bertukar tubuh dengan permaisuri raja Mataram dan kemudian membunuh panglima dan suaminya sendiri.”
“Prof ada catatan tertulisnya? Khususnya soal pembalasan permaisuri Ayuning?”
“Dengar. Cobalah kamu ke Perpustakaan Nasional seksi sejarah kerajaan Mataram dan kamu akan temukan sejarah yang tercatat di daun lontar kerajaan itu. Pembalasan yang dilakukan wanita itu adalah dengan melalui sebuah liontin yang berisi kekuatan sosok ruh kegelapan. Saat melihat foto-foto yang kamu kirim, Prof tidak tahu bagaimana caranya benda itu bisa ada di tanganmu. Prof juga tidak mau banyak menelusuri. Tapi saran dari Prof ialah kamu singkirkan benda itu. Kamu nggak tahu kamu sedang berurusan dengan salah satu benda paling terkutuk di negeri ini!”
*
Sejak berkenalan dan resmi pacaran, Velove menganggap Kevin sangat menarik. Tinggi, atletis, beberapa tahun lebih tua dari Love. Malam ini orang itu mengajak Love makan malam. Sebuah ajakan yang tentu saja tak disia-siakan Love. Ia dijemput Kevin dan dibawa pergi dengan gaun malam seksi. Mengenakan gaun malam dengan belahan dada rendah, selutut, serta bahu terbuka dan stiletto hitam, malam itu ia benar-benar dressed to kill. Ia ingin memberikan yang terbaik bagi Kevin dimana di balik pakaiannya masih ada lagi satu set thong, pakaian dalam, yang jauh lebih seksi lagi.
Mereka duduk di meja luar, diterangi oleh satu lilin untuk menghadirkan suasana cukup romantis. Selain makan malam, Kevin juga memesan sebotol anggur dan Love segera meminumnya untuk meredakan kegugupannya. Meskipun biasanya dia tidak minum banyak, dia tidak keberatan ketika Kevin mengisi ulang gelasnya. Bahkan, dia segera mulai menyesapnya.
Mereka duduk berdampingan di meja kecil, dengan lutut mereka sering bersentuhan. Saat mereka berbicara sambil menunggu makan malam, Kevin mengulurkan tangan dan meletakkan tangannya di lutut Love. Saat duduk, rok Love tergeser naik sedikit sehigga ujung roknya jadi hampir setengah paha. Kevin mengambil keuntungan dari ini, dan mulai menggeser tangannya di sepanjang kaki tertutup nilon milik Love. Love selalu menikmati kebersamaan bersama kekasih baru ini. Hampir tanpa sadar, ia membuka kakinya sedikit untuk memungkinkan akses yang lebih mudah bagi pria itu.
Gerakan itu spontan membuat Kevin merasa sebagai ajakan untuk terus membelai kakinya. Kevin jadi makin berani bertualang. Tangannya kini menemukan ujung jarinya di kaus kaki Love. Penemuan bahwa dia mengenakan stocking membuatnya bersemangat. Love memperhatikan dan menyukai ekspresi terkejut di wajah kekasihnya. Keterkejutannya berubah menjadi kenikmatan saat dia membiarkan jari-jarinya menjelajahi stocking bahkan sampai memasukkannya ke dalam dan sepanjang tali garter. Saat ujung jarinya menyentuh paha bagian dalam yang telanjang, dia merasa dirinya mulai basah. Sayang, keasyikan itu tentu harus terhenti karena mereka harus menikmati santap malam.
Sepulang dari sana, Velove kaget karena Kevin membawanya ke sebuah hotel yang sudah ia booking sejak siang. Begitu tiba di kamar, ternyata ada sisa sebotol anggur sebelum Kevin berangkat makan malam. Jadi mereka masing-masing mengambil gelas dan berjalan berdampingan ke teras. Di teras berpemandangan terbuka itu, Love sedikit gugup ketika Kevin memeluk pinggangnya. Tak hanya itu. pria itu lantas bergerak ke belakangnya serta menyingkap rambut panjangnya ke samping dan memperhatikan bagian belakang lehernya yang jenjang. Kevin kini mencondongkan tubuh lebih dekat, dan mulai dengan ringan mencium lehernya. Saat itu Love merasakan kerasnya kejantanan Kevin yang bergesekan dengan bokongnya. Basahnya Love kini menjadi-jadi.
Gadis itu bisa merasakan tangan kuat Kevin merogoh, menjelajahi tubuhnya melalui gaunnya. Saat ia mencium dan menjilat bahu telanjangnya, tangannya bergerak ke bawah sisi tubuh wanita itu ke pinggangnya, lalu berputar ke depan dan naik ke payudaranya. Ia mengerang saat merasakan tangannya meremas payudaranya melalui gaunnya dan bra berendanya. Love semakin mengerang ketika Kevin menemukan putingnya yang keras dan mulai meremas dan menariknya melalui pakaiannya.
Tangannya mulai menjelajah lagi, dan bergerak ke sisi tubuh Love ke pinggulnya. Saat ia membelai pinggulnya, tangannya mulai menggeser gaunnya lebih tinggi. Tangan Kevin mulai membelai paha dan stoking. Menelusuri garter belt di sepanjang kakinya. Gairah nikmat yang terjadi membuat Love memutuskan untuk tidak mempedulikan keadaan walau ia tahu saat itu mereka berada di sebuah teras. Sebuah tempat terbuka yang bisa dilihat siapa saja. Saat tangan Kevin mulai meraba paha dan bergerak ke depan ke arah panty ia tidak akan peduli jika ada yang melihatnya. Pikirannya saat itu hanyalah bagaimana mendapatkan kesenangan. Sesederhana itu.
Tak lama, Kevin membuat rok Velove sudah berada di atas pinggangnya. Gadis itu mendengar napasnya terkesiap ketika ia menyadari Love mengenakan thong. Kontras antara pakaian dalamnya yang serba hitam dan kulit putihnya yang cenderung pucat. Ia merasakan tangan Kevin membelai pantatnya dan kemudian pindah ke pinggulnya. Tiba-tiba, ia merasakan penisnya yang keras bergesekan dengan bokongnya. Bergesek dengan ritme tertentu menimbulkan sensasi yang membuatnya gila.