Kedua pria itu berjalan naik ke atas dengan tangan yang bertengger di bahu satu sama lain. Luo Zhan mulai mencari-cari di dalam sakunya. Bersandar di dinding yang dingin, Lu Yihan sedang menunggunya untuk membukakan pintu dengan kepala yang terasa sakit. Setelah beberapa saat, Luo Zhan masih tidak berhasil menemukan kuncinya. Berdiri diam, dia terlihat agak panik.
Lu Yihan menjadi tidak sabar dan melambaikan tangannya. "Kau bisa melakukannya atau tidak? Tarik keluar."
Luo Zhan bersendawa dan menggeledah semua sakunya. "Aneh sekali. Di mana kunciku?"
Lu Yihan menarik pria itu mendekat dan mencoba mencari di dalam sakunya.
Ting!
Dengan suara pintu lift yang terbuka, seorang gadis berjalan keluar sambil membawa sebuah ransel. Dia memutar kuncinya dan membuka pintu. Baik Lu Yihan maupun Luo Zhan tidak memperhatikannya. Setelah Lu Yihan mencari di saku jaket Luo Zhan, dia mencari ke bawah dan merasakan sesuatu yang keras. Namun, celana Luo Zhan terlalu ketat sehingga tangan Lu Yihan terjebak di dalamnya.
"Hei, rileks. Aku tidak bisa mengeluarkannya."
Saat mendengar itu, gadis itu melirik ke arah mereka. Dari sudut pandangnya, dia bisa melihat seorang pria berada di atas tubuh pria yang lainnya.
Luo Zhan berseru, "Kau tarik keluar. Aku sudah rileks."
"Ini akan patah. Turunkan kakimu."
Mata gadis itu menyala. Dia cepat-cepat berjalan masuk ke dalam, mengintip melalui pintu. Akhirnya, Lu Yihan berhasil mengeluarkan tangannya dengan kunci-kunci yang tergantung di jarinya. Gadis itu tersipu malu. "Ha, jadi mereka sedang membicarakan tentang kunci-kunci itu. Kupikir itu sesuatu yang lain …."
Kemudian, Lu Yihan memutar kunci itu untuk membuka pintunya. Begitu pintu terbuka, dia disambut dengan aroma khas apartemen seorang pria lajang. Kaus, kaus kaki, dan syal menumpuk berserakan di sofa. Ketika berjalan lebih jauh ke dalam, dia melihat sebuah meja panjang dengan tiga buah komputer yang dimodifikasi. Tempat sampah terisi dengan kotak-kotak bekas makanan.
Saat melihat ke bagian atas, dia melihat berbagai macam mi instan, Kang Shifu, Tong Yi, dan beberapa merek yang belum pernah dilihat Lu Yihan sebelumnya. Sebagai tambahan, ada makanan pasangan mi instan seperti sosis ham dan kimchi ….
Lu Yihan mengeluh, "Tempatmu seperti sebuah kandang anjing." Tidak, bahkan sebuah kandang anjing pun lebih bersih dari tempat ini.
Luo Zhan bersendawa dan pergi ke kamar mandi.
Lu Yihan melepas jaketnya dan meletakkannya di sofa. Dia meletakkan tangannya secara acak ke bawah dan memegang sebuah kaus kaki yang bau. Apa-apaan ….
Lu Yihan hampir menjadi marah. Melihat kekacauan ini membuat kepalanya bahkan terasa semakin sakit. Setelah dia memilah cucian kotor di sofa, dia mendengar Luo Zhan berjalan keluar, berteriak, "Pertarungan, pertarungan, pertarungan!"
"Ayo kita lakukan." Lu Yihan menghina pria itu. "Kandang anjing!"
Luo Zhan setuju dengan penghinaan itu dan menerimanya dengan cukup baik. Dia menyalakan komputernya dan ketiga layar itu menyala. Kemudian, Luo Zhan menemukan sebuah laptop dan melemparkannya ke arah Lu Yihan. "Kau bisa menggunakan yang ini."
Saat jemari Lu Yihan menari di atas kibor, dirinya merasa semakin pusing bersamaan dengan sakit kepalanya yang memburuk. Setelah Luo Zhan menyalakan komputernya, dia tidak dapat menahan diri untuk muntah.
"Jorok sekali …." Lu Yihan mengeluh. Namun, saat mencium bau muntah, dirinya muntah juga. Tak satu pun dari mereka yang bisa berhenti. Lu Yihan memuntahi dirinya sendiri, jadi dia melepas kausnya.
Merasa jijik, Luo Zhan terhuyung dan mengelap mulutnya dengan lengan bajunya. "Ayo pergi. Aku akan membawamu ke suatu tempat yang bersih." Kemudian dia melepas kausnya dan menarik Lu Yihan ke dalam kamar tidur sebelum dia menjatuhkan dirinya sendiri ke tempat tidur.
Kamar tidur itu memang jauh lebih bersih. Lu Yihan roboh di tempat tidur juga. Keduanya berbaring saling silang di tempat tidur dan langsung tertidur.
Pada saat tengah malam, Lu Yihan gemetaran kedinginan. Setelah meletakkan tangannya di atas sesuatu yang panas seperti sebuah tungku, dia tertidur lagi.