Haruna terbangun dengan senyum manis. Ia tidur berdua dengan putranya, Raja. Ia menatap wajah Raja sambil menyentuh pipi lembut bayi itu dengan telunjuk.
"Selamat pagi, Sayang. Maafkan Mama, karena telah melupakanmu. Mama akan ada disampingmu sekarang dan selamanya. Jadi, terus tersenyum seperti saat ini, cup." Haruna mengecup kening Raja.
Tok!Tok! Tok!
"Pasti, itu … papamu."
Haruna turun dari ranjang dan membuka pintu. Tebakan Haruna tepat. Di depan pintu, Tristan berdiri dengan wajah cemberut. Haruna tersenyum kecil. Pria dewasa di depannya ini, terlihat lebih seperti anak kecil.
"Kenapa dengan wajahmu pagi ini? Asem banget," goda Haruna.
"Mengapa pintunya dikunci semalam?"
"Tentu saja supaya tidak ada orang yang masuk. Memangnya kenapa?" tanya Haruna dengan senyum geli menghias bibir alami tanpa lipstik di pagi hari. Haruna tidak mau Tristan masuk seperti kemarin malam saat ia pertama kali menyusui Raja. Kejadian saat bajunya tersingkap itu membuat Haruna malu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com