Christian keluar dari ruang kantor kepala sekolah. Ia meminta izin untuk putrinya, Jihan. Besok, ia akan membawa Jihan ke rumah sakit di Singapura. Mereka tidak mau menyerah begitu saja seperti Jihan.
Mereka hanya memiliki seorang putri. Bagaimana mereka bisa menyerah untuk mempertahankan putrinya. Walaupun, setiap umat manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, setidaknya mereka berusaha demi kehidupan. Berhasil atau tidaknya usaha mereka, semua mereka kembalikan kepada Tuhan.
Sejak kedua orang tuanya tahu penyakitnya, ia tidak boleh banyak bergerak. Untuk mandi saja, Yuka sampai menyiapkan pagi, siang, sore. Ia menyuruh Jihan untuk benar-benar beristirahat.
Jihan merasa bosan. Apa yang dilakukan ibunya itu terlalu berlebihan, gadis itu tidak mengerti dengan perasaan ibunya. Yuka yang sedang khawatir dan mencari alasan untuk memantau kesehatannya.
"Jihan! Sayang!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com