webnovel

Penjaga hati Zara

Pernikahan mendadak itu harus terjadi antara Zara dan Aldi. sebuah kejadian yang tak sengaja membuat mereka terpaksa harus menikah. Bagi Zara itu semua demi harga dirinya tapi bagi Aldi ini saatnya ia pergi dari Aura! Sang pemilik resto berwajah tampan ini ingin mengakhiri perasaan yang lama menyiksanya. Perasaan cinta yang hanya dibalas dengan sebuah persahabatan. Namun siapa sangka, saat keputusan dibuat sang cinta malah datang menghampiri tanpa aba-aba. "kau yakin akan pergi dariku?? tidak bisa kau menungguku sebentar lagi.,." suara Aura bergetar ia tak sanggup lagi menutupi perasaan yang ia simpan lama. Perasaan yang hanya ia mau Aldi tau saat ia sudah meraih mimpinya. mimpi menjadi seorang designer terkenal. Siang malam ia berusaha sampai mengabaikan perasaan Aldi padanya. Tapi tak dinyana sang pujaan malah memilih gadis lugu berwajah sendu berusia 21 tahun yang bahkan belum menyelesaikan kuliahnya. Aldi goyah... rasa sesal, marah, kecewa bercampur jadi satu, sempat ia ingin meninggalkan Zara dihari pernikahan tapi ia terlanjur berjanji pada nyonya Almira ibunda Zara bahwa ia akan menepati ucapannya yang untuk menikahi Zara . "aku hanya akan menghentikan pernikahan ini jika kau yang ingin menghentikan" Zara menatap lekat pada pria yang akan ia nikahi besok lusa. Perlahan Aldi melepaskan cengkramannya. Gadis baik bunda itu terlalu baik untuk disakiti. Sementara cinta yang ia inginkan selama bertahun-tahun kini ada dihadapannya. Akankah Zara dan Aldi bisa hidup bersama??

Nurhayati_Effendy · Adolescente
Classificações insuficientes
142 Chs

Lupa

Aldi memandang dirinya dari pantulan cermin di toilet,, menarik lalu menghembus kan nafas beberapa kali. Malam tanpa gangguan yang harus dia lewati.

Yah! setelah membaca catatan hati istri nya dia ingin Zara juga tahu tentang perasaannya juga,, rumah tangga ini harus penuh cinta.. begitulah ia bertekad.

"za.. Zara.. aku.. kau harus tau,, aku.. aku.. yah.. kau membuat ku jatuh cinta padamu.."

-aduhh astaga buruk sekali!!!- umpat Aldi pada diri sendiri. Ia kembali melihat cermin,, berlatih mengucapkan kata cinta.

"ayoo.. Aldi.. kamu bisa!!!"

to! tok! tok!

Zara mengetuk pintu beberapa kali,, dia sudah menunggu lama Aldi menggunakan kamar mandi dikamar mereka.

"Al.. kau baik-baik saja.. ? aku juga mau pakai toilet nya.. buruan..."

.

Aiihhhh!! bagaimana dia bisa keluar darisana lalu berhadapan dengan gadis pencuri hati. Nyalinya jadi sangat ciut.

Pintu terbuka,, Zara menyambut nya dengan piyama tidur dengan motif Kartun melody,, mata Aldi terbelalak,, dia jadi ingat lagi dengan buku bersampul ungu dengan gambar karakter Melody,, membuat nya tersipu malu.

"kau lihat apa??" tuduh Zara segera menyilang tangan didada. "aduuhh udah buruan kebelet nih..." Zara menyingkirkan laki-laki yang tertegun didepan pintu.

.

Aldi tersenyum tanpa kata, lalu dia menunggu sang penjaga hati diatas tempat tidur mereka. Zara jadi curiga dengan kelakuan aneh suaminya. Senyum-senyum sendiri,, lalu bertingkah manis sejak selesai makan malam.

Zara sempat berpikir mungkin hal itu dikarenakan efek benturan setelah kecelakaan, jadi otaknya agak sedikit kacau.

Oh Astaga!!! apa dia akan meminta hak nya malam ini...??- Zara jadi bergidik sendiri,, bagaimana jika firasatnya benar.

.

Zara menyambar ponselnya di atas nakas sebelum rebahan di tempat tidur. Dia melirik ragu kearah harimau jantan disebelahnya sambil sibuk mengutak Atik ponsel.

"Zara.. bisa kita bicara..?" Aldi memegang jari-jari lancip istrinya.

"kau.. mau bicara apa??"

Aldi merasakan peluh dikamar yang full AC,, cukup Tuhan yang tahu bagaimana ia merasa gugup.

Ting!

bunyi yang paling Aldi benci saat ini, sebuah pesan WhatsApp masuk ke ponsel Zara.

"maaf boleh aku balas sebentar.." lirih Zara agak takut melihat ekspresi kesal dari raut wajah suaminya.

ya.. Tuhan.. ingin aku musnahkan yang namanya handphone dari muka bumi ini.. !!!- geram Aldi .

"bisa kan kalau suami ngajak ngomong hape nya disimpen..!"

"tapi.. Al.. ini penting.. aku harus kasih ide sama Widya,, please..."

Aldi menyeringai kesal, haruskah gagal lagi malam ini??!! baiklah biar urusan mereka cepat selesai dia harus bantu menyumbang kan ide juga.

.

"yiippii.. thanks ya Al.. udah bantuin kasih ide sama Widya..." sorak senang Zara karena Aldi Sudi menyumbang idenya untuk coklat pesanan yang diterima gudang coklat.

Seorang cowok yang mau melamar pacar nya minta dibuatkan rangkaian buket coklat yang cantik, karena si cewek sangat suka coklat, dan Gudang Coklat diberi amanah oleh si empu untuk mengurus semuanya.

"senang ya.. kalau ada cowok mengungkapkan perasaan nya dengan cara yang berkesan,, ada makan malam romantis,, lilin, bunga dan coklat..." celoteh Zara sambil membayangkan jika dia adalah salah satu dari wanita terbahagia itu.

Makan malam? lilin? bunga??

Aldi pernah mengatur itu semua,, tapi selalu tidak berjalan lancar.. yang terakhir malam ucapan selamat yang harus nya bisa mereka rayakan malah dia harus terbaring di rumah sakit.

Baiklah.. dia punya ide.

"Al.. tadi kau mau bicara apa??"

Aldi terperanjat.

"ah.. itu.. aku.. aku lupa..," ujar nya berkilah,, menutupi tubuh hingga kepala dengan selimut... biarlah nanti saja,, mungkin dia akan bisa memberikan kejutan seperti yang gadis itu ingin.

"ha.. lupa..?? kau bohong.. ayo bilang hal penting apa??" desak Zara mengguncang tubuh suaminya yang ditutup selimut.

"lupa.. aku lupa.. cepat tidur!!"

Zara memajukan bibirnya,, coba membujuk Aldi agar mau bicara tapi pria itu tetap bertahan, mengunci rapat mulutnya.

.

.