Beberapa hari kemudian...
Sudah tiba hari pertunangan Tristan dan Aura,, Gudang coklat menyelesaikan pesanan sang CEO tepat waktu,, outlet Gudang Coklat pun sudah resmi dibuka sebelum hari pertunangan digelar.
.
Zara menatap dirinya di cermin, seperti biasa suaminya akan memakai jasa Bella untuk merias wajahnya,, memilih kan gaun hingga menata rambut siputri bungsu.
Dia heran banyak perubahan Aldi satu Minggu terakhir ini,, dia benar-benar diperlakukan layaknya putri raja,, urusan masak memasak, antara jemput,, lalu terkadang sekedar memijat kepalanya yang agak pusing semua dilakukan pria itu.
Zara agak risih karena beberapa pekerjaan yang seharusnya dia yang lakukan kini diambil alih oleh sang suami dengan alasan dia harus fokus pada bisnis nya dulu,, urusan rumah semua ditangani Aldi.
.
Pekerjaan Bella selesai,, Aldi menemui istrinya yang sudah mengenakan gaun selutut berwarna khaki, owner Al's cake terkesima melihat istri yang makin nampak menawan siang ini.
"gimana cantik kan??" tanya Bella pada pria yang kini terpaku menatap istrinya
" sangat cantik..." puji Aldi membuat pipi putih Zara memerah.
"dasar gombal..." cibirnya menahan malu..
.
"oh ya Bella nanti berikan no rekening mu.. aku transfer nanti.." ujar Aldi pada sang perias yang sedang merapikan kotak makeup nya.
"siap boss... udah buruan nanti telat.."
.
"kau siap??" Aldi beralih pada istri cantiknya,, gadis itu mengangguk lalu menggandeng lengan suaminya.
.
Pintu Pajero sport hitam terbuka, Zara tertegun,, Aldi mengerenyitkan dahi ketika Zara memegang tangannya.
"apa kau baik-baik saja.. kita tidak usah datang kalau kau merasa tidak nyaman.." ujar Zara khawatir kalau suaminya akan sulit menerima pertunangan Tristan bersama gadis yang ia cintai.
"kau bicara apa?? kau merasa aku tidak bahagia??" tatapan Aldi begitu teduh siang ini,, Zara mengangguk pelan. "aku sudah memiliki mu untuk apa aku merasa tidak nyaman..kau mengerti? aku sangat baik-baik saja.." tutur Aldi meyakinkan gadis berwajah sendu bahwa dia memang sudah melupakan Aura yang dulu pernah sangat ia cintai,, dan dia ingin Zara percaya bahwa dia bahagia!
***
Aura sudah selesai berdandan diruang ganti sebuah ballroom hotel tempat acara pertunangan nya dengan Tristan siang ini. Ia mengenakan gaun hasil rancangannya sendiri. Ada perasaan sedih menderanya,, entahlah apa dia akan sanggup menjalani pertunangan yang sama sekali tidak ia harapkan??
Dalam ruangan itu dia sendiri,, memikirkan kembali tentang keputusan nya.
ah! ia nyaris putus asa.. setelah tiba waktu yang telah ditetapkan hati nya kembali bimbang.
"Aura..." suara nyonya Lidya menyapa putrinya yang tertegun sendiri didalam ruang ganti
"ya ma..." sahutnya lemah.
"kau sangat cantik..." puji nyonya Lidya mengamati riasan flawless memulas wajah ayu putrinya "mama berharap,, pertunangan mu dan Tristan akan berjalan lancar dan kalian bisa melangkah sampai menikah.." tutur nyonya Lidya penuh harapan,,
yah.. doa yang baik namun terasa begitu menusuk kedalam relung jiwa gadis yang belum bisa menerima pertunangan ini!
"perlahan kau pasti bisa menerima Tristan dan melupakan Aldi,, kalian sudah memiliki hidup masing-masing..."nasihat nyonya Lidya kepada putrinya yang ia harapkan tidak akan pernah menjadi seperti dirinya, dia peluk gadis yang terlihat rapuh itu.
Aura mengangguk patuh,, matanya basah sementara hatinya sudah lebih dulu remuk redam..
.
Ballroom hotel siang ini sudah didatangi beberapa tamu undangan,, mulai dari teman hingga kolega kedua belah pihak, tidak terkecuali keluarga tuan Wildan bersama istri,. Esa hanya bersama Olivia,, Tyas harus lebih banyak istirahat dengan kehamilan nya,, Dimas datang sendiri tanpa Shanum Karena putri tengah nyonya Almira tidak ingin menjadi bagian dari keluarga wanita yang telah menghancurkan rumah tangga orang tuanya,, yang tak kalah harus menguatkan hati adalah Widya,, dia datang bersama Nanda,, meskipun cintanya tidak terbalas oleh sang CEO dia punya harapan bahwa akan bertemu CEO- CEO lain yang mungkin akan terpukau dengan penampilan nya yang tanpa kacamata,, tetapi memakai softlens minus bewarna grey.
"apa aku cantik Nan..?" tanya Widya meminta pendapat sahabat nya tentang penampilan nya siang ini.
"sangat cantik... aku malah takut nanti kak Tristan malah membatalkan pertunangan nya hanya demi dirimu...," gurau Nanda membuat bias kemerahan dipipi gadis bermata minus.
"hihihi.. sudah lupakan saja,, lebih baik aku mengincar yang lebih tampan lagi.." ujar Widya kepedean, sembari melancarkan aksinya memperhatikan tiap pria berjas disana.
.
Zara dan Aldi memasuki ballroom yang dipenuhi oleh lagu-lagu cinta, ada secuil kebahagiaan perlahan menyusup dalam relung jiwa gadis berwajah sendu, melihat Susana begini ia ingat hari pernikahan dirinya dan Aldi,, sejak hari itu dia berjanji akan selalu disisi suaminya,, hingga saatnya tiba.....
.