webnovel

Tingkat Tiga ataupun Tingkat Empat, Kalian Semua Bagaikan “Monyet”

Editor: Wave Literature

Bulan di malam ini terlihat sangat bulat.

Sinar rembulan tampak sangat indah dan luar biasa. Cahayanya menyelimuti Gunung Qing Mao.

Gu katak Treasure Brass terus melompat sebanyak ratusan meter. Jalanan yang terjal dan curam sama sekali tak menghalanginya.

Jia Fu dan rombongannya duduk di punggung Gu tersebut. Setelah mereka meninggalkan Desa Gu Yue, mereka sekali lagi melanjutkan perjalanan.

Angin terus berhembus mengitari telinga mereka, dan pandangan mereka mengikuti gerakan katak yang terus melompat naik dan turun.

Sinar rembulan menyinari wajah rombongan pedagang yang suram. Hanya wajah Jia Fu yang terlihat dingin bagai es.

Setelah beberapa lama, salah satu rekannya tak bisa menahan kesunyian itu. Ia bertanya pada Jia Fu, "Tuan, apa yang akan kita lakukan sekarang? Bagaimana Anda akan menjelaskan kematian Jia Jin Sheng pada ayah Anda? Apakah kita harus mencari kambing hitam dulu…"

Jia Fu menggeleng, berusaha menghindari pertanyaan itu, "Apa kau tahu kisah mengenai Ren Zu?"

Rekannya pun terpana – jawaban itu sungguh di luar dugaannya. Ia tidak tahu harus berkata apa.

Jia Fu melanjutkan, "Ren Zu memiliki Gu Peraturan dan Ketentuan, dan dia bisa menangkap semua Gu yang ada di dunia. Dia mendapat kekuatan, namun kehilangan kebajikan. Saat itu, jaringnya masih berisi tiga Gu. Tiga Gu itu adalah Gu Perilaku, Gu Keyakinan, dan Gu Prasangka. Ren Zu tidak mau membiarkan mereka pergi, jadi dia pun bertaruh dengan ketiga Gu tersebut. Begitu Ren Zu membuka jaring itu, mereka akan melarikan diri ke tiga arah yang berbeda. Siapapun yang berhasil ditangkap oleh Ren Zu akan menjadi pengikutnya. Tebak, siapa yang Ren Zu tangkap?"

Rekannya berpikir, lalu menjawab, "Gu Perilaku!"

"Apa kau tahu kenapa?" tanya Jia Fu. Rekannya menggeleng.

Jia Fu tertawa, "Karena sikap menunjukkan segalanya. Tidak peduli jika Ayah 'percaya' ataupun 'curiga', aku sudah menunjukkan "sikap" ku. Jia Jin Sheng menghilang, dan aku langsung melakukan penyelidikan di dalam karavan. Begitu aku mendapat petunjuk, aku langsung bergegas menemui klan Gu Yue. Di desa, aku langsung melakukan interogasi dengan resiko akan diserang oleh klan. Aku bahkan sama sekali tidak duduk; dan aku bahkan menggunakan Bamboo Gentleman demi membuktikan perkataan Fang Yuan."

"Begitu aku kembali, aku akan mengeluarkan banyak uang untuk menyewa Tie Leng Xue – seorang penyelidik yang handal. Mau Jia Jin Sheng mati atau tidak, aku sudah melakukan apapun yang kumampu sebagai kakaknya. Sikapku sudah menunjukkan segalanya! Aku sudah memikirkan hal ini matang-matang – kita tidak memerlukan kambing hitam. Kita harus pulang dan berkata dengan jujur, karena aku tidak salah! Jia Gui mungkin menjebakku untuk mencari kambing hitam. Jika aku bisa mencari kambing hitam, dia juga bisa mencari seseorang untuk memutarbalikkan kasus ini."

Rekannya pun terkejut dan berkata, "Tuan, Anda benar-benar yakin bahwa Tuan Muda Jia Gui adalah dalang di balik semua ini?"

"Hmph, siapa lagi yang bisa melakukan hal sedetail ini kalau bukan dia?" kata Jia Fu dengan tatapan marah, "Sebelum ini terjadi, aku bahkan memikirkan persaudaraan kami. Aku sama sekali tidak berniat untuk berbuat curang terhadapnya. Namun, karena dia begitu keji, aku harus membalasnya. Jangan salahkan aku kalau aku menjadi jahat!"

Dia tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang memerhatikannya dari kejauhan.

Fang Yuan berdiri di pinggir bukit. Dia menatap dalam diam.

Pemandangan malam ini benar-benar spektakuler.

Rembulan yang berwarna kuning keemasan membumbung tinggi di angkasa. Cahayanya menyinari seluruh bumi.

Pegunungan di sekitarnya terlihat hijau dan subur. Banyak tanaman yang tumbuh di sana. Pohon-pohon pinus dan cemara memenuhi pegunungan. Bambu-bambu hijau di Gunung Qing Mao juga terlihat berjejer. Lautan berwarna hijau gelap mengalir dari puncak gunung hingga turun menuju kaki gunung.

Dari kejauhan, banyak pegunungan yang terlihat berjejer tanpa henti. Mereka membentuk sebuah bayangan hitam yang besar di bawah sinar rembulan.

Jalanan gunung yang panjang dan berkelok-kelok terlihat menyerupai usus seekor kambing. Sesekali, jalanan itu tertutup oleh hutan – hutan yang membentang di sepanjang jalan.

Jia Fu dan rombongannya terus duduk di punggung katak Treasure Brass sembari melanjutkan perjalanan. Mereka terus berjalan hingga sosok mereka hilang tertutup oleh pepohonan.

Meskipun lahan pegunungan tidak mempengaruhi kecepatan katak Treasure Brass, Jia Fu sama sekali tidak berani langsung melewati Gunung Qing Mao. Jika dia berpapasan dengan sekumpulan monster, kultivasinya yang telah mencapai tingkat empat bahkan tidak bisa melindunginya dari mereka. Oleh karena itu, jalan yang terbaik adalah dengan melewati jalur kecil di sekitar gunung.

Dulu, Fang Yuan berdiri di tempat yang sama sembari membawa payung. Dan kini, ia menyaksikan Jia Fu pergi sekali lagi.

"Masalah akibat pembunuhan Jia Jin Sheng kini telah selesai." Kedua matanya terlihat gelap, dan hatinya merasa tenang dan damai.

Semenjak dia membunuh Jia Jin Sheng malam itu, dia terus memikirkan bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini.

Dia tahu bahwa klan Gu Yue akan mengorbankannya jika kebenaran itu terungkap - jika dia tidak memiliki bukti apapun. Namun, jika dia berbohong sepenuhnya, kebenaran itu juga akan terungkap suatu saat.

Cara terbaik untuk menipu adalah dengan memiliki kebenaran dan kebohongan sekaligus. Ada kebenaran di dalam kebohongannya, dan ada kebohongan di dalam kebenarannya.

Dia harus mengarahkan masalah itu ke tempat lain!

Kasus ini seperti sebuah permainan catur antara dua kubu yang berlawanan. Kubu pertama berisi Jia Fu dan rombongannya, sementara kubu satunya berisi klan Gu Yue. Dalam kasus ini, baik Gu Yue Bo maupun Jia Fu merupakan pion. Bahkan Fang Yuan sendiri juga hanyalah sebuah pion.

Untuk melindungi dirinya sendiri, dia harus memanfaatkan kedua kubu dan mencari celah di antara keduanya.

Beberapa hari yang lalu, Fang Yuan sudah mulai membuat rencana.

Pertama, dia memanfaatkan dua orang penjaga untuk membuat kericuhan di hadapan sang ketua akademi. Kemudian, dia menyembunyikan keberadaan cacing Liquor untuk menarik perhatian semua orang. Di saat yang bersamaan, dia juga membuat sang ketua akademi melakukan penyelidikan terhadapnya secara diam-diam.

Setelah itu, ia merampok uang teman-temannya dan menunjukkan sikapnya yang liar dan ceroboh. Ia menampilkan "kelemahannya" di hadapan para petinggi klan.

Kemudian, ia menghitung hari dan menunggu kedatangan Jia Fu.

Saat diinterogasi, ia menunjukkan sisi penakut dan kekanak-kanakan - yang membuat semuanya mulai menebak apa yang sebenarnya terjadi.

Terakhir, dia memanfaatkan motif milik kedua kubu yang berlawanan. Sang ketua akademi yang tadinya curiga terhadapnya, kini berbalik menjadi saksi matanya.

Bamboo Gentleman adalah halangan kecil yang tidak terduga. Namun, Gu itu hanya memiliki tingkat empat. Dengan bantuan Spring Autumn Cicada, Bamboo Gentleman secara ironis malah menjadi bukti Fang Yuan yang paling kuat.

Akhirnya, Fang Yuan tidak hanya berhasil menjelaskan dari mana ia mendapat cacing Liquor tersebut - ia juga membalikkan tuduhan ke arah Jia Gui yang sama sekali tidak bersalah. Fang Yuan berhasil menyelamatkan diri tanpa kehilangan satu helai rambutpun.

"Sang ketua akademi diminta untuk tetap tinggal. Sepertinya, Gu Yue Bo berniat untuk ikut campur dalam urusan akademi dan menghapus rencana untuk menekanku. Dia memang punya tendensi untuk mentolerir orang. Tapi, motif utamanya bukanlah aku - melainkan Fang Zheng. Aku memang sengaja membongkar semuanya untuk menimbulkan keributan dan menarik perhatian para petinggi. Jika Gu Yue Bo tidak muncul, masih ada Gu Yue Mo Chen dan Chi Lian yang akan maju untuk melindungi reputasi mereka."

"Sementara untuk Jia Fu, dia pasti benar-benar yakin bahwa Jia Gui-lah pelakunya. Hehe, aku ingin melihat pembalasan dendamnya. Karena aku, perselisihan antar dua bersaudara itu akan semakin memanas. Aku penasaran apakah mereka akan mengadakan kompetisi Gu Master?"

"Oh iya, masih ada si penyelidik ternama itu. Tie Leng Xue… hmph." Fang Yuan menyebut namanya, lalu tersenyum, "Di antara semua anggota Righteous, dialah yang paling menarik. Sayangnya, saat ini dia sedang sibuk. Akan sulit baginya untuk datang dan mengurusi masalah ini. Jia Fu ingin menunjukkan sikapnya yang bertanggung jawab, jadi dia harus mengundang Tie Leng Xue. Namun, waktunya sangat tidak memungkinkan. Setidaknya detektif itu akan datang 2-3 tahun lagi."

Dua atau tiga tahun lagi, Fang Yuan akan memiliki kultivasi tingkat dua atau tiga. Setelah itu, hidup akan jauh berbeda.

Angin malam dengan aroma pegunungan yang segar berhembus di sekelilingnya.

Fang Yuan menarik napas. Ia merasa lebih lega.

Pemuda itu menatap ke kejauhan. Gunung-gunung terlihat seperti lukisan. Di bawah cahaya rembulan, mereka terlihat sunyi dan menenangkan.

"Cahaya rembulan menyelimuti pohon pinus. Musim semi menjamah bebatuan." Gumam Fang Yuan. Dia teringat akan sebuah dongeng dari bumi.

Ada sekelompok monyet yang tengah mengejar bulan. Mereka melihat bulan di dalam sumur, dan mereka ingin memancingnya keluar. Para monyet itu berbaris, lalu masing-masing dari mereka memegang ekor monyet yang ada di depannya. Hal ini terus berlanjut hingga monyet pertama mampu menyentuh permukaan air di sumur.

Begitu monyet meregangkan tangannya, permukaan air bergetar dan bulan itu menghilang.

Semua orang di dunia seperti ini. Mereka melihat bayangan bulan, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang nyata.

Mereka tidak tahu apakah itu hanyalah sebuah bulan di dalam sumur, bulan di depan mata, atau bulan di dalam hati mereka.

"Di kehidupan ini, aku ingin menjadi bulan yang nyata. Bulan yang bersinar di atas langit dan gunung-gunung. Bulan yang mampu melewati masa lampau dan berjalan di tengah kegelapan." Kedua mata Fang Yuan berbinar, pegunungan hijau yang cantik terlihat jelas di balik kedua pupil matanya.

Di atas bukit, sesosok remaja bertubuh kurus berdiri dalam diam.

Bulan berwarna keemasan membumbung tinggi di langit malam. Bentuknya bagai sebuah roda bulat.

Bulan telah ada sejak jaman dahulu kala. Dia mengitari langit malam, dan menyinari remaja itu di tanah bebatuan.