"Akhp!"
Nevly menutup mulut dengan kedua bola mata gelapnya membulat terkejut. Melihat sesuatu yang begitu susah untuk dipercayainya, dia menggeleng kepala.
Dua garis merah.
Benda pipih dan ramping itu mengungkapkan kebenaran. Air mata jatuh dari pelupuk mata Nevly.
Kaki serasa tidak memiliki tulang lagi. Nevly yang sekarang berada dalam posisi jongkok mendudukan diri lemas. Dia menyandarkan tubuh di dinding.
Tangan lemahnya mengulur menghidupkan keran shower, membiarkan keran yang berada tepat di atas kepalanya itu membasahi kepala, menetes hingga ke ujung kaki.
Sorot mata Nevly tidak berkedip. Dia lemas tak berdaya sekarang.
''Bagaimana bisa?'' monolog Nevly, kini terlihat wajahnya memucat.
Perlahan disentuhnya perut rata tersebut, "Ada janin di sini... K-kenapa bisa? Aku, aku masih anak-anak! " Dia tak habis pikir.
Selama enam balas tahun hidup di dunia, Nevly tidak pernah terlalu dekat dengan lelaki. Hidup bersama satu atap pun, tidak pernah melewati batas, Nevly selalu menjaga dirinya dengan baik.
Tapi kini kenyataan itu diterimanya. Nevly hamil, dan Dia tidak tahu siapa lelaki brengsek yang telah melakukan hal itu padanya.
Memang, sekitar enam minggu lalu Nevly terbangun di sebuah hotel dengan keadaan tubuh tanpa busana.
Dan, darah perawan, badan sakit semua, mewakili apa yang telah terjadi padanya, di saat itu dia mengklaim diri sudah kehilangan kesucian.
Namun lelaki yang telah melakukan hal itu tidak tahu hilangnya kemana. Nevly hanya menemukan diri sendiri dan tidak ada orang lain.
Nevly menangis tersedu-sedu, tidak bisa membayangkan bagaimana dia menghadapi hidup jika begini.
Dan sekarang rahasia lain terungkap. Dia hamil... Usia remaja.
Apa yang akan dikatakan semua orang terhadapnya nanti? Nevly tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi semua orang ketika mengetahui kenyataannya.
Hingga satu bayangan muncul dalam kepalanya. Bunuh diri.
Senyuman mengambang dari bibir pucat pasi itu. Pikirannya sekarang sudah dimodifikasi iblis. Bisikan yang sedaritadi muncul, mengubah jalur pemikirannya.
Nevly bangkit dari duduknya
Nevly menarik dan menghembuskan napas begitu sering, pasokan udara dalam tubuhnya cepat sekali hilang.