Pendekar Pedang Pencabut Nyawa dibuat terperanjat kembali. Ternyata meskipun tokoh tua itu berada di jalan sesat, namun nyatanya dia masih sanggup untuk memegang sumpahnya.
Padahal hampir setiap orang persilatan tahu, kalau perkataan tokoh-tokoh aliran sesat, sejatinya tidak bisa dipercaya. Apalagi, sumpah janji yang mereka ucapkan biasanya cuma alasan kosong belaka.
Tapi sungguh tak disangka, malam ini Raka Kamandaka telah bertemu dengan tokoh sesat yang gagah dan patut dipuji.
"Terimakasih. Kegagahan karena memegang teguh sumpah dan janji si Tongkat Kumala Hijau, pasti akan selalu aku ingat sampai kapan pun. Selamanya, aku tidak akan pernah melupakan hal ini," kata Raka dengan sungguh-sungguh.
Pemuda itu bicara sambil memberikan hormatnya kepada Tongkat Kumala Hijau.
"Hahaha …" orang tua itu tertawa sangat lantang. Jika suara tawanya tadi terdengar penuh amarah dan dendam, sekarang malah sebaliknya. Suara tawa itu terdengar ruang gembira.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com