Pertarungan itu berjalan menegangkan. Bahkan orang-orang terpilih yang ada di sana dibuat terpukau karenanya. Kadang-kadang mereka juga merasa kebingungan karena kecepatan kedua belah pihak dalam melancarkan serangan.
Percikan api mulai tercipta. Deru angin tajam mengibarkan pakaian para pendekar itu.
Malam mulai semakin gelap. Pertarungan yang menegangka itu sudah berjalan sebanyak puluhan jurus. Di tengah arena, kedua belah pihak yang bersangkutan mulai merasa lelah. Serangan yang mereka layangkan tidak sehebat tadi.
Tenaga dalamnya sudah berkurang cukup banyak. Hal itu terjadi karena Dua Datuk Dunia Persilatan itu terus menerus mengeluarkan jurus kelas atas miliknya.
Saat ini Eyang Wijaya Kusuma mulai menguasai jalannya pertarungan. Terlihat pedangnya menyambar-nyambar bagaikan amukan petir di tengah hujan. Setiap sambaran pedang itu mampu mencabut nyawa manusia hanya dalam waktu singkat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com