para perampok-perampok yang menamakan dirinya sebagai Serigala Padang Karautan.
"Baiklah kalau menurutmu begitu, tetapi bagaimana dengan kuda-kuda tunggangan kita ini?" tanya Saung Rumbaka terlihat masih memikirkan tunggangannya.
"Tinggalkan dulu saja disini, ayo Saung Rumbaka, hep!"
Saung Rumbaka dan Ratu Rengganis pun melompat ke atas dahan pohon untuk memperhatikan apakah keberadaannya di tempat itu ada yang memperhatikan, setelah merasa tidak ada orang yang memperhatikan kedua anak muda itu meloncat turun lagi dan mengendap-endap mengikuti petunjuk jalan dari darah yang tercecer yang di tinggalkan oleh Mondrogini dan tidak berapa lama kemudian Mondrogini yang berjalan sambil meraung-raung kesakitan telah nampak oleh mereka berdua, dan ternyata tidak jauh dari tempat kedua anak muda itu berada di antara padang ilalang hamparan tegalan yang luas berdiri sebuah tenda besar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com