webnovel

6. CEMBURU...???

Akhirnya Rafi pun kembali bekerja seperti biasanya. Setelah satu minggu dia di luar kota.

Saat Rafi memasuki ruangan, dia menatapku dan tersenyum padaku. Aku pun membalas senyuman lebar di bibirku.

Saat hampir tiba jam istirahat. Rafi mendekati meja kerjaku. Sembari menyodorkan papper bag ke arah mejaku.

"Nih ada sedikit oleh-oleh." ucap Rafi.

Aku pun menerima bingkisan itu, "Makasih ya." balasku. Kami pun saling melayangkan senyuman.

Saat Rafi hendak meninggalkan meja kerjaku.

"Rafi.." panggilku cepat. Dan ia pun segera menoleh ke arahku.

"Ya." balasnya singkat.

"Kamu punya saudara kembar ya? Atau memang muka kamu yang pasaran." kataku tiba-tiba sambil terkekeh.

"Maksud kamu?" tanya Rafi bingung.

Aku pun sedikit tertawa melihatnya kebingungan. Kami memang sudah terbiasa saling mengejek hanya untuk bercanda.

"Sorry.. Maksud aku. Ada anak baru di divisi Keuangan. Dia mirip banget sama kamu." jelasku.

"Oh dia. Iya aku udah tau kok." jawabnya singkat.

Hah! Rafi bahkan sudah mengetahui tentang Yusuf. Ini berarti aku benar-benar ketinggalan gossip.

"Bay the way, kamu tau dari mana tentang anak baru itu." tanya Rafi.

"Yusuf?" ucapku.

"Siapa? Yusuf? Kamu bahkan tau nama dia?" ucap Rafi panjang lebar.

"Iya. Aku tau dari temanku yang suka sama kamu. Dia kan satu divisi dengan Yusuf." jelasku.

"Oh bagus lah kalau gitu." ucapnya.

"Maksud kamu?" tanyaku bingung.

"Iya bagus. Suruh saja temen kamu itu suka dengan Yusuf dan berhenti menyukaiku. Lagipula dia miripkan denganku." kata Rafi.

Seketika aku merasa terkejut dengan ucapan Rafi yang sangat to the point itu.

Apa dia benar-benar tidak memikirkan perasaan temanku?

"Jangan dong...." ucapku tiba-tiba yang membuat Rafi sedikit terkejut dan juga bingung. Aku sendiri juga tidak tau kenapa bisa mengucapkan kata-kata itu.

"Eh..Mmm... Maksud aku mana boleh perasaan di hati bisa berubah hanya karena wajah." jelasku.

Rafi tidak menjawab seakan tidak tertarik dengan ucapanku.

"Menurut kamu, siapa yang lebih ganteng? Aku atau Yusuf?" tiba-tiba Rafi bertanya seperti itu padaku.

Aku terdiam sesaat mencoba memikirkan pertanyaan Rafi sembari mengingat wajah Yusuf.

Dan aku pun hanya tersenyum pada Rafi mengisyaratkan sebuah jawaban.

"Ya! Aku tau jawabannya. Sudah pasti ganteng dia. Kamu memang nggak pernah memandangku." ucap Rafi dengan nada kesal sembari pergi meninggalkanku.

Jujur saja, walaupun banyak yang setuju Yusuf terlihat mirip dengan Rafi tapi tidak bisa dipungkiri memang Yusuf lebih tampan dan terlihat sempurna secara fisik dibandingkan dengan Rafi.

Dan itu semua yang membuat suasana satu perusahaan sangat heboh semenjak kehadiran Yusuf.

Di setiap sudut perusahaan ini semua orang membicarakan tentang Yusuf.

Semua perempuan seakan berlomba-lomba untuk mendapatkan hati Yusuf.