Di dunia ini, Monster mengerikanlah yang menjadi puncak rantai makanan. Mereka rakus, kejam, bahkan kanibal. Karena mereka, sejak lahir aku telah kehilangan orang tuaku. Aku diadopsi oleh seseorang petarung yang juga guruku dan kupanggil ayah. Sejak umurku menginjak 12 tahun, aku dilatih bertarung demi diriku saat nanti waktu telah memisahkan kami. Walaupun ayah tiriku itu bisa dibilang petarung level rendah, Namun cara berpedangnya cukup hebat menurutku.
Namaku Nota aku tinggal di sebuah desa kecil di balik bukit Nexl. Letak rumahku agak jauh dari pemukiman warga namun masih 1 desa yang sama. Tepat hari ini aku berulang tahun yang ke-20. Aku dan ayah sedang berlatih di halaman rumah, Sekitar 1,5 jam selesai. Kami lalu istirahat di teras rumah sambil minum kopi hangat dan ngobrol santai. Pagi ini agak dingin dan berembun disertai cahaya mentari mengelilingi pagi ini. Namun hal itu memiliki kesan tersendiri yang membuatnya merasa nyaman.
" Hei Nota, Selamat ulang tahun untuk mu!"Ucap ayahku."Terimakasih telah mengingat nya"ucapku sambil tersenyum. Walaupun hanya ucapan, itu membuat ku senang. Setelah mengucapkan itu kami ngobrol santai lagi. Wajah ayahku yang tadi tenang tiba-tiba menjadi tegang. Apa yang terjadi?
"Nota bersiaplah!!"Ucapnya tiba-tiba. Apa?apa yang dia maksud??aku benar-benar tak mengerti.
Tidak lama kemudian monster berukuran 2-3meter datang dari arah barat. Baunya menyengat. Bentuknya seperti anjing,ular,naga,burung menyatu yang satunya lagi seperti katak, kepiting, dan hiu menyatu. Begitu melihatnya diriku mematung. Aku takut, takut sekali, Bentuk dan rupa mereka sangat menyeramkan, kakiku mulai mati rasa.
"Nota, jangan hanya diam saja!" Aku terkejut mendengar suara itu."Cepat ambil pedang yang ada di gudang!" Aku langsung lari menuju gudang. Gudang itu agak jauh jika dilihat dari kondisi yang sekarang.
Nafasku tak karuan, setelah mengambil 2 pedang aku langsung kembali ketempat tadi. Namun sudah terlambat, ku melihatnya sendiri dengan kedua mataku ketika ayah dikoyak oleh 2 ekor Monster.
Monster itu saling bertarung untuk mendapatkan apa yang akan mereka makan. Aku marah,sedih,takut bercampur aduk dalam pikiran ku."Jangan Bercanda dia bukanlah makanan!!!!" Aku menarik pedangku."Kalian semua terkutuk!" Aku berlari mendekati mereka dan langsung menebas salah satu monster itu. Namun, tanpa aku duga tubuhnya ternyata sangat keras. Aku semakin takut, diluar kendali tanganku terus menebas monster itu.
Klak!!
"Apa?!" Salah satu pedangku patah, monster itu lalu menendangku sangat keras hingga aku terpental dan menghantam dinding rumah. Rasanya sangat sakit, tulang punggungku serasa remuk. Saat ini aku terbaring lemas dan tak bisa apa-apa, monster itu mendekatiku tanpa mempedulikan apa yang telah ia dapat tadi.
Aku sangat takut, Namun tidak bisa apa-apa sementara monster itu semakin mendekatiku"Sepertinya ini akhir bagiku, Maafkan aku ayah." Monster itu telah ada disini. Mulutnya sudah terbuka lebar didepanku dan memperlihatkan taringnya yang besar dan tajam.
"Roarrr!!!"
"Apa, apa yang terjadi?"gumamku. Monster itu tidak jadi memakanku. Kulihat sebilah pedang menancap di perutnya jadi aku telah diselamatkan kan. "Pedang apa itu? Bukannya tubuhnya sangat keras bahkan pedangku patah dibuatnya. Apa butuh teknik khusus untuk menembus kulit keras itu?tapi untunglah, telat sedetik saja aku pasti telah tewas."
"Kau baik-baik saja?" Sebuah suara memanggilku."kau aman sekarang" Dia laki-laki yang mungkin seumuran denganku. Dia lalu memotong kaki monster itu dengan 3 tebasannya. Monster itu kesakitan dan melawan lelaki itu dengan membuka mulutnya lebar-lebar untuk melawanya. Karena mulutnya terbuka sangat lebar lelaki itu melempar pedangnya yang membuat monster itu tersedak dan tertusuk dari dalam kemudian mati.
"terimakasih, aku terselamat kan"Ucapku
"kudengar ada 2 orang disini, dimana yang lain?" tanya lelaki itu.
"Dia disana, dia tewas dicabik monster itu. Aku melihatnya sendiri didepan mataku, Mereka benar-benar kejam. Walaupun dia ayah tiri ku tetap saja aku tidak akan memaafkannya...." ucap penuh marah dan sedihku dipotong olehnya.
"Aku turut berduka, tapi basa-basinya untuk nanti saja. Apa kau masih sanggup berjalan?"
"Tentu saja,akan kupaksakan!"
"Maukah kau menolongku membasmi monster yang lain?"
"Mustahil aku melakukannya kau lihat? pedangku patah dibuatnya!" Dia mengambil pedangku yang satunya dan melihatnya.
"Hmmm aku ada caranya, tapi karena kau pemula dan pedang ini bukan pedang khusus, aku rasa kau tidak akan sanggup karena ini sangat extreme!"
"Baiklah akan kulakukan, lebih baik aku melawan daripada hanya diam ketakutan yang bahkan tak menghasilkan apapun!" Entah dari mana rasa berani ini muncul.
"Baiklah tapi kalau kau mati jangan salahkan aku. Kau hanya harus menunggu mereka sampai membuka mulutnya di hadapanmu, lalu kau masuk ke tenggorokankan nya dan diam di sana, setelah itu kau tusuk lalu lakukan gerakan memutar untuk memenggalnya dari dalam, Kulitnya memang keras tetapi bagian dalamnya tidak" Ucapnya seolah itu adalah hal yang mudah ia lakukan
".... Apa!!??"
"Aku kan sudah bilang"
"apa tidak ada cara lain?" Ucapku ketakutan. Ia hanya menggelengkan kepalanya."Tapi kau sendiri bahkan tidak masuk kedalam nya tadi!"
"Oh, itu karena pedangku telah kuolesi racun sebelumnya. Racun itu sangat berefek untuk monster level rendah seperti mereka."
"Baiklah akan kulakukan" aku sudah tidak peduli dengan ku nanti, aku hanya ingin menebas mereka.
"kalau begitu cepatlah sebelum mereka ketempat yang ramai, sebelum itu aku ingin kau mengurus monster yang membunuh ayahmu di sana, aku tau kau marah jadi itu milikmu. Lakukan seperti yang aku katakan dengan begitu kau akan membunuhnya" Ucapnya.
"Oke kalau begitu" Ucap ku dengan nada marah.
"Kalau begitu aku pergi dulu, semoga berhasil!!" Ucapnya lalu pergi meninggalkanku.
Kupaksakan tubuhku berdiri lalu berjalan, aku tidak peduli rasa sakit yang menyelimuti diriku. Kuraih pedangku dan mendekatinya. Kulihat dia masih menikmati makanannya."Kurang ajar kau!!"batinku. Kuberlari mendekatinya lalu dengan cepat ku menusuk matanya. Itu membuatnya kesakitan yang luar biasa baginya dan menyebabkan buta sebelah.
"Datanglah kemari monster sialan! aku akan membunuhmu!"
Monster itu membuka mulutnya tepat di hadapanku. "Saatnya!!"Aku langsung masuk ke tenggorokannya. Ku dengar ia merengek kesakitan, lalu ku tusukkan pedangku dan langsung memutar tubuh.
"RRrrrrr!!!"
Aku telah memenggalnya. Ia masih bisa bergerak walaupun sesaat. Aku keluar bermandikan darah. Jujur saja aku ada sedikit rasa kepuasan setelah membunuh monster itu tadi. Kemudian aku menuju sungai untuk membersihkan diriku. Setelah berjalan cukup lama akhirnya aku sampai. Lalu aku berendam dan membuat air di sekitarku tercampur darah. Tanpa ku sadari, ternyata ada monster di dalam sungai. Mereka mencium darah yang aku sebabkan. Saat aku berbalik dari sungai, Tiba-tiba mereka muncul.