Hari ini sudah masuk liburan semester, dan mulai hari ini juga Renata menjadi sekretaris pengganti om Marcell atau Ayahnya Anita.
"Permisi." Ucap Renata sopan
"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam ruangan
Renata langsung membuka pintu ruangan tersebut dan menampakkan om Marcell yang sedang tersenyum kearah.
"Kau sudah datang, Rena." Ucap Marcell
"Iya, om." Sahut Renata
Renata masuk ke dalam ruangan Marcell dan dudu di depan bos nya itu.
"Kamu sudah bertemu dengan Fina?" Tanya Marcell
"Sudah, om." Sahut Renata
"Kalau begitu kamu juga sudah tahu apa saja tugasmu, kan?" Tanya Marcell
"Iya, om. Kak Fina sudah menjelaskan semuanya sama saya." Sahut Renata
"Baguslah. Kalau begitu kamu langsung kerja saja. Ruangan Fina ada disamping ruangan saya. Kamu bisa menggunakan ruangan Fina sebagai tempat kerjamu." Sahut Marcell
"Baik, om. Kalau begitu saya permisi dulu. Saya mau mengatur ulang jadwal pertemuan tuan dengan pak Nathan." Sahut Renata
"Oh iya, kalau bisa atur di jam makan malam. Nathan biasanya sibuk dari pagi sampai sore." Sahut Marcell
"Baik, tuan." Sahut Renata
"Jangan panggil tuan, panggil bapak saja." Sahut Marcell
"Baik, om." Sahut Renata
Lalu Renata undur diri untuk menuju ruangan Fina, sang sekretaris om Marcell yang mau cuti melahirkan. Renata langsung mengerjakan pekerjaannya.
Ditengah-tengah melakukan pekerjaannya, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Haikal.
Renata yang membaca nama Haikal tertera dilayar langsung membalik ponselnya dan mengabaikannya.
Sejak kejadian ditaman waktu itu, Renata benar-benar menghindari Haikal. Bahkan Renata tidak mau bertemu dengan Haikal. Hatinya benar-benar sakit saat melihatnya. Bayangkan saja, kau melihat tunanganmu berciuman dengan perempuan lain. Parahnya lagi, perempuannya itu adalah masa lalu dari tunanganmu. Bagaimana perasaanmu? Pasti sakit kan? Itu juga yang juga dirasakan oleh Renata sekarang.
Renata berusaha fokus pada pekerjaannya. Dia tidak mau masalah pribadinya mengganggu pekerjaannya.
Setelah berkutat dengan laptopnya selama kurang lebih satu jam, akhirnya jadwal sudah diatur ulang. Kini sekarang dia harus mengingatkan bos nya untuk kepertemuan penting para investor perusahaan di aula tiga puluh menit lagi. Tapi sebelum memberitahu bosnya, Renata pergi ke lantai tiga perusahaan ini untuk melihat apakah aula untuk pertemuannya sudah siap atau belum.
Saat Renata sudah berada dilantai tiga dan bertanya pada beberapa karyawan mengenai letak aula, akhirnyaa Renata sampai di aula pertemuan itu. Dia melihat beberapa karyawan sedang menyiapkan ruangan aula.
"Maaf mengganggu, kira-kira berapa lama lagi ruangan ini siap?" Tanya Renata pada salah satu karyawan di sana
"Mungkin sepuluh menit lagi aulanya akan siap." Sahut salah satu karyawan tersebut
"Baiklah. Saya permisi dulu. Nanti dua puluh menit lagi saya akan kembali bersama tuan Marcell. Pastikan aulanya siap saat kami datang." Sahut Renata
"Baik, bu." Sahut karyawan tersebut
Renata langsung turun menuju lantai dua. Dia memilih untuk menuju ruangannya untuk melihat presentasi yang sudah disiapkan kak Fina sebelumnya. Renata juga mempelajari ulang isinya agar dapat menarik para investor baru.
Setelah dua puluh menit berlalu, Renata menutup laptopnya. Dia membawa beberap dokumen dan satu laptop untuk presentasi nanti. Setelah semuanya dibawa, dia langsung menuju ruangan Marcell.
Renata mengetuk pintu ruangan bosnya. Saat mendengar kata masuk, Renata langsung membuka pintunya.
"Maaf pak, saya cuma mau mengingatkan kalau sepuluh menit lagi ada pertemuan penting para investor di aula tiga." Ucap Renata
"Baiklah. Kalau begitu kita sekarang menuju aula." Sahut Marcell
"Baik, pak." Sahut Renata
Renata berjalan disamping Marcell untuk menuju ruangan aula.
Setibanya diruangan aula, mereka melihat ruangannya sudah siap. Marcell masuk dan menuntun Renata menuju meja presentasi. Dia mengajarkan Renata beberapa hal penting sebelum presentasi dimulai.
Sepuluh menit berlalu dan sekarang aula pertemuan itu ramai berdatangan beberapa investor baik yang lama maupun yan baru.
Marcell menggenggam tangan Renata dibawah meja guna menenangkannya.
Renata yang kaget tangannya digenggam, langsung menoleh dan melihat Marcell tersenyum kearahnya.
Renata yang melihat senyuman itu, merasa tenang. Daritadi dia sangat gugup. Ini adalah presentasi pertamanya. Dia tidak mau mengecewakan om Marcell yang sudah percaya padanya.
"Jangan gugup, kamu tidak sendiri. Ada saya yang akan membantumu." Bisik Marcell ditelinga Renata
Renata hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar kalimat yang diucapkan om Marcell padanya.
Marcell berdiri dan memulai acara. Lalu dilanjutkan oleh Renata yang mempresentasikan produk baru dan hasil perkembangan perusahaan kepada para investor.
Pertemuan itu berjalan selama dua jam. Setelah dua jam berlalu, pertemuan itu selesai. Sekarang hanya tinggal Renata bersama Marcell di dalam ruangan aula pertemuan.
"Bagaimana tadi?" Tanya Marcell
"Rena sangat gugup tapi juga senang karena ada beberapa investor baru yang mau menanamkan sahamnya." Sahut Renata
"Saya juga senang dengan hasil kerjamu. Dibandingkan Fina, kamu jauh lebih bisa menarik perhatian investor." Sahut Marcell
"Memangnya kak Fina kenapa om?" Tanya Renata
"Selama Fina menjadi sekretaris saya, dia hanya bisa menggaet dua sampai tiga investor baru setiap tahunnya. Tapi tahun ini ada lebih dari lima investor baru dan itu berkatmu, Rena." Puji Marcell
"Terimakasih banyak, om." Sahut Renata
Lalu mereka berdua keluar dari ruangan aula dan menuju ruangan masing-masing.
Saat jam makan siang tiba, terdengar suara ketuka pintu dari luar ruangannya. Renata langsung berdiri dan membukakan pintu.
"Pak Marcell." Ucap Renata
"Ini sudah masuk jam makan siang, mau makan bersama saya?" Tawar Marcell
"Boleh, pak." Sahut Renata
"Saya turun diparkiran kalau begitu." Sahut Marcell
Lalu Renata kembali ke dalam ruangannya untuk mengambil ponsel dan tasnya. Lalu dia berjalan menuju parkiran untuk makan siang dengan om Marcell.
Setibanya diparkiran, Renata langsung menemui Om Marcell yang sudah berdiri menunggunya. Mereka berangkat untuk makan siang di salah satu Restoran yang menyajikan aneka macam hidangan ala Jepang.
Mereka berdua makan dengan nikmat. Setelah makan, mereka kembali ke perusahaan karena masih ada beberapa pekerjaan lagi.
"Sedari tadi ponselmu berbunyi, apakah kau tidak ada niat untuk mengangkat panggilannya?" Tanya Marcell
"Tidak, om. Lagian tidak penting juga." Sahut Renata
Marcell melirik sekilas ponsel Renata yang berbunyi. Disana tertera nama Haikal dengan emoticon red love di sampingnya.
"Sepertinya yang memanggil itu adalah kekasihmu. Yakin tidak mau mengangkatnya?" Tanya Marcell lagi
"Saya sedang bertengkar dengannya. Jadi saya menghindarinya." Sahut Renata
"Bertengkar karena apa? Maaf jika saya terkesan ingin tahu. Tapi jika kamu tidak mau menjawab, tak apa." Sahut Marcell
"Saya melihatnya ciuman dengan mantan kekasihnya." Sahut Renata
"Sudah mendengar penjelasannya?" Tanya Marcell
Renata menggelengkan kepalanya.
"Cobalah dengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Bisa saja apa yang kamu lihat itu hanya salah paham. Jangan sampai hanya karena salah paham, hubungan kalian berakhir." Sahut Marcell
"Saya tidak bisa, om. Hati saya masih sakit." Sahut Renata
"Kita masih memiliki waktu tiga puluh menit, mau pergi ke wahana bermain?" Tawar Marcell
Dia hanya ingin menghibur Renata yang sepertinya sangat sedih.
"Wahana bermain?" Tanya Renata
"Iya, saya sering mengajak Anita ke tempat itu ketika dia marah pada saya. Jadi saya pikir tidak ada salahnya saya juga mengajakmu ke sana." Sahut Marcell
"Boleh, om." Sahut Renata cepat
Marcell hanya tertawa kecil mendengarnya. Lalu mereka pergi ke wahana bermain itu. Mereka berdua menghabiskan waktu tiga puluh menit di wahana bermain itu. Marcell juga mengikuti kemanapun Renata pergi dan menemaninya bermain. Sekarang Renata tidak sedih lagi, perasaannya menjadi lebih baik sekarang.