webnovel

Chapter 444 : Gelang Priest Gereja Sancta Lux part 3

"Apa yang terjadi ?! Lenganku.....," ucap Elsie.

Setelah lengan kanan Elsie terpotong oleh pedangku, darah langsung mengalir keluar dengan cukup deras dari bagian lengannya yang terpotong. Namun aku dengan cepat langsung mengarahkan tangan kiriku ke arah Elsie untuk menyembuhkan dan menghentikan darah yang mengalir keluar itu agar tidak terus keluar.

~Full Healing~

Setelah aku melancarkan sihirku ke arah Elsie, darah yang sebelumnya mengalir keluar pun kini telah berhenti. Akan tetapi, meski darah yang mengalir keluar itu telah berhenti, lengan Elsie masih dalam keadaan terpotong. 

Sementara itu, Elsie yang sebelumnya terkejut karena melihat lengan kanannya yang terpotong sedang melayang di udara, kini mulai menoleh secara perlahan ke bagian lengan kanannya. Setelah melihat bagian lengan kanannya, Elsie terlihat sangat terkejut.

"AHHHHHHH," teriak Elsie yang terkejut.

Kemudian, Elsie lalu meraba-raba bagian lengan kanannya yang terpotong itu dengan tangan kirinya.

"Lenganku, lenganku telah terpotong ?!?!," ucap Elsie yang masih terkejut.

Sementara itu, setelah menyembuhkan dan menghentikan darah yang keluar dari bagian lengan Elsie yang terpotong, aku lalu menurunkan tangan kiriku yang sebelumnya digunakan untuk melancarkan sihir penyembuhan kepada Elsie. Selain itu aku juga menaruh pedangku kembali yang sebelumnya digunakan untuk memotong lengan kanan Elsie. 

Setelah itu, aku lalu melihat ke atas dan melihat potongan lengan kanan Elsie masih melayang tepat di atasku. Setelah beberapa saat melayang karena terlempar akibat aku potong, potongan lengan kanan Elsie secara perlahan mulai jatuh ke bawah tepat ke arahku. Melihat potongan lengan kanan Elsie jatuh ke bawah, aku lalu langsung menangkap potongan lengan itu dengan menggunakan tangan kananku. Setelah menangkap potongan lengan itu, aku lalu melihat dan memperhatikan potongan lengan itu. Gelang pendeteksi yang terpasang di lengan Elsie masih melingkar di potongan lengan kanan Elsie.

Setelah melihat gelang itu masih melingkar di potongan lengan itu, aku lalu bersiap untuk mengeluarkan gelang itu. Ketika aku sedang bersiap untuk mengeluarkan gelang itu, aku tiba-tiba mendengar suara Elsie.

"Rid Archie!!!," ucap Elsie.

Aku mendengar Elsie memanggil namaku. Mendengar itu, aku lalu menoleh ke arah Elsie. Ketika aku sudah menoleh ke arah Elsie, aku melihat Elsie yang sedang berjalan perlahan ke arahku sambil melihatku dengan tatapan marah.

"Rid Archie! Beraninya kamu memotong lengan kananku!!," ucap Elsie.

Elsie mengatakan itu sambil memegang bagian lengan kanannya yang telah terpotong dengan lengan kirinya. Setelah itu, Elsie yang sudah berada dekat denganku lalu mencoba untuk memukulku dengan menggunakan tangan kirinya. Tetapi aku dapat dengan mudah menangkap pukulan itu dengan menggunakan tangan kiriku, sementara tangan kananku saat ini masih memegang potongan lengan kanan Elsie.

"Tenanglah, nona Elsie," ucapku sambil menahan pukulan Elsie.

"Bagaimana aku bisa tenang setelah melihat kamu yang baru saja memotong lengan kananku," ucap Elsie.

"Aku memotong lengan kananmu bukan tanpa sebab. Seperti yang aku bilang sebelumnya, cara yang akan aku gunakan untuk melepaskan gelang yang ada di lenganmu adalah dengan memotong lenganmu,"

"Lebih baik sekarang kamu tenang dulu, nona Elsie. Setelah aku melepas gelang ini, aku akan menyambungkan lenganmu kembali," ucapku.

Setelah mendengar perkataanku, Elsie terlihat terkejut.

"Apa yang baru saja kamu katakan ? Menyambungkan lenganku ?," tanya Elsie.

"Iya. Sekarang pokoknya kamu diam dan tenang dulu, nona Elsie. Aku mau melepaskan gelang yang ada di lengan kananmu ini terlebih dahulu," ucapku.

Setelah mengatakan itu, aku lalu melepaskan lengan kiri Elsie yang sebelumnya aku tahan karena dia berusaha untuk memukulku. Kemudian, aku lalu menggunakan tangan kiriku untuk menyentuh dan mengambil gelang yang melingkar di potongan lengan kanan Elsie, sementara tangan kananku tetap memegang potongan lengan kanan Elsie. Aku dapat melepaskan gelang itu dengan mudah dengan mengarahkan dan menggerakkan gelang itu ke bagian lengan yang telah terpotong. 

Setelah aku berhasil melepaskan gelang itu, aku lalu menjatuhkan gelang itu ke permukaan salju yang ada di bawahku. Elsie terlihat terkejut ketika melihatku sudah melepaskan gelang itu dan menjatuhkan gelang itu ke permukaan salju. Elsie terkejut sambil melihat gelang yang sudah berada di atas permukaan salju yang ada di bawahku.

"Gelangnya.....," ucap Elsie.

Setelah menjatuhkan gelang itu, aku lalu menghampiri Elsie sambil memegang potongan lengan kanannya.

"Nona Elsie, aku akan menyambungkan lengan kananmu kembali. Pertama-tama, aku akan menempelkan potongan lengan kananmu ini ke bagian lenganmu yang terpotong terlebih dahulu. Saat aku sudah menempelkan potongan lengan kananmu ini, bisakah kamu menggunakan tangan kirimu untuk terus memegang dan menempel potongan lengan kananmu agar tidak terjatuh saat aku ingin menyambungkannya ?," tanya.

Elsie yang sebelumnya sedang melihat gelang yang terjatuh itu, kini langsung menoleh ke arahku. Tetapi Elsie hanya terdiam saja setelah mendengar perkataanku. Mungkin dia masih tidak percaya dengan ucapakanku yang sebelumnya yang bilang kalau aku bisa menyambungkan lengannya kembali. Namun tidak lama kemudian, dia pun mulai menanggapi perkataanku.

"Baiklah," ucap Elsie.

Setelah itu, aku lalu mulai menempelkan potongan lengan kanan Elsie ke bagian lengannya yang terpotong. Ketika potongan lengan kanan Elsie sudah menempel, Elsie lalu memegang potongan lengannya itu dengan menggunakan tangan kirinya. Aku pun juga ikut memegangi potongan lengan kanan itu dengan menggunakan tangan kiriku karena aku khawatir kalau Elsie tidak cukup kuat untuk terus memegangi potongan lengan kanannya itu hanya dengan 1 tangan. Setelah potongan lengan kanan itu sudah dipegang dengan kuat agar tidak terjatuh, aku lalu mengarahkan tangan kananku ke bagian lengan yang terpotong yang saat ini sudah ditempel oleh potongan lengan kanan Elsie. Aku lalu melancarkan sihir penyembuhanku ke bagian lengan yang terpotong itu.

~Full Healing~

Aku melancarkan sihir penyembuhan ke bagian lengan yang terpotong itu selama beberapa detik. Beberapa detik kemudian, aku lalu menurunkan tangan kananku dan juga melepaskan tangan kiriku yang sebelumnya digunakan untuk memegangi potongan lengan kanan Elsie.

"Sudah selesai, nona Elsie. Sekarang kamu bisa melepaskan tangan kirimu dari lengan kananmu. Lengan kananmu sudah tersambung sepenuhnya dan tidak akan terjatuh apabila kamu tidak memeganginya lagi," ucapku.

Setelah mendengarkan perkataanku, Elsie terlihat terkejut.

"Benarkah ?," tanya Elsie.

"Iya," ucapku.

Elsie kemudian melihat ke arah lengan kanannya. Tangan kiri Elsie terlihat masih memegangi lengan kanannya namun Elsie secara perlahan mulai melepaskan tangan kirinya itu dari lengan kanannya. Setelah Elsie sudah melepaskan tangan kirinya itu, Elsie sangat terkejut begitu mengetahui kalau lengan kanannya memang sudah tersambung lagi.

"Lengan kananku benar-benar sudah tersambung lagi ?!," ucap Elsie yang terkejut.

Melihat Elsie yang terkejut, aku pun kembali berbicara kepadanya.

"Coba kamu gerakkan lengan kananmu, nona Elsie," ucapku.

Setelah mendengar perkataanku, Elsie pun langsung menggerakkan lengan kanannya itu. Elsie pun kembali terkejut saat menggerakkan lengan kanannya itu.

"Tidak hanya bisa disambungkan kembali, lengan kananku yang sebelumnya dipotong pun kini juga bisa digerakkan kembali. Aku tidak percaya ini, bagaimana bisa kamu menyambungkan lenganku yang sebelumnya kamu potong ?! Sihir penyembuhan biasa tidak mungkin dapat menyambungkan lengan yang terpotong dengan mudah," ucap Elsie.

"Yah anggap saja kalau kemampuan sihir penyembuhanku ini special, nona Elsie. Sebelumnya aku juga pernah menyambungkan lengan seseorang yang terpotong yaitu lengan komandan Oliver. Lengan beliau terpotong karena beliau bertarung melawan tuan Duke Remy di San Fulgen Akademiya. Aku berhasil menyambungkan lengan beliau setelah insiden penyerangan di San Fulgen Akademiya berakhir," ucapku.

"Lengan tuan komandan Oliver terputus ? Aku baru tahu soal ini," ucap nona Elsie yang terlihat sedikit terkejut.

"Wajar kalau kamu tidak tahu, nona Elsie. Saat itu, setelah penyerangan berakhir, memang ada beberapa wartawan dari Diganta yang datang ke San Fulgen Akademiya untuk mendapatkan berita tentang insiden penyerangan itu. Mereka berhasil mengambil beberapa fotoku yang sedang menyembuhkan orang-orang yang terluka di akademi, tetapi untungnya mereka tidak mengambil foto ketika aku sedang menyambungkan lengan komandan Oliver. Jadi tidak ada banyak orang yang tahu tentang lengan komandan Oliver yang terputus. Selain itu, tidak banyak orang juga yang tahu kalau sihir penyembuhanku bisa digunakan untuk menyambungkan anggota tubuh selain kepala yang terpotong. Oleh karena itu, karena aku sudah menyambungkan lengan kananmu, tolong untuk tidak menyebarkan tentang aku yang bisa menyambungkan anggota tubuh yang telah terpotong," ucapku.

"Tenang saja, Rid Archie. Karena kamu telah menyambungkan lengan kananku kembali, aku tidak akan menyebarkan tentang informasi ini. Tetapi, aku masih belum terima karena kamu telah memotong lengan kananku secara tiba-tiba," ucap Elsie dengan nada yang sedikit marah.

"Aku minta maaf soal itu, nona Elsie. Jika aku tidak memotong lengan kananmu secara tiba-tiba, aku yakin kamu akan terus menolak rencanaku yang ingin memotong lengan kananmu," ucapku.

"Yah, kamu benar. Soalnya mana ada orang yang setuju apabila lengannya akan dipotong. Kamu juga sebelumnya tidak bilang terlebih dahulu kalau kamu bisa menyambungkan lenganku kembali setelah dipotong. Jika kamu bilang terlebih dahulu, mungkin aku akan tenang," ucap Elsie.

"Padahal sebelumnya kamu bilang kalau kamu tidak masalah apabila kamu mati, tetapi kamu malah panik setelah aku bilang kalau aku mau memotong lenganmu, nona Elsie," ucapku.

"Aku memang tidak masalah apabila aku mati, tetapi soal lengan yang dipotong itu beda cerita. Jika lenganku dipotong dan aku dibiarkan hidup, itu malah akan menambah penderitaanku,"

"Yah pokoknya aku memang masih tidak terima karena kamu memotong lenganku secara tiba-tiba, tetapi karena itu aku juga mengucapkan terima kasih, Rid Archie. Karena kamu telah memotong lenganku, gelang yang melingkar di lenganku itu pun jadi bisa dikeluarkan," ucap Elsie.

Nona Elsie mengatakan itu sambil melihat ke arah gelang yang melingkar di lengannya sebelumnya yang kini sudah tergeletak di atas permukaan salju. Elsie juga mengatakan itu dengan nada suara seperti mau menangis. Mungkin dia terharu karena akhirnya dia bisa melepas gelang yang selama ini mengikatnya untuk terus menjadi seorang Priest.

"Masih terlalu cepat untuk mengucapkan terima kasih kepadaku, nona Elsie. Karena aku masih belum melepaskan gelang yang melingkar di lengan kirimu," ucapku.

"Ya, kamu ada benarnya," ucap Elsie.

"Oleh karena itu, aku akan memotong lengan kirimu terlebih dahulu untuk melepaskan gelang itu, nona Elsie. Sekarang kamu sudah tidak keberatan apabila lenganmu aku potong kan ?," tanyaku.

"Setelah mengetahui kalau kamu bisa menyambungkan lenganku kembali setelah dipotong, mana mungkin aku keberatan. Aku siap apabila kamu mau memotong lengan kiriku ini," ucap Elsie.

Kemudian, Elsie tiba-tiba mengangkat lengan kirinya ke samping.

"Silahkan potong lengan kiriku ini, Rid Archie," ucap Elsie.

"Baiklah, nona Elsie. Aku akan melakukan ini dengan cepat," ucapku.

Setelah itu, aku langsung mengambil pedangku yang ada di pinggangku dan langsung memotong lengan kiri Elsie dengan cepat. Lengan kiri Elsie pun langsung terhempas melayang ke atas setelah aku potong dengan menggunakan pedangku.

-

Sementara itu, di sebuah pemakaman yang memiliki ukuran sangat luas. 

Pemakaman yang memiliki ukuran yang sangat luas itu merupakan pemakaman terbesar di kerajaan San Fulgen Akademiya. Pemakaman itu terletak di sebelah utara White Palace dan jaraknya pun tidak jauh.

Di pemakaman itu, terlihat Ratu Kayana sedang melihat banyak peti mati yang mulai dikuburkan di depannya. Ratu Kayana melihat peti-peti mati yang sedang dikuburkan itu dengan tatapan yang sedih. Di belakang Ratu Kayana, terlihat para komandan Prajurit seperti komandan Oliver, komandan Asier, komandan Allister, komandan Keira dan komandan Ivana, serta para Duke dan Duchess juga melihat ke arah peti-peti mati yang sedang dikuburkan yang berada di depan mereka. Beberapa dari mereka ada yang terus melihat ke arah peti-peti mati yang sedang dikuburkan itu, sementara sisanya hanya melihat sebentar dan kemudian memilih untuk menunduk. 

Sementara itu, cukup jauh di samping Ratu Kayana, terlihat High Priest Theodor sedang membaca isi buku yang dibawanya dengan suara yang keras. High Priest Theodor membacakan buku itu sambil menghadap ke arah peti-peti mati yang sedang dikubur itu. Sementara, para Priest gereja Sancta Lux yang ada di belakangnya terlihat sedang menyanyikan beberapa nyanyian untuk mengiringi acara pemakaman bangsawan-bangsawan yang telah tewas akibat penyerangan di kerajaan San Fulgen. 

Namun, tidak semua Priest itu menyanyikan nyanyian itu. Ada 3 orang Priest yang terlihat hanya diam saja tanpa mengikuti nyanyian itu. Saat ini, 3 orang Priest itu belum diketahui wajahnya karena wajahnya masih tertutup oleh tudung kepala yang mereka pakai. Namun beberapa saat kemudian, tudung kepala yang mereka kenakan sedikit terbuka karena tertiup oleh angin dan menyebabkan wajah mereka terlihat sekilas. 3 orang Priest yang tidak ikut menyanyi itu adalah Remia, Willa dan juga nona Laviena. Nona Laviena terlihat sedang tersenyum ketika wajahnya terlihat sekilas akibat tudung kepalanya yang sedikit terbuka.

-Bersambung