webnovel

Chapter 421 : High Priest Gereja Sancta Lux Kota San Lucia

Aku, Irene, senior Nadine dan senior Gretta pun langsung terkejut begitu mendengar perkataan Duchess Arlet.

"Deklarasi perang terhadap Holy Kingdom ?!," ucap senior Gretta.

"Iya. Maka dari itu, kita tidak boleh asal menyentuh atau menyerang para Priest gereja Sancta Lux meskipun mereka telah melakukan sesuatu yang mungkin merugikan kerajaan ini. Kita sebagai pemimpin di kerajaan ini pun juga tidak boleh asal menyentuh, menghukum ataupun menyerang mereka meskipun mereka telah melakukan sesuatu yang merugikan kerajaan ini," ucap Duchess Arlet.

"Jika para Priest itu tahu tentang kemampuan sihir penyembuhan Rid. Bukankah jadi sulit untuk menghentikan mereka karena anda yang merupakan salah satu pemimpin di kerajaan ini saja tidak bisa asal menyentuh atau melakukan sesuatu kepada mereka," ucap ucap senior Gretta.

"Iya, menghentikan mereka akan sulit apabila mereka memutuskan untuk menyentuh atau mendekati Rid. Bahkan Yang Mulia Ratu sekalipun juga akan sulit untuk menghentikan mereka," ucap Duchess Arlet.

"Jadi apa yang harus kita lakukan jika para Priest ataupun para High Priest itu mengetahui tentang kemampuan sihir penyembuhan Rid ?," tanya senior Gretta.

"Aku nanti akan membicarakan tentang masalah ini dengan Yang Mulia Ratu. Kami akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. Kami tidak akan membiarkan para High Priest itu mendekati ataupun menyentuh Rid dan di sisi lain kami juga tidak mau berkonflik dengan mereka," ucap Duchess Arlet.

"Semoga nanti anda dan Yang Mulia Ratu menemukan solusi terbaik atas masalah ini, nona Duchess," ucap senior Gretta.

"Iya, terima kasih, Gretta. Sekarang, lebih baik kita segera kembali ke dalam gereja Sancta Lux," ucap Duchess Arlet.

"Baik, nona Duchess," ucap senior Gretta.

Aku, Irene dan senior Nadine pun mengangguk setelah mendengar perkataan Duchess Arlet. Setelah itu, kami pun langsung bergegas pergi ke arah pintu yang terhubung dengan bangunan gereja Sancta Lux. Lalu, kami semua pun masuk ke dalam pintu itu.

-

Sementara itu, di suatu ruangan yang ada di dalam gereja Sancta Lux kota San Lucia.

Terlihat komandan Allister tengah duduk di sebuah ranjang yang ada di ruangan itu. Di sampingnya terlihat ada Duke Louis yang sedang duduk di kursi yang ada di samping ranjang itu. Tidak hanya Duke Louis saja, terlihat ada wakil komandan Agneta juga yang saat ini sedang berdiri di samping ranjang tempat komandan Allister berada. Keberadaan komandan Allister di gereja itulah yang membuat Duke Louis memilih untuk datang ke gereja itu terlebih dahulu sebelum kembali ke kediamannya. Sebelumnya Duke Louis mendapatkan kabar kalau komandan Allister terluka cukup parah dan sedang dirawat di gereja Sancta Lux, maka dari itu beliau langsung pergi ke gereja Sancta Lux untuk menjenguk komandan Allister.

"Bagaimana kondisi anda saat ini, komandan ?," tanya Duke Louis.

"Kondisi saya sangat baik, tuan Duke. Saya minta maaf karena telah membuat anda repot-repot untuk menjenguk saya," ucap komandan Allister.

"Tidak apa-apa, anda tidak perlu minta maaf. Lagipula anda terluka seperti ini karena telah melindungi wilayah saya dari serangan orang-orang baik itu orang-orang biasa maupun orang-orang yang telah berubah menjadi iblis. Saya mengucapkan terima kasih karena anda telah melindungi wilayah saya," ucap Duke Louis.

"Anda tidak perlu berterima kasih, tuan Duke. Lagipula ini memang merupakan pekerjaan saya untuk melindungi wilayah San Lucia," ucap komandan Allister.

Setelah itu, Duke Louis melihat dan memperhatikan lengan kanan komandan Allister yang telah terpotong. Lengan kanan itu terlihat sudah diselimuti oleh perban.

"Komandan, maaf apabila saya menanyakan tentang ini, tetapi bagaimana dengan lengan anda ? Apa masih bisa untuk disembuhkan ?," tanya Duke Louis.

"Saya tidak tahu, tetapi High Priest Julian bilang kalau beliau akan mencari tahu cara untuk menyembuhkan lengan kanan saya yang telah terpotong," ucap komandan Allister.

"Begitu ya. Ngomong-ngomong, setelah lengan anda terpotong, apakah potongan lengan anda itu masih ada ? Atau sudah hilang ataupun hancur ?," tanya Duke Louis.

"Izinkan saya untuk menjawabnya, tuan Duke. Potongan lengan kanan milik komandan masih ada, tuan Duke. Ketika saya dan beberapa prajurit lainnya hendak membawa komandan kesini, salah satu prajurit kami menemukan potongan lengan yang tergeletak di jalan tidak jauh dari lokasi tempat kami menemukan komandan. Dilihat dari potongan lengan itu, potongan lengan itu mirip seperti lengan komandan. Setelah diperiksa, ternyata memang benar kalau potongan lengan itu adalah lengan komandan yang telah terpotong. Kami pun memutuskan untuk membawa potongan lengan itu juga. Potongan lengan itu kini sedang dibawa oleh High Priest Julian," ucap wakil komandan Agneta.

"Hmmm begitu ya," ucap Duke Louis.

Setelah itu, Duke Louis pun terdiam sambil memikirkan sesuatu.

"Aku dengar lengan tuan Oliver juga terpotong oleh tuan Remy ketika mereka saling bertarung satu lawan satu. Dari yang aku dengar lagi, Rid lah yang telah menyembuhkan dan menyambungkan lengan kanan tuan Oliver yang telah terpotong. Rid bisa melakukan itu karena potongan lengan milik tuan Oliver masih ada. Jika potongan lengan itu hilang atau sudah hancur, Rid tidak akan bisa menyembuhkan atau menyambungkan lengan kanan tuan Oliver,"

"Ini sama dengan yang terjadi dengan komandan Allister. Potongan lengan milik komandan Allister masih ada dan tidak hilang ataupun hancur. Seharusnya Rid bisa menyembuhkan atau menyambungkan lengan kanan milik komandan Allister. Aku bisa saja menyuruhnya untuk melakukan itu, tetapi saat ini kita sedang berada di gereja Sancta Lux. Aku tidak bisa menyuruh Rid untuk menggunakan kemampuan sihir penyembuhannya di gereja ini karena ada kemungkinan para Priest atau bahkan High Priest Julian akan dapat mengetahui tentang kemampuan sihir penyembuhan Rid. Jika mereka mengetahui tentang itu, Rid akan terus diincar oleh mereka. Kehidupannya mulai sekarang akan terancan apabila dia diincar terus oleh mereka. Jadi lebih baik aku tidak menyuruh Rid untuk menyembuhkan lengan kanan komandan Allister. Lagipula sepertinya High Priest Julian akan segara dapat menyembuhkan lengan kanan komandan Allister yang terpotong," pikir Duke Louis.

Setelah itu, Duke Louis dan komandan Allister pun melanjutkan obrolan mereka. Mereka mengobrol tentang penyerangan yang terjadi di kota San Lucia. Lalu beberapa menit kemudian, Duke Louis pun mengakhiri obrolan mereka.

"Saya sudah cukup lama berada disini, saya harus kembali ke kediaman saya untuk mempersiapkan dan merencanakan hal-hal yang harus saya lakukan setelah insiden penyerangan di wilayah San Lucia. Kalau begitu saya pamit dulu, komandan, wakil komandan. Lalu untuk komandan, semoga lengan kanan anda dapat segera disembuhkan," ucap Duke Louis.

"Terima kasih, tuan Duke," ucap komandan Allister.

"Kalau begitu, sampai bertemu lagi nanti," ucap Duke Louis.

"Iya, tuan Duke," ucap komandan Allister.

Wakil komandan Agneta pun mengangguk kepalanya setelah mendengar perkataan Duke Louis. Setelah itu, Duke Louis pun berjalan ke arah pintu keluar ruangan itu. Ketika Duke Louis sudah berada di depan pintu itu, tiba-tiba pintu itu terbuka sebelum Duke Louis sempat membukanya. Setelah pintu itu terbuka cukup lebar, terlihat seorang pria paruh baya dari balik pintu itu. Pria itu lah yang membuka pintu itu. Pria itu mengenakan pakaian yang menyerupai seperti pakaian pendeta. Pakaian itu didominasi oleh warna putih dengan warna emas yang ada di beberapa bagian pada pakaian itu.

"Anda mau kembali ke kediaman anda, tuan Duke ?," tanya pria itu.

"Iya, saya harus segera kembali ke kediaman saya karena saya harus mempersiapkan dan merencanakan hal-hal yang harus saya lakukan untuk wilayah San Lucia yang baru saja diserang," ucap Duke Louis.

"Begitu ya. Sayang sekali karena anda mengunjungi gereja ini hanya sebentar saja, tetapi apa boleh buat karena anda masih memiliki banyak pekerjaan. Kalau begitu, hati-hati di jalan, tuan Duke," ucap pria itu.

"Iya, terima kasih, tuan Julian. Kalau begitu saya pamit," ucap Duke Louis.

"Iya," ucap pria itu

Nama pria itu adalah Julian Kucera. Dia merupakan seorang High Priest di gereja Sancta Lux kota San Lucia, yang berarti dia merupakan pemimpin para Priest di gereja itu.

Kemudian, High Priest Julian pun memberikan jalan untuk Duke Louis yang ingin pergi keluar dari ruangan itu. Ketika High Priest Julian sedang memberikan jalan, Duke Louis sempat melihat dan memperhatikan High Priest Julian. Pada tangan kiri High Priest Julian, terlihat kalau High Priest Julian sedang memegang sesuatu. Sesuatu itu adalah sebuah potongan lengan kanan.

"Potongan lengan kanan ? Apa itu potongan lengan kanan milik komandan Allister ?," pikir Duke Louis.

Duke Louis terus melihat dan memperhatikan potongan lengan yang ada di tangan kiri High Priest Julian. Tetapi karena Duke Louis memperhatikan potongan lengan itu sambil berjalan, Duke Louis tidak bisa memperhatikan potongan lengan itu dengan lebih lana karena saat ini dia sudah melewati High Priest Julian yang memberikan jalan kepadanya. Ketika Duke Louis sudah melewati High Priest Julian, dia pun terus berjalan tanpa berbalik atau menoleh ke arah High Priest Julian yang sudah dilewatinya.

Sementara itu, ketika Duke Louis sudah melewati High Priest Julian, terlihat High Priest Julian tiba-tiba mulai tersenyum.

-Bersambung