webnovel

Chapter 240 : Bantuan Dana Untuk Elevrad

Di hari kamisnya.

Ujian pertama yang berjalan selama 4 hari pun telah resmi berakhir. Kelas kami yang merupakan kelas A tahun kedua pun juga telah menyelesaikan ujian ini dengan hasil yang memuaskan. Memang ada beberapa murid yang gagal, tapi murid-murid yang gagal itu hanya gagal di hari terakhir saja, sedangkan untuk hari pertama sampai ketiga tidak ada murid yang gagal sama sekali. Berbeda sekali dengan saat ujian pertama di tahun pertama dimana saat ujian hari ketiga sudah ada beberapa murid yang gagal.

"Kelihatannya semua murid yang ada di kelas ini sudah mengalami peningkatan. Jadi tidak hanya kami saja yang berlatih setiap hari, ya," pikirku.

Setelah menyelesaikan ujian pertama, kami seperti biasa pergi ke area pertokoan untuk membeli banyak makanan dan minuman. Lalu pergi ke asramanya Chloe untuk merayakan selesainya ujian.

-

Di asrama Chloe.

Kami pun saling mengobrol dan membahas tentang ujian pertama yang sebelumnya berhasil kami selesaikan sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia. Kali ini, aku tengah mengobrol dengan Noa.

"Aku tidak menyangka kalau di ujian pertama tahun kedua ini kita harus mengalahkan boneka petarung yang terbuat dari tanah," ucap Noa.

"Yah beberapa tanah memang ada yang lebih kuat dari kayu. Apalagi tanah-tanah ini juga pasti sudah diperkuat oleh sihir. Jadi mengalahkannya juga cukup sulit," ucapku.

"Bukan begitu, aku kira kita akan mengalahkan boneka yang terbuat dari batu, besi atau bahan keras lainnya, tapi aku tidak menyangka kalau boneka petarung yang harus kita kalahkan malah terbuat dari bahan yang cukup mudah untuk dihancurkan," ucap Noa.

"Sepertinya kamu menjadi sombong karena bisa menyelesaikan ujian ini dengan mudah ya, Noa. Jika boneka petarung yang kita lawan di tahun kedua ini terbuat dari besi, apa kamu pikir kamu bisa mengalahkannya ?," tanyaku.

"Tidak bisa sih. Aku saja tidak bisa membelah besi saat ini," ucap Noa.

"Maka dari itu akademi memutuskan untuk meningkatkan sedikit kesulitan di ujian pertama ini dengan membuat boneka petarung yang terbuat dari tanah yang sedikit lebih kuat dari kayu. Coba bayangkan jika akademi ini langsung meningkatkan kesulitan di ujian pertama untuk tahun kedua ini secara tidak wajar dengan langsung menggunakan boneka yang terbuat dari besi. Melawan boneka petarung yang terbuat dari tanah aja masih ada beberapa murid yang gagal, bagaimana jika melawan boneka petarung yang terbuat dari besi. Sepertinya akan banyak murid yang gagal di ujian pertama ini. Lalu untuk tahun selanjutnya, di ujian pertama kita harus mengalahkan boneka petarung yang lebih kuat dari besi. Mungkin kita harus mengalahkan boneka petarung yang terbuat dari baja, atau bahkan berlian seperti yang kamu bilang sebelumnya. Aku tidak bisa membayangkan jika harus melawan boneka petarung yang terbuat dari itu," ucapku.

"Tapi, apa menurutmu ada sihir berlian diluar sana ? Sihir baja saja sudah sangat langka. Jadi mungkin alasan akademi tidak meningkatkan kesulitan dengan tidak wajar adalah karena mereka tidak bisa membuat boneka yang terbuat dari baja atau berlian untuk ujian pertama ini," ucap Noa.

"Itu mungkin saja. Yah lupakan tentang ujian pertama ini karena kita juga sudah menyelesaikannya juga. Lebih baik sekarang kita nikmati perayaan ini," ucapku.

"Yah kamu benar," ucap Noa.

-

Sekitar 2 bulan kemudian, 2 minggu sebelum ujian kedua dimulai.

Di salah satu ruangan yang berada di lantai 7 gedung tengah.

Aku saat ini tengah bersama dengan senior Klara yang merupakan bendahara Elevrad.

"Jadi kira-kira segini total anggaran yang dibutuhkan untuk menggelar turnamen dan festival akademi," ucap senior Klara sambil memberikanku sebuah kertas yang berisi laporan itu.

Aku pun membaca kertas itu dengan teliti.

"Elevrad masih memiliki sisa dana dari turnamen dan festival yang diselenggarakan sebelumnya. Akademi pun juga memberikan sejumlah dana kepada Elevrad untuk menyelenggarakan kedua acara itu. Tetapi seperti yang kamu lihat, anggarannya untuk kedua acara itu belum mencukupi," ucap senior Klara.

"Cukup banyak juga ya anggaran yang masih kurang. Karena Elevrad selama ini tidak pernah menarik iuran ke para murid, berarti kita harus mendapatkan bantuan dana lainnya dari para bangsawan tingkat tinggi seperti keluarga kerajaan ataupun keluarga Duke ya," ucapku.

"Itu benar, wakil ketua. Setiap tahun, Elevrad mendapatkan bantuan dana dari bangsawan tingkat tinggi dan beruntungnya mereka selalu memberikan bantuan dana tersebut setiap tahun. Tapi tentu saja kita harus mengajukan proposal resmi terlebih dahulu kepada mereka agar mereka mau memberikan bantuan dana kepada Elevrad," ucap senior Klara.

"Begitu ya. Ngomong-ngomong, apa kamu sudah memberitahu senior Florian soal anggaran ini, senior ?," tanyaku.

"Belum. Aku baru memberitahu kepada wakil ketua saja," ucap senior Klara.

"Kalau begitu, bolehkah aku membawa laporan ini untuk kudiskusikan dengan senior Florian ?," tanyaku.

"Silahkan, wakil ketua," ucap senior Klara.

"Baiklah. Ngomong-ngomong, tolong jangan panggil aku dengan 'wakil ketua' seperti itu, senior. Entah kenapa itu membuatku tidak nyaman mendengar senior 2 tingkat diatasku memanggilku dengan sebutan 'wakil ketua'," ucapku.

"Kamu harus membiasakannya, wakil ketua. Suatu saat nanti, mungkin kamu akan memimpin sekelompok orang dan sebagian dari orang itu merupakan orang yang umurnya jauh di atasmu. Jika orang itu memanggilmu dengan sebutan 'ketua', tidak mungkin kan kamu masih merasa tidak nyaman dengan panggilan itu," ucap senior Klara.

"Hmmm, kamu ada benarnya, senior. Sepertinya memang aku harus terbiasa akan hal itu. Ya sudah, aku mau pergi dulu ke ruangan utama untuk mendiskusikan laporan ini dengan ketua," ucapku.

"Baik, wakil ketua," ucap senior Klara.

Aku pun pergi meninggalkan ruangan itu untuk pergi ke ruangan utama Elevrad. Sesampainya di ruangan itu, aku melihat senior Florian dan putri Amelia tengah mendiskusikan sesuatu sebelum mereka menyadariku yang datang ke ruangan itu.

"Ada perlu apa, wakil ketua ?," tanya senior Florian.

"Aku tidak tahu kalau ada putri Amelia juga disini, aku minta maaf karena telah mengganggu pembicaraan kalian, senior. Jika kalian mau melanjutkan pembicaraan lagi, silahkan saja. Aku akan datang lagi nanti," ucapku.

"Kami sedang membicarakan tentang perencanaan turnamen dan festival akademi, bukan sesuatu yang pribadi. Kelihatannya kamu datang kesini untuk membicarakan tentang itu juga. Jadi silahkan juga untuk bergabung dengan pembicaraan kami," ucap senior Florian.

"Itu benar, Rid. Tidak, maksudku wakil ketua," ucap putri Amelia.

"Baiklah. Senior Florian benar, ada yang ingin aku bicarakan tentang perencanaan turnamen dan festival," ucapku.

Lalu aku menjelaskan tentang anggaran Elevrad yang sebelumnya dijelaskan senior Klara kepadaku.

"Begitu ya. Kita masih memerlukan cukup banyak dana untuk pelaksanaan turnamen dan festival di tahun depan. Baiklah, kalau begitu aku akan membuat proposal untuk mendapatkan bantuan dana dari keluarga kerajaan dan keluarga Duke. Amelia, kamu bantu aku untuk membuat proposalnya juga," ucap senior Florian.

"Baik, ketua," ucap putri Amelia.

"Apa aku boleh membantu juga, senior ? Aku ingin menambah pengalamanku dalam membuat proposal resmi seperti ini," ucapku.

"Baiklah, kamu boleh membantu dalam pembuatan proposal ini," ucap senior Florian.

Lalu aku, senior Florian dan putri Amelia pun mulai membuat proposal di ruangan itu.

"Aku lupa untuk memberitahumu tentang ini, wakil ketua. Setelah proposal ini selesai dibuat, proposal itu akan langsung diajukan ke nona Karina untuk ditandatangani. Lalu setelah itu, proposal ini akan diantar ke kediaman keluarga kerajaan ataupun keluarga Duke. Anggota Elevrad lah yang akan mengantar proposal ini ke kediaman mereka. Anggota Elevrad yang memiliki jabatan seperti aku, Amelia dan kamu harus mengantar proposal ini ke keluarga kerajaan ataupun keluarga para Duke. Aku berencana untuk memberikan proposal ini setelah ujian kedua selesai dilaksanakan. Untuk itu, aku harap kamu bersedia apabila aku suruh kamu untuk mengantar dokumen ini ke salah satu keluarga para Duke," ucap senior Florian.

"Baiklah, senior, aku bersedia apabila aku diminta untuk pergi mengantar proposal itu ke salah satu kediaman Duke," ucapku.

"Terima kasih karena telah bersedia, wakil ketua. Untuk proposal yang diajukan kepada keluarga kerajaan, aku sendiri yang akan mengantarnya. Untuk Amelia dan Klara akan mengantarkan proposal itu ke keluarga Duke yang lainnya. Karena keluarga Duke ada 4, sedangkan yang mengantar ke keluarga Duke hanyalah Rid, Amelia dan Klara, berarti masih kurang 1 orang lagi untuk mengantar proposal itu. Sepertinya aku harus menunjuk 1 orang lagi untuk mengantar proposal itu nanti. Tapi untuk sekarang lebih baik kita selesaikan pembuatan proposal ini terlebih dahulu," ucap senior Florian.

-

1 minggu sebelum ujian kedua dimulai, di tempat latihan tahun kedua.

Saat ini kami sedang melakukan pembelajaran di tempat latihan itu. Daripada disebut pembelajaran, saat ini kami hanya melakukan latih tanding secara bebas. Tuan Alan mendadak pergi saat kami melakukan latih tanding di tempat latihan itu, namun beberapa menit kemudian beliau mulai kembali ke ruangan itu sambil membawa 2 wadah.

"Sepertinya sudah waktunya untuk mengundi pasangan untuk ujian kedua nanti ya," ucap Charles.

"Kalau begitu, apa ujiannya akan sama seperti saat di tahun pertama yaitu pertandingan dua melawan dua ?," tanya Noa.

"Entahlah, kita lihat saja nanti," ucapku.

Lalu kami pun mendekati tuan Alan agar bisa mendengar dengan jelas tentang penjelasan yang akan dia berikan.

"Seperti yang kalian lihat dari dua wadah ini. Dua wadah ini berisi kertas dengan nomor yang akan menentukan pasangan kalian di ujian kedua ini. Ujian kedua di tahun kedua ini mungkin memang terlihat sama seperti saat tahun pertama karena kalian akan berpasangan lagi di ujian ini, tetapi ujian ini akan berbeda dari tahun pertama. Yah aku tidak bisa menjelaskan dengan rinci tentang itu, kalian tunggu saja nanti ketika ujiannya tiba,"

"Nah sekarang, saatnya menentukan pasangan kalian di ujian ini. Rid, Irene, silahkan maju untuk mengambil kertas yang tersedia," ucap tuan Alan.

Aku dan Irene pun maju untuk mengambil kertas dari wadah yang berbeda. Sementara itu, murid-murid yang lainnya nampak tegang melihatku dan Irene sedang mengambil kertas tersebut.

"Semoga aku bisa berpasangan dengan Rid,"

"Semoga aku bisa berpasangan dengan putri es,"

"Jangan sampai Rid dan putri es berpasangan. Jika mereka berpasangan, mereka akan menjadi pasangan terkuat di ujian ini,"

"Aku takut jika hal itu sampai terjadi,"

"Aku juga," ucap murid-murid itu.

Aku dan Irene pun telah selesai mengambil satu kertas. Lalu kami melihat nomor pada kertas itu dan menunjukannya kepada tuan Alan dan para murid lainnya.

Sayangnya, seperti yang ditakutkan oleh mereka, aku dan Irene mendapatkan nomor yang sama. Itu berarti, aku akan berpasangan dengan Irene di ujian kedua tahun kedua ini.

-Bersambung