webnovel

Chapter 175 : Semifinal Turnamen Akademi, Gretta vs Irene

"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya nona Nora.

"Siap," ucap Irene dan senior Gretta.

"Kalau begitu, pertandingan dimulai," ucap nona Nora.

Nona Nora pun menepi ke pinggir arena.

~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~

Pertandingan baru dimulai tapi Irene langsung serius dengan menggunakan teknik keluarganya. 6 rapier yang terbuat dari es pun muncul dan bergerak mengelilinginya. Setelah itu, Irene dengan cepat bergerak menuju senior Gretta. Sesudah berada dekat dengan senior Gretta, Irene pun bersiap untuk menyerangnya.

~Glacier Strike~

Irene menyerang senior Gretta dengan rapiernya tapi berhasil ditahan senior Gretta hanya dengan menggunakan kakinya saja.

"Apa ?!?!," ucap Irene yang sedikit terkejut.

"Serangan yang cukup berbahaya, Irene, kakiku bahkan sedikit gemetar saat menahannya," ucap senior Gretta.

Saat rapier milik Irene dan kaki senior Gretta saling beradu, rapier-rapier es yang mengelilingi Irene pun mulai bergerak untuk menyerang senior Gretta. Lalu senior Gretta langsung menendang rapier milik Irene hingga menyebabkan Irene terdorong beberapa meter ke belakang. Senior Gretta pun menghindari serangan-serangan yang dilakukan rapier-rapier es itu.

Melihat senior Gretta yang sedang fokus untuk menghindari serangan rapier-rapier es itu, Irene langsung mendekat ke senior Gretta untuk menyerangnya lagi. Tetapi senior Gretta tahu akan hal itu dan bersiap untuk melakukan serangan. Senior Gretta melakukan kuda-kuda seperti mau menendang, padahal Irene masih berada lumayan jauh darinya. Tapi senior Gretta tetap melakukan tendangannya, dia melakukan tendangan ke udara.

~Great Wind Slash~

Setelah dia menendang udara, muncul tebasan angin yang besar dari tendangannya itu. Tebasan angin itu pun menuju ke arah Irene. Irene sedikit terkejut namun dia langsung bersiap melakukan serangan balik untuk menahan tebasan angin itu.

~Ice Sword Art : Ice Great Slash~

Irene melancarkan tebasan es ke arah tebasan angin itu. Kedua tebasan itu pun saling berbenturan sampai akhirnya meledak. Ledakan dari benturan kedua serangan itu pun cukup hebat sampai membuat arena dipenuhi oleh asap. Tak lama kemudian, asap yang memenuhi arena turnamen pun menghilang.

Ketika asap sudah menghilang, Irene terkejut karena tidak melihat senior Gretta di arena. Dia melihat ke segala arah tapi tetap tidak menemukan senior Gretta di arena. Tiba-tiba, Irene merasakan ada aura seseorang yang datang mendekatinya. Dia langsung memasang kuda-kuda untuk bertahan menggunakan rapiernya. Dan benar saja, Irene tiba-tiba terdorong mundur karena baru saja diserang oleh sosok yang tidak terlihat. Beruntung serangan itu berhasil ditahan oleh rapiernya.

Lalu setelah itu, sosok yang tidak terlihat itu pun menampakkan dirinya. Ternyata sosok yang tidak terlihat itu adalah senior Gretta.

"Aku tidak menyangka kalau kamu bisa menahan seranganku, Irene. Padahal aku sudah membuat diriku tak terlihat dengan ~Stealth Magic~," ucap senior Gretta.

Melihat senior Gretta yang menampakkan dirinya, Irene langsung menyerang senior Gretta menggunakan rapier-rapier es yang mengelilinginya. Saat rapier-rapier es itu hendak menyerang senior Gretta, senior Gretta pun membuat tubuhnya tidak terlihat lagi. Setelah senior Gretta menjadi tidak terlihat, rapier-rapier es itu pun berhenti menyerang dan kembali mengelilingi Irene.

"Aku dengar teknik rapier-rapier esmu itu bisa menyerang musuh secara langsung ketika musuh itu berada di dekatmu, tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi musuh yang tidak terlihat karena rapier-rapier esmu hanya diam saja padahal aku saat ini sudah berada di dekatmu," ucap senior Gretta yang masih tidak terlihat.

Senior Gretta langsung menyerang Irene kembali tapi Irene berhasil menahannya lagi kali ini. Meski begitu, senior Gretta tetap menyerang Irene terus menerus tanpa henti. Meski Irene bisa merasakan aura keberadaan senior Gretta, tapi dia tidak bisa melihat langsung aura senior Gretta. Akibatnya dia tidak bisa menebak dengan pasti ke arah mana serangan yang dilancarkan senior Gretta kepadanya.

Irene terus terdorong ke belakang setelah diserang oleh senior Gretta.

Ketika senior Gretta menyerang Irene lagi, Irene terkena serangan itu tetapi Irene langsung menggunakan sihirnya ke arah senior Gretta.

~Ice Magic : Ice Vapor~

Irene menghembuskan semacam uap es dari dalam mulutnya. Uap es itu mengarah ke depan dan mengenai senior Gretta yang baru saja menyerang Irene.

"Apa ini ?," tanya senior Gretta yang bingung.

Uap es yang dihembuskan Irene sebagian besar telah menghilang dan sebagian lagi menyelimuti senior Gretta yang sedang tidak terlihat. Meski senior Gretta sedang tidak terlihat, dengan adanya uap es yang menyelimuti dirinya, secara tidak langsung wujud senior Gretta menjadi terlihat.

Tiba-tiba, Irene langsung menghampiri senior Gretta dan langsung menyerangnya dengan rapiernya.

~Glacier Strike~

Senior Gretta mengetahui itu dan kembali menggunakan kakinya untuk menahan serangan Irene. Rapier milik Irene dan kaki senior Gretta pun beradu.

Rapier-rapier es yang mengelilingi Irene pun mulai menyerang senior Gretta.

Senior Gretta meningkatkan kekuatan pada kakinya dan mendorong Irene jauh ke belakang saat rapier milik Irene dan kaki senior Gretta beradu. Lalu senior Gretta mulai menghadapi rapier-rapier es yang menyerangnya itu. Senior Gretta menghindari dan menyerang rapier-rapier es itu menggunakan kakinya. 2 dari 6 rapier es itu pun hancur ketika diserang senior Gretta.

Irene yang melihat senior Gretta sedang sibuk berurusan dengan rapier-rapier es miliknya, langsung bergerak kembali menuju senior Gretta.

~Frozen Rapier~

Lalu Irene melancarkan serangan ke senior Gretta.

~San Lucia Art : Freezing Air Slash~

Senior Gretta menyadari kalau Irene akan menyerangnya dan langsung menggunakan kakinya untuk menahan serangan itu. Rapier milik Irene dan kaki senior Gretta kembali beradu, tetapi Irene saat ini lebih mendominasi.

Senior Gretta perlahan terdorong sampai akhirnya terhempas menghantam dinding arena di belakangnya.

*DUMMMM

Benturan pun terjadi dan debu asap bermunculan. Tidak berselang lama, debu asap pun mulai menghilang. Terlihat senior Gretta yang duduk bersandar di dinding arena dengan bongkahan es yang menempel pada dirinya. Meski dalam kondisi seperti itu, senior Gretta masih sanggup untuk berbicara.

"Kamu kuat juga, Irene, sampai bisa membuatku seperti ini. Tapi sayang sekali, yang kamu lawan kali ini bukanlah wujud asliku," ucap senior Gretta.

Tiba-tiba, senior Gretta berubah menjadi kabut dan perlahan menghilang.

"Apa ?!?!," ucap Irene yang nampak terkejut.

Tiba-tiba, senior Gretta yang tidak terlihat langsung menyerang Irene yang sedang terkejut. Senior Gretta menendang Irene tepat di perutnya. Irene pun memuntahkan sedikit darah dari mulutnya. Tapi saat ditendang itu, Irene dengan cepat memegang rapiernya dan mengayunkannya ke senior Gretta. Ayunan rapier itu pun berhasil mengenai badan senior Gretta dan membuatnya terluka. Setelah itu, Irene terhempas menghantam dinding arena karena tendangan senior Gretta.

*BUMMMM

Benturan pun terjadi dan debu asap muncul kembali. Senior Gretta pun menatap ke tempat Irene menghantam dinding arena.

"Aku tidak menyangka kalau kamu mempunyai reflek yang cepat sampai bisa langsung melukaiku ketika aku sedang menyerangmu," ucap senior Gretta sambil memegangi badannya yang terluka karena terkena rapier Irene.

Debu asap yang muncul belum menghilang tapi Irene sudah berjalan keluar dari debu asap itu. Terlihat Irene sudah mendapat lumayan banyak luka.

"Aku sedikit lupa soal kamu yang bisa membuat clone juga, senior. Makanya aku sedikit terkejut. Tapi melihatmu saat ini sedang terluka, itu berarti kamu bukan clone kan ?," tanya Irene.

"Ya, itu benar. Aku tidak menyangka kalau kamu bisa membuatku terluka seperti ini. Jika aku tau akan begini harusnya aku memakai clone untuk menyerangmu tadi," ucap senior Gretta.

"Hmmm, ada suatu hal yang membuatku penasaran. Daritadi kamu terus menyerangku menggunakan kakimu tapi kamu tidak pernah menggunakan pedangmu, senior. Padahal kamu membawa pedang di pinggangmu atau mungkin itu hanya pajangan saja ?," tanya Irene.

"Ah ini ya, tentu saja ini bukan pajangan. Aku memang belum menyerangmu menggunakan pedangku saat ini karena aku biasanya menggunakan pedangku saat memakai sihir andalanku," ucap senior Gretta.

"Begitu ya," ucap Irene.

"Hmmm tapi karena ~Stealth Magic~ sudah tidak berguna lagi untuk melawanmu, sepertinya aku harus memakai sihir andalanku," ucap senior Gretta.

Kemudian, senior Gretta menepukkan tangannya satu kali dan menggabungkan telapak tangannya seperti sedang bertapa.

~Mist Magic : Misty Area~

Tiba-tiba, kabut yang pekat muncul di arena turnamen dan memenuhi arena itu. Jarak pandang pun menjadi terbatas karena kabut-kabut itu.

"Sihir kabut ya, benar-benar sihir yang merepotkan," ucap Irene.

Irene terlihat sedang memegang rapiernya untuk berjaga-jaga apabila ada serangan tiba-tiba.

"Sepertinya kamu sangat waspada saat ini ya, Irene. Ya itu wajar sih karena saat ini pandanganmu terbatas, jadi kamu harus extra waspada agar tidak diserang," ucap sebuah suara yang merupakan suara senior Gretta.

Karena saat ini arena tengah dipenuhi kabut, Irene tidak tahu dimana senior Gretta berada, yang terdengar hanya suaranya saja.

"Sebenarnya aku bisa saja langsung menggunakan sihir ini saat awal kita bertanding, tapi tidak kulakukan. Apa kamu tau alasannya apa ?," tanya senior Gretta.

Irene hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan itu.

"Kamu tidak tahu ya ? Baiklah, karena kamu tidak tahu, aku akan memberitahumu jawabannya. Alasan aku tidak menggunakan sihir ini di awal pertandingan adalah...," ucap senior Gretta.

Tiba-tiba senior Gretta langsung melesat dengan cepatbke arah Irene sambil memegang pedangnya.

~Mist Sword Art : Dozens of Death Mist Slashes~

Senior Gretta menebas Irene menggunakan pedangnya. Irene pun terkena tebasan itu di perutnya. Tetapi, tiba-tiba Irene juga terkena tebasan di tangan, pipi, dada, kaki dan lainnya. Hampir semua tubuhnya terkena tebasan dan mengalami luka. Setelah terkena banyak tebasan pada tubuhnya, Irene pun jatuh tersungkur ke lantai. Tubuhnya saat ini dipenuhi oleh banyak luka tebasan.

"......Meskipun sebelumnya aku bilang kalau aku tidak akan lembut dalam melawanmu. Aku tetap tidak menggunakan sihir ini di awal pertandingan karena aku khawatir kalau kamu akan langsung kalah ketika pertandingan baru dimulai," ucap senior Gretta.

-Bersambung