webnovel

BAB 1 . AKU = KAMU

"Kakak ada dimana?"tanya Gigi kepada Gina.Dari suaranya dapat diketahui bahwa dia sangat ingin menemui Gina

Percakapan ini dilakukan via telepon.

"Kakak ada di Singapura."jawab Gina.Gina sangat senang bisa mendengar suara adiknya tersebut.

"Kapan kakak pulang ke Jakarta?"tanya Gigi ingin tahu.

"Besok sore."jawab Gina.

"Aku jemput di bandara,ya...."kata Gigi antusias.

"Baiklah."kata Gina.

Gina kemudian kembali ke Indonesia.Gigi menjemputnya di bandara.Gina langsung memeluk adiknya itu.Keduanya berpelukan erat dalam waktu yang lama.

"Kau sehat?"tanya Gina sambil memandang Gigi dari atas sampai bawah usai mereka berpelukan.

"Ya."jawab Gigi sambil tersenyum."Kakak juga?"

"Ya."jawab Gina bersyukur.

"Ada hal penting yang mau aku sampaikan kepada kakak."kata Gigi serius.

"Kita cari tempat ngobrol yang nyaman,yuk..."ajak Gina sambil menggandeng lengan adiknya itu.

Gigi dan Gina kini sudah berada di sebuah cafe yang ada di bandara.Terletak tidak jauh dari tempat dimana tadi Gigi menjemput Gina.Mereka duduk berhadapan.Gina dengan busana Syar'i sedangkan Gigi dengan busana serba terbuka.Gigi mengenakan tank top dan rok mini berwarna biru.

"Kak"kata Gigi hati-hati.

"Ya.....Kakak sangat rindu kepadamu.Bagaimana dengan bisnismu?"tanya Gina penasaran.

Dulu,Gigi memutuskan pergi dari rumah karena menolak keinginan orang tuanya.Ayah dan ibunya ingin dia dan Gina kuliah kedokteran.Gigi memilih untuk merintis sebuah bisnis.Orang tuanya tidak setuju dengan pilihan Gigi.Akhirnya hanya Gina yang kuliah kedokteran dan Gigi memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri tanpa bantuan orang tua.

"Semula bisnisku berjalan lancar,tapi....."kata Gigi sedih.

"Tapi apa?"tanya Gina penasaran.Raut wajah sedih adiknya sangat jelas di matanya saat ini.

"Belum lama ini aku ditipu."jawab Gigi."Bisnisku bangkrut."

"Astagfirullah."kata Gina.

"Dan si penipu itu meninggalkan utang yang banyak untukku."kata Gigi berusaha menahan airmatanya.

"Kemana perginya orang jahat itu?"tanya Gina sedikit emosi.

"Entahlah...."jawab Gigi pasrah."Sudah kujelajahi banyak tempat namun aku tak berhasil menemukannya."

Gina memahami perasaan adiknya saat ini.

"Yang sabar,ya..."kata Gina menguatkan Gigi.

"Ya....tapi aku mau minta tolong kepada kakak"kata Gigi.

"Dalam hal apa?"tanya Gina memandang adiknya penuh kasih sayang.

"Bisa aku pinjam uang kakak untuk melunasi utang-utang itu dari para rentenir?"tanya Gigi penuh harap.

"Kau mau pinjam berapa?"tanya Gina sambil tersenyum.

"15 milyar."jawab Gigi.

Gina sudah menjadi dokter saat ini.Bahkan dia adalah dokter spesialis pula.Dia bersama beberapa dokter dan seorang pengusaha juga telah memiliki sebuah rumah sakit swasta ternama di Jakarta.Selain itu Gina juga memiliki beberapa bisnis sukses yang digelutinya dan sukses besar.Bagi Gina uang Rp.15 Milyar itu adalah jumlah yang tidak terlalu banyak.

"Apa kau mau membantuku?"tanya Gigi."Apapun yang kakak minta pasti aku kabulkan."

Gina terdiam.

"Uang yang kakak pinjamkan kepadaku pasti aku ganti.Tapi,aku mungkin bisa mencicilnya dan itu butuh waktu yang lama."kata Gigi."Kakak bisa mengerti kondisiku,kan?"

Gina menyeruput orange jus menggunakan pipet.Dia nampak sedang berpikir keras.Gigi memandangnya penuh harap.

"Gigi."kata Gina kemudian.

"Iya,kak."kata Gigi.

"Kakak juga punya permintaan kepadamu"kata Gina.

"Apa itu,kak?"tanya Gigi."Katakan saja pasti aku kabulkan."

"Gigi,apa kau mau jadi aku?"tanya Gina.

"Maksudnya?"tanya Gigi.

Gigi dan Gina adalah saudara kembar.Mereka berdua sangat mirip.Hanya orang-orang terdekat saja yang bisa membedakan keduanya.Itu pun jika melihat wajah keduanya beberapa detik.Jika hanya melihat anggota tubuh yang lain,sangat tidak bisa membedakan keduanya.

Gina menceritakan semua keinginannya kepada Gigi.Gigi mendengarkannya dengan seksama.

"Jika kau mau memenuhi keinginan ku itu,aku pasti memberimu Rp.20 Milyar dan kau tidak usah mengembalikannya."kata Gina serius.

"Tapi,aku bukan dokter."kata Gigi khawatir.

"Aku bisa bilang akan cuti."kata Gina memberi solusi."Atau banyak alasan lainnya."

Gigi berpikir keras.Ini bukan hal main-main yang bisa diputuskan seenaknya saja.Fisiknya memang nyaris 100% mirip Gina tapi untuk karakter dan banyak hal lainnya mereka sangat jauh berbeda.Perbedaan-perbedaan itu tidak bagaikan langit dan bumi tapi bagaikan Planet Mars dan dasar lubang tambang di bumi.

Gina memberi kesempatan adiknya untuk berpikir.Dia juga heran mengapa ide ini mendadak muncul di otaknya.Namun ini adalah satu-satunya jalan terbaik yang bisa ditempuhnya untuk bisa bahagia.

"Kumohon..."kata Gina."Aku sangat mencintai Bertrand dan mau menikah dengannya."

"Berapa lama aku harus menjadi kakak?"tanya Gigi.

"Dua tahun."jawab Gina.

"Lama sekali."kata Gigi.

"Kumohon....."kata Gina."Jika kau terburu-buru untuk berubah peran juga bisa menimbulkan banyak berita tak sedap."

Kini,Gigi telah mengenakan cadar dan busana Syar'i,karena untuk menjadi Gina dia harus melakukan semua ini.Jika sudah bercadar seperti ini maka tentu tidak bisa lagi membedakan mereka.

Radit duduk di hadapan Gigi.Penampilan pemuda ini sangat rapi.Dia memiliki wajah yang tampan.

"Bisakah aku melihat wajahmu sebelum kita menikah?"tanya Radit.

Radit dan Gina memang hendak menikah melalui jalur perjodohan dari kedua orang tua mereka masing-masing.

Radit sangat penasaran dengan wajah asli calon isterinya.Dia sudah melihat foto Gina namun melihat wajah aslinya juga jauh lebih penting.

Gigi mengangguk.

Gigi membuka cadarnya.Radit kini telah melihat wajahnya.

"Aku dengar dari ibuku kau punya saudara kembar."kata Radit sambil memperhatikan wajah Gigi dengan seksama.

"Ya."jawab Gigi tenang.

"Siapa namanya?"tanya Radit penuh selidik.Dia belum juga usai memperhatikan wajah Gigi.

"Gigi."jawab Gigi.

"Apa kau adalah Gigi?"tanya Radit setelah memperhatikan wajah Gigi dengan seksama.

Radit memang telah melihat foto Gina dan Gigi sebelum pertemuan ini.

...........