webnovel

Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku

“Hei cowo cantik! Ambilin jus jeruk dong!” Perintah Gabby pada Michael. Tanpa sepatah katapun Michael segera beranjak dari tempat ia duduk. Awalnya Gabby ilfil banget dengan Michael — bicaranya terlalu halus, badannya terlalu langsing, kulitnya terlalu putih dan wajahnya terlalu cantik. Tidak heran kalo Michael dikejar-kejar cewek-cewek disekolahnya. Amit-amit berteman, apalagi membayangkan dijodohin sama Michael. Tapi entah kenapa Michael selalu mengikuti dan mematuhi semua perintah Gabby. Sedangkan Gabby adalah cewek paling tomboy sedunia. Tidak peduli seberapa cantik atau seberapa popular cewek lain mengejarnya, Michael bagaikan anak kucing mengikuti ibunya kemanapun Gabby pergi. Desas desus bermunculan, spekulasi mengenai sihir apa yang digunakan Gabby untuk menjerat Michael? Bagaimana pangeran sekolah yang tampan rela menjadi peliharaan dan menjalankan semua perintah Gabby?

Renata99 · Urbano
Classificações insuficientes
461 Chs

Pukul Aku Sekarang!

"Gimana menurutmu?" Tanya Billy saat melihat Jeremy sudah keluar dari ruangan. Matanya yang besar itu terlihat menakutkan, tapi Gabby tidak takut. Dia masih bingung apakah laki-laki yang ada di depannya ini sedang mabuk.

Gabby melihat wajah Billy dengan tenang, "Apa kamu lagi mabuk? Tadi malam kamu habis makan apa?", setelah tidak dapat jawaban dari laki-laki itu dia melanjutkan, "Aku nggak tertarik untuk menjadi bos di geng yang hobinya adalah mengambili uang jajan teman-temannya."

Tanpa menunggu jawaban, Gabby membalik badannya lalu meninggalkan Billy yang wajahnya sedang memerah. Dia berjalan keluar lalu menutup pintunya dengan keras.

Tidak lama setelah Gabby keluar, Jeremy memasuki ruangan itu lalu berdiri di sebelah bosnya dan menepuk-nepuk pundaknya, "Yang tabah ya."

"Seumur hidupku aku tidak pernah ditolak oleh perempuan." Lirih Billy sambil menggelengkan kepalanya

--

Saat Gabby kembali ke kelasnya, Angela dan Lauren langsung mendekatinya dan bertanya macam-macam yang membuat kepala Gabby pusing.

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Mereka tidak berani menyentuhmu kan?"

"Kalau sampai mereka menyentuhmu, aku akan laporkan mereka ke guru BK!"

Gabby melihat ke arah mereka lalu tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja, tadi si Billy mau mengajakku bicara sebentar."

Lega mendengar jawaban Gabby, kedua temannya itu lalu meninggalkannya dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Saat Gabby duduk di kursinya, dia merasakan ada mata yang mengawasinya dari tadi. Dia menoleh lalu mendapati Michael sedang melihat ke arah Gabby dengan tatapan yang penasaran.

"Aku baik-baik saja." Jawab Gabby sambil tertawa kecil.

Michael tidak merasa yakin dengan jawaban perempuan itu lalu menyuruhnya untuk berdiri supaya dia bisa memastikan kalau Gabby benar-benar baik-baik saja. Perempuan itu mengikutinya sambil memutar bola matanya.

Setelah Michael yakin di badan perempuan itu tidak ada luka satu pun dia menyuruh Gabby untuk kembali duduk di sampingnya, "Jangan sampai terluka." Ucap Michael dengan pelan, sangat pelan sampai-sampai Gabby berpikir dia sedang berhalusinasi.

"Aku tahu." Jawab Gabby sambil menganggukan kepalanya, dia lalu mengeluarkan tepak makannya yang berisi roti dan melanjutkan, "Kamu tahu kan aku bisa karate? Jadi kamu tenang saja aku bisa menjaga diriku sendiri."

Mendengar jawaban itu Michael mengedipkan matanya lalu mengalihkan pandangannya dari Gabby.

--

Billy membuat Jeremy berjanji untuk selalu mengikuti Gabby di sekolah lalu segera memberitahu Billy tentang apa saja yang dilakukan perempuan itu selama seharian. Bahkan saat Gabby pergi ke toilet, Jeremy akan menunggunya di luar.

Awalnya Gabby hanya membiarkannya dan berharap Jeremy akan berhenti mengikutinya, namun saat dia pergi ke kantin Billy dan Jeremy mengikutinya dari belakang, seakan-akan Gabby memiliki dua pengawas.

"Apa sih mau kalian?!" Teriak Gabby tidak sabar.

Billy yang baru pertama kali ini dilakukan kasar oleh seorang perempuan berjalan mundur satu langkah, laki-laki itu melihat mata Gabby yang dipenuhi oleh dua api yang menyala, lalu segera mengalihkan pandangannya.

"A-aku... Aku mau kamu menjadi bos baru ku, tolong ajari aku Karate." Ujar Billy dengan gagap, muka dan telinganya memerah saat dia kembali melihat wajah Gabby.

"Aku nggak mau ngajarin kamu karate." Balas Gabby singkat, tangannya dilipat di depan dadanya, "Cari saja orang lain yang mau ngajarin kamu."

"Aku maunya kamu yang ngajarin aku!" Teriak laki-laki itu.

Gabby merasa lelah oleh rengekan laki-laki di hadapannya itu, menghembuskan nafasnya lalu menjawab, "Aku bilang aku nggak mau ngajarin kamu karate! Pergi sekarang! Kalau sampai kamu menggangguku lagi, aku akan memukulmu!"

"Pukul saja aku sekarang!" Seru Billy lantang, mukanya memerah saat mengatakan itu.

Wah sudah gila orang ini, pikir Gabby dalam hati.

Jeremy yang dari tadi berdiri di belakang Billy hampir jatuh ke belakang saat mendengar ucapan bosnya itu, dia melihat belakang kepala bosnya dengan pandangan yang tidak percaya. Jeremy yakin seratus persen kalau bosnya sekarang sedang dirasuki oleh setan.

Merasa sudah cukup mendengar omong kosong dari laki-laki itu, Gabby memutar balik badannya dan meninggalkan mereka tanpa mengatakan apa-apa. Saat Gabby berjalan menjauh dia mendengar Billy berteriak, "Aku nggak akan menyerah! Aku akan selalu menunggumu-"

Tidak memperdulikan ucapan Billy, perempuan itu berjalan semakin cepat ke arah kelasnya. Sesampainya di dalam kelas Gabby melihat hanya ada Michael dan dua teman kelasnya.

Gabby melangkahkan kakinya ke mejanya lalu duduk di sebelah Michael, melihat wajah laki-laki itu dan berkata, "Sepertinya otaknya Billy sudah rusak! Aku sudah muak dengannya."