"Kak Hua, Kak Hua tersayang… Sudah jam segini, bukannya kamu ingin tidur atau beristirahat? Kamu telah duduk di kamarku dari tadi. Seorang laki-laki dan perempuan di kamar yang sama, bukannya itu tidak baik?"
"Angkat bukunya lebih tinggi, jangan berpikir untuk malas-malasan," ucap A Hua.
"Kak Hua, tidak baik kalau kamu seperti ini terus. Lagi pula, ayahku juga tidak melihat, apa kamu tidak bisa sedikit berbelas kasihan padaku?"
"Tidak usah berbicara denganku," balas A Hua dengan acuh tak acuh.
"...Kak Hua, tanganku hampir copot, benar-benar akan copot!" tutur Chi Zixian. Dia benar-benar merasa bahwa lengannya bukan miliknya lagi saat ini dan tangannya seolah akan segera terlepas dari tubuhnya. Baru saja dia ingin menurunkan tangannya, sebuah cambuk kayu panjang mencambuk lengannya. Tentu saja, kekuatannya sangat ringan, itu hanya untuk menakut-nakutinya saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com