webnovel

Menjadi Manusia

'Meski sudah seminggu jadi manusia ... aku masih belum terbiasa.'

Inilah Kimansu. Dia masih terlena dengan perubahan fisik yang sudah lama dia rindukan. Dia tak pernah bosan melihat tiap senti kulitnya, meraba badannya sendiri, atau memandang wajahnya di air jernih.

'Ya ampun, ganteng sekali.'

Pemuda tampan itu adalah dirinya yang masih 21 tahun. Persis sekali. Tidak ada bedanya meski sebutan 'tampan' itu berasal dari sifat narsisnya sendiri. Wujud Kimansu saat ini adalah wujud yang sama seperti ketika dia bertemu dewa pedofil untuk pertama kalinya.

Termasuk celana kolor berwarna pink yang dia kenakan.

'Entah apa yang terjadi dengan si wibu itu ... aku mulai merindukannya.' Kimansu memikirkan nasib sang dewa yang saat ini menjadi buronan.

Apa yang terjadi seminggu lalu?

Rencana mereka ketahuan. Sang dewa diburu NAO karena telah membobol data server pusat dan membocorkannnya kepada Kimansu.

Itu adalah adalah kejahatan besar. Sang dewa bukan hanya dipecat, dia bisa dilempar ke neraka demi mempertanggung-jawabkan perbuatannya.

Nasib Kimansu lebih beruntung. Para dewa di NAO tidak mengenalinya karena si dewa mesum sejak awal memalsukan data-data ke server pusat. Kimansu bahkan masih memiliki skill-skill yang sempat dia selamatkan sebelum papan statusnya dimatikan perusahaan. Karena dirinya juga buronan, si dewa mesum memberinya papan status dari software bajakan.

"Ehem! Buka Status!"

PIP!

[Kimansu, Homeless Hero]

[Level: 36, XP to next level: 3470]

[HP: 2900/3000, MP: 5700/5700]

[Element: Pyro, Tero]

[Passive Skill: Hyper-patience, Hyper-shameless]

[Active Skill: Kolero (max), Viduparma (max), Superkolero (Lvl 2)]

[Current status: Wanted, Cursed]

'Ya ampun, lebih baik aku jadi pohon saja kalau begini ceritanya.' Kimansu mengeluh.

Masing-masing evolusi memiliki kelebihan dan kekurangan. Itu yang Kimansu pelajari dari pengalamannya sebelum menjadi manusia. Melihat keadaannya sekarang, dia menyadari bahwa kemampuan istimewanya semakin berkurang seiring evolusi yang terus berjalan.

Bisa dibilang, tahi kuda lebih OP dari Pohon Spruce. Sedangkan jadi manusia justru lebih berat karena kemampuan istimewa itu sudah tidak dia miliki lagi. Kimansu harus membiasakan dirinya untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya.

Tidak seperti tahi kuda, dia bisa merasakan lapar. Dia juga tidak bisa mengambil nutrisi dari tanah seperti hidupnya dulu sebagai pohon. Kimansu harus menerima kenyataan bahwa dia harus bekerja selayaknya manusia normal.

Menggunakan dua tangan yang dia miliki, Kimansu menjalani profesinya saat ini. Dia ulurkan dua tangan itu kepada orang-orang yanh lewat.

"Tuan, minta uang, Tuan ... kasihani saya."

Iya! Sejak pindah ke Ibukota Kerajaan Gardhas, Kimansu jadi pengemis.

"Kerja yang benar, sana! Dasar pemalas!"

"Lebih kamu baik jual diri jadi budak!"

Seperti biasanya pula, seluruh orang menghinanya. Tapi untunglah Kimansu mememiliki skill warisan dari dari evolusi pertamanya sebagai tahi kuda.

Skill Hyper-shameless (skill ga tahu malu) itu benar-benar menyelamatkan perutnya dari kelaparan.

Kimansu bukannya tidak mau bekerja. Dia belum bisa karena masih kesulitan membiasakan dirinya yang baru seminggu jadi manusia. Coba bayangkan, setelah 10 cuma bisa diam sebagai pohon, tiba-tiba harus bisa berjalan dengan dua kaki.

Sangat sulit bukan?

Tapi sebagai seorang pahlawan (versi bajakan), Kimansu harus menjalani kehidupan manusianya dari nol. Celakanya lagi, dia tidak bisa sembarangan menggunakan skill-nya karena posisinya bisa terlacak NAO.

'Ah lumayan, cukup untuk beli roti barley.' Kimansu mengambil 5 copper yang dia dapatkan dan membeli makanannya untuk hari ini.

"Hai, Kimansu. Sudah bisa berjalan, sekarang?" sapa si pedagang kelontong. "Kemarin kamu masih merangkak."

"Iya, tapi aku harus belajar menggerakkan badanku dulu, Njink." Kimansu memanggilnya anjink.

Nama pedagang itu adalah Lupicratus Spillonax Aukutra Skididdap Dipdapdip. Dia adalah spesies beastman yang mungkin berasal dari ras manusia serigala. Walaupun wajahnya seperti wajah manusia, Lupicratus memiliki telinga dan ekor seperti layaknya beastman di anime isekai.

Namanya panjang dan susah di ingat. Makanya Kimansu memanggilnya dengan bahasa dari dunianya dulu.

"Beli roti barley dua, Njink."

"Aduh, sampai kapan kamu menyebutku dengan nama kehormatan itu?" Si anjink menjawab malu-malu.

Kimansu siul-siul buang muka karena dia bilang bahwa sebutan anjink itu adalah sebutan "paduka raja" di dunianya. Si anjink percaya begitu saja dan bangga dengan nama baru yang Kimansu berikan.

"Aku bosan jadi pengemis. Ada pekerjaan yang cocok untukku ... Njink?"

Si anjink terbahak. Dia mengarahkan jari berbulunya ke sebuah bangunan yang agak besar.

"Kalau badanmu sudah bisa digerakkan, kenapa tidak jadi petualang?"

"Bagaimana? kamu mau jadi petualang? tanya si Anjinx.

Kimansu memberi senyum dan duduk kembali ke tempatnya mengemis tadi

"Mumpung hari terakhir. Aku mau ngemis yang agak ekstrim dikit."

Si Anjinx sekilas melongo. Dia mengangkat kedua bahunya sebelum bersih-bersih toko kelontong. Kimansu pun langsung pura-pura ayan setiap kali ada orang lewat di depannya.

"Om om dan tante pembaca, minta review-nya dong, kasihani saya, hiks!"

Ruddkillzcreators' thoughts