"Bagus," kata Paing sambil mengutak-atik alamat GPS. "Nah, sudah kukirimkan barusan. Usahakan datangnya jangan sampai pagi, kelamaan. Aku tidak bisa asal pergi-pergi. Harus ada yang mengawasinya juga di sini. Dia barusan sampai menggigil."
"Oke, sebentar. Bro, ini dia sudah ganti baju," kata Build dengan obrolan samar yang jauh dari telepon. "Ya ampun, Sayang. Bisa lebih cepat sedikit? Cuci muka dulu ke belakang sana! Kita ini sedang ada pasien!"
Bible kedengarannya menyahuti malas. "Ck, brengsek. Andai bukan dia yang meminta, aku takkan mau datang," katanya, tapi malah mendusel lagi ke tubuh Build. "Nanti kukebut kalau dapat ciuman yang lengkap."
Build pun cepat menyerang pacarnya dengan kecupan. Bibir, pipi, kening, hidung, lalu ke bibir lagi. Dia tidak melewatkan setiap bagian sambil mendengus, lalu mendorong Bible menjauh. "Dasar koas ...." katanya. "Sana, cepat. Kalau telat bisa-bisa pasienmu tamat."
(*)
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com