"Kau pasti aman di sini ... ya?" tanya Mike sekali lagi. Dia meneguk ludah karena di ambang batas. Lalu kusadari penisnya gembung di balik celana. Oh, Tuhan .... Otakku pun berubah ribut. Ingin mau, tapi hatiku tak siap. Dan itu membuat mataku berair.
Apa aku bisa percaya padanya?
"Phi, kau memang sangat keterlaluan ...." kataku sambil meraih lehernya dengan kedua tangan. Cepat-cepat kucium dia sebelum suasana memburuk, dan kesepuluh jariku pun bertengger pada rahangnya. Mike jelas paham keringat dinginku mengucur deras, dadaku berisik, dan telapak tanganku licin sekali. Namun, pria ini langsung menggenggamku tepat di sisi pipinya, tidak membalas agresif karena ingin aku nyaman. Barulah menaikkan vest-sweater tebalku ke atas dada. Dia tampak senang setelah meraba putingku, melepas bibir hanya untuk melihat bagian itu, barulah merangsek maju ke sana.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com