Ah, sudah larut. Meskipun mataku merah, aku tetap pamit pulang setelahnya. "Eh, Nak? Sekarang?"
Aneh, bukan? Namun, aku tetap pergi daripada orang rumah mencari. Apalagi aku tidak menyetir mobil sendiri (tadi aku terlalu emosional untuk mengeluarkan Porsche dari garasi). Kupikir Peter butuh pulang untuk istirahat juga. Toh ini jam 12 malam lebih). Tidak ada Mike di rumah. Bentar-benar tidak hingga aku sudah pulang. Dari situ aku pun sadar bahwa ini realita. (Aku tak boleh mengharapkan hubungan pernikahan seperti film, yang suaminya mendadak muncul), lalu tidur dengan menarik selimut ke sebatas bahu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com