Mike mengurut penis kami semakin intens, meremas ujungnya, ternyata yang keluar bukan urin, melainkan sperma kami yang muncrat-muncrat ke perut.
"AHHH HHH ... hhh—Phi Mike--!"
"Ahh—hhhrrrmmm, Acie!"
Kami saling mendekap selama klimaks bersama, bathrobe-ku tak bertahan dari pangkuan. Benda itu melorot ke lantai. Aku telanjang penuh, rasanya risih sekali saat cairannya mengalir ke belahan pipi bokongku. "Phi?" sebutku karena Mike tiba-tiba membelai lubangku di belakang. "Mhh ...."
"Yakin tidak mau sampai tuntas?" tanya Mike. Dia menekan kerutan liangku sambil tersenyum. Napasnya pendek, lalu menggesek naik turun menggunakan jari tengahnya yang panjang. "Tapi kalau belum siap pun tak apa-apa," katanya, tapi mata pria ini jelas-jelas berharap.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com