Terdorong hasrat tawa yang gila, Mike pun ingin memaki sekasarnya.
―Ace.‖
―Hm?‖
Mike pun menilik ekspresi lelap Ace sebelum berkata segan. ―Aku ingin menciummu lagi.‖
Meski tak ada sahutan, Mike yakin kesadaran Ace masih utuh sepenuhnya.
―Ace.‖ Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Mike kini diizinkan menatap mata favoritnya. Ace bahkan bergerak sendiri untuk bangkit. Menatap bibirnya. Lalu mengecup di sana dengan segenap perasaan tulus.
Satu kecup.
Dua kecup.
Tiga kecup.
Ace kembali mengamati bibir lembab yang berkilau itu.
―Beri aku seluruh kesabaranmu, Mike,‖ pintanya dengan napas yang tercekat. ―Tabung semua yang kau miliki. Karena aku ... bukannya ingin lari selamanya.‖
Selama ini, Mike tak berharap banyak Ace akan membalas perasaannya. Lelaki itu mungkin rapuh, tetapi keteguhannya lebih kuat daripada baja. Maka bila diberikan kesempatan kecil, Mike takkan menyia-nyiakannya.
BRUGH!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com