webnovel

3  MANA YANG ASLI ? PART I

Aku yang terkejut tapi tetap memasang ekspresi datar berpikir, kenapa tiba-tiba memanggil ku dengan akrab seperti Rose saja, apa dia mendengar Rose memanggil ku begitu jadi dia ikut memanggil ku begitu ?

"Ya, ayah" jawabku, dengan tidak begitu peduli .

"Tunggu!! kenapa dia masuk ke akademi." ucap Malvin yang tidak terima

"kenapa ? semua orang bisa masuk ke akademi Malvin, dan di akademi status kita itu di sembunyikan. Aku tahu kau takutkan kalau ada temanmu yang berkata bahwa kau bersaudara dengan Ana, tidak akan ada yang tahu kalau kalian bersaudara." jawab Gio

"Kenapa kau takut kalo temanmu itu berpikir kalian bersaudara?" tanya ayah sambil menatap Malvin.

Dengan gugup Malvin menjawab "Ti-tidak seperti itu ayah…"

Belum selesai berkata, kata-katanya di potong oleh Gio "Aku mendengar sesuatu saat di akademi, katanya ada seorang putri kaisar yang belajar di akademi dan berkata bahwa dia adalah putri kaisar satu-satunya yang sangat di sayangi oleh semua orang. Bagaimana kalau ternyata ada 2 putri kaisar ?"

"Kau berkata seperti itu pada teman-temanmu Malvin ?" Tanya ayah.

"Tidak ayah, itu.. itu hanya rumor yang beredar, aku juga tidak tahu dari mana rumor itu berasal"

"Baiklah kalau itu hanya rumor, lagi pula Ana di sana datang tanpa status. Semua orang di sana juga datang tanpa status, mereka datang untuk mempelajari sihir bukan untuk mencari koneksi."

"Ayah, tapi sejak kapan memanggil Oriana dengan sebutan Ana ?" tanya Gio, aku juga penasaran dengan itu sebenarnya.

"Kenapa aku tidak boleh memanggilnya seperti itu ? Rose saja yang boleh memanggil seperti itu ? Sudahlah Gio kau tidak perlu mempermasalahkan tentang cara orang memanggil nama. Orang yang di panggil juga tidak masalah" setelah berkata begitu ayah meninggalkan tempat di ikuti Gio yang terus mengomel masih tidak terima tentang panggilan itu. Yah..aku memang tidak masalah, aku hanya sedikit terkejut dan bukan hanya aku tapi semua.

Karena Malvin yang masih terdiam di meja makan dan Cent yang menatap cemas kakaknya dalam diam, bukankah lebih baik aku pergi. Besok aku akan menanyakan urusan akademi dengan kak Gio, kapan aku mulai masuk untuk belajar ?

Seperti biasa aku kembali ke kamar ku dengan Rose.

"Kenapa ?" Tanyaku karena Rose terus menatap ku sambil tersenyum.

"Apakah ada kejadian membahagiakan tadi ?"

Tanpa sadar aku tersenyum sendiri "Ehem!" kembali ke wajah datar ku. "Kau memang luar biasa Rose, akan ku ceritakan setelah sampai di kamar."

"Baiklah tuan putri." jawabnya sambil terus tersenyum. Setelah sampai di kamar, aku menceritakan semuanya, Rose tertawa terbahak-bahak. Aku heran apa hal seperti itu patut untuk di tertawakan sampai seperti itu ?

Tapi setelah aku menceritikan bahwa aku akan belajar di akademi, Rose ternyata mengetahui jadwal masuk ku sekitar 2 minggu lagi. Karena dia pelayan pribadi ku jadi dia di beri info untuk menyiapkan segalanya. Di akademi kita tidak di perbolehkan di antar jemput dengan kereta kuda berlambang keluarga, dan tinggal di asrama. Siswa hanya boleh keluar dengan di dampingi guru , itu ketika ada pelajaran dimana kita harus keluar akademi. Atau sesaat setelah ujian, mirip seperti kenaikan kelas di dunia ku sebelumnya. 1 tahun ada 2 x ujian, pertengahan tahun dan akhir tahun. Di akademi sebelum memulai pelajaran para siswa di wajibkan untuk melakukan tes sihir terlebih dahulu. Jika ketahuan memiliki sihir hitam dia akan langsung di keluarkan. Selama di akademi hanya di perbolehkan menggunakan seragam dan baju tidur (hanya saat di kamar). Siswa tidak boleh keluar dengan baju tidur.

Karena siswa tidak boleh keluar dengan baju tidur ku pikir pasti kamarnya akan sangat lengkap, mungkin ada kamar mandi dan rak buku yang cukup besar, mengingat kita semua akan belajar. Di sini ada berbagai macam jenis sihir, lingkaran sihir yang di pelajari oleh Gio itu berguna untuk memindahkan sekelompok orang atau barang ke suatu tempat, seperti teleportasi dalam jumlah besar. Malvin mempelajari sihir pengobatan, katanya dia sudah bisa sampai menyembuhkan hewan yang terkilir, dan Cent mempelajari sihir tanaman. Yang kudengar dari Rose itu seperti cara kita bertani, membuat tumbuhan cepat bertumbuh, memiliki hasil yang bagus yah seperti itu.

Selama 2 minggu aku mencoba untuk mencari buku yang berkaitan dengan sihir dan mempelajarinya dengan Gio di lantai atas perpustakaan. Setelah di pikir-pikir lagi lantai atas perpustakaan ini sekarang seperti menjadi ruang khusus untuk aku dan Gio. Kita membahas perilaku orang di kekaisaran, belajar sihir dasar seperti mematahkan ranting kayu tanpa menyentuh dan memindahkan ranting. Ini seperti trik sulap yang di lakukan orang-orang di dunia ku sebelumnya. Bedanya di sini di lakukan tanpa trik, awalnya aku cukup terkejut aku bisa memiliki kekuatan yang bisa di bilang "aneh" tapi setelah lama menggunakannya dan terbiasa aku jadi merasa bangga.

Akhirnya besok adalah hari pertama ku masuk ke akademi. Gio sudah banyak menjelaskan bagaimana proses awal masuk, yah.. tapi aku kan masuk di pertengahan semester jadi mungkin ini sedikit berbeda dari yang Gio jelaskan. Sebelumnya dia menjelaskan ketika kita awal masuk, saat mendaftar akademi diwajibkan untuk menunjukan seberapa besar tingkat sihir kita, setelah itu para guru akan menilai. Setelah guru selesai menilai, hasilnya akan langsung di bacakan. Para guru akan membuat pilihan untuk mereka kelas mana yang akan di pilih.

Di dunia ini yang memiliki sihir cahaya hanyalah keluarga kekaisaran. Jadi tes yang di lakukan akademi agar tidak ada yang tahu kalau ada orang kekaisaran yang masuk akademi, tesnya di lakukan dengan cara memindahkan ranting, memindahkan ranting, dan melihat aura sihir. Aura sihir ini hanya bisa di lihat oleh para guru, kata Gio belum ada siswa yang bisa melihatnya. Tapi Gio sebenarnya bisa melihatnya. Jika aura yang di tunjukkan seseorang itu berwarna merah berarti orang itu memiliki bakat sihir api, biru yang berarti air, hijau yang berarti tanaman, putih yang berarti angin, dan emas yang berarti cahaya. Sebenarnya ada 1 lagi yaitu hitam tapi Gio bilang dia belum pernah melihatnya, setahu ku juga jika ada orang yang memiliki sihir hitam mereka akan langsung di eksekusi saat itu juga. Yang ku tahu sihir hitam itu sendiri selain orang yang membuat janji dengan iblis, mereka yang memiliki dendam juga bisa merubah auranya menjadi hitam. Aku sendiri tidak bisa melihat aura ku, tapi ketika ku tanya pada Gio dia hanya berkata bahwa auranya sama denganku emas.

Sarapan yang biasa selalu di bawa Rose ke kamar ku hari ini terlihat istimewa, dia bilang dia yang membuatnya sendiri karena dia sedih tidak bisa ikut ke akademi. Hari ini dia membawa pancake dengan wipe cream , dan hiasan strawberry utuh di atasnya, dan blueberry yang di letakkan secara acak dan di siram madu. Karena aku memang lumayan suka makanan manis. Setelah menghabiskan sarapan, seperti biasa waktunya minum teh. Awalnya cukup melelahkan karena harus meminumnya sedikit demi sedikit, sebelum meminumnya kita harus mencoba menebak teh apa yang di bawa dari aromanya. Tapi karena ini hanya di kamar ku dan hanya ada Rose untuk membiasakan diri aku hanya mencoba menghirup aromanya, cukup wangi tapi entah kenapa aku merasa tidak enak badan hanya dengan mencium aromanya, padahal ku rasa ini teh yang biasanya dengan aroma yang sama. Secara spontan aku langsung mengerutkan dahi ku.

"Putri Ana, apakah teh nya tidak enak ?" tanya Rose yang memang duduk berhadapan, dengan wajah terkejut dan panik.

"Tidak, sepertinya kau terlalu banyak membuat pancakenya. Aku kekenyangan, kepalaku sampai pusing" jawabku dengan senyum dan sambil menyeruput teh itu.

Seketika setelah minum teh itu, tanpa sadar aku menjatuhkan cangkirnya dan melihat wajah panik dan pucat dari Rose, di belakang Rose adalah pintu masuk kamarku, di celah pintu yang tiba-tiba terbuka aku melihat seorang dengan rambut hitam panjang lewat. Brengsek Malvina !! ku pikir selama ini kau diam karena sedang merencanakan skenario apa yang di pakai saat masuk ke akademi besok, ternyata ini rencanamu. Hal yang terakhir aku bisa lihat adalah ketika Rose memegang kedua pundak ku dan terus meneriaki namaku, setelah itu pandanganku gelap. Apakah ini saatnya aku kembali ke dunia asal ku ?