Selama berada di rumah selalu saja kepikiran terus, kalau pun aku kesana pasti akan berhadapan sama Firdaus. Jadi aku harus bagaimana dong? Ingin curahan hati sama adikku heh... malah sudah tidur. Tumben banget ya tidur jam begini, biasanya begadang terus. Atau mungkin enggak ada saudara Lusi mungkin tak ada menemaninya.
Kurasa begitu deh, berhubung hari ini seluruh badanku bau banget. Tak mungkin kalau lekas tidur, lebih baik mandi dulu biar wangi. Semoga saja aku mimpi Lusi. Biar makin mantap berbicara dengannya lebih lama lagi, sedangkan dari siang sampai malam boro-boro bicara yang ada saling diam. Walau sempat senyum cuma sebentar.
Hah... kenapa dia selalu menghindar dariku? Padahal tak perlu seperti itu. Yang ada malah hubungan sama dia terasa kurang menyenangkan, keinginan aku berhubungan baik. Namun, tergantung dia bersedia enggak berteman lagi? Walaupun kepercayaan buatku butuh waktu lebih lama untuk berpikir. Hanya bisa mendoakan saja, selebihnya terserah!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com