Beberapa saat setelah keluar dari ruangan calon istrinya, Ardhan yang saat ini sudah sampai di kantin rumah sakit, tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tidak terlalu luas tersebut dan tidak menemukan sosok mertuanya. Akhirnya dia memilih untuk menghubungi nomor calon ayah mertuanya dan lagi-lagi raut kekecewaan terlihat sangat jelas.
"Zelyn pasti merasa khawatir jika aku kembali tanpa orang tuanya." Ardhan yang terlihat frustasi, kini tengah berkacak pinggang dan menatap ke lorong rumah sakit dengan memutar otak demi bisa menemukan pasangan suami istri paruh baya yang sudah dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri.
"Apa mereka ada di toilet? Akan tetapi, kenapa tidak mengangkat telepon?"
Tidak ingin membuang waktu lebih lama, kaki panjang Ardhan kini melangkah menuju ke arah toilet dan di saat bersamaan, indera penglihatannya menangkap siluet dari seorang pria berseragam yang keluar dari sebuah ruangan yang diketahuinya adalah gudang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com