webnovel

Damn It! (4/8)

Sudah sekitar 2 jam lamanya Lin meninggalkan Jane sendirian yang berkutat pada berkas-berkas menyebalkan ini, tepatnya sudah pukul 10 malam, Jane memutuskan untuk pulang dan disinilah sekarang ia sudah berada diparkiran, pekerjaannya sudah selesai dan besok adalah jadwal bermalas-malasan untuknya.

"Sialan! Kenapa ban mobilku bocor!" Jane menendang-nendang ban mobilnya kesal.

"Aku yang membocorkannya" sahut laki-laki yang berada disebrang mobilnya.

"Kau?! Sialan!" Teriak Jane kesal bukan main.

"Ayo aku antar pulang, cepatlah ini sudah larut malam"

"Ini semua karenamu brengsek! Kau membuat ban mobilku bocor! Dan aku tidak bisa pulang!"

"Maka dari itu aku bertanggung jawab mengantarmu pulang Jane" Laki-laki yang sangat dikenali wajahnya diingatan Jane walaupun menggunakan hoodie, masker dan kacamata, dia tahu itu Bobby, memang siapa lagi? Bobby berjalan menghampiri Jane dan tersenyum hangat pada wanita yang sedang marah didepannya.

"Ingin kupukul lagi?"

"Pukul saja, ada CCTV disini dan kau akan ketahuan menganiaya artismu sendiri"

"Tapi kau yang membocorkan ban mobilku dan aku bisa membela diriku untuk itu"

"Silahkan saja, yang membocorkan ban mobilmu bukan aku tapi orang lain aku yang menyuruh mereka" Bobby tersenyum senang bukan main melihat Jane yang sedang marah didepannya terlihat begitu menggemaskan.

"Kau Sialan Bobby, ak-"

"Berhenti bicara, masuklah kemobilku atau kau mau foto kita beredar dimajalah? Atau dikoran? Televisi? Info gosip atau artikel? Semuanya terdengar bagus, kau tinggal memilihnya saja" jelas Bobby yang malah membuat Jane semakin membencinya.

Bobby berbalik menuju mobilnya dengan rasa jengkel Jane menghentakkan kakinya marah mengikuti Bobby berjalan kearah mobil Bobby yang ada diseberang mobilnya.

Bobby membukakan pintu mobil untuk Jane "silahkan masuk my princess" kemudian tersenyum manis diakhir kalimatnya.

"Cih aku tidak sudi jadi princess mu" kemudian masuk kedalam mobil dengan wajah ditekuk sebal dan wajah itu malah menaikkan semangat Bobby untuk semakin menggoda Jane.

Bobby masuk duduk dikursi kemudi dengan tiba-tiba beranjak dari kursinya dan langsung mencium bibir Jane dengan rakus, Jane meronta tapi kekuatannya tidak sebesar Bobby, bagaimanapun dia itu wanita.

Bobby melumat bibir Jane dengan penuh nafsu, merasakan manis bibir Jane kembali yang membuatnya candu, bibir Jane yang penuh dan berbentuk sensual terlihat sangat sexy dan itu benar-benar tipe bibir yang diinginkan Bobby.

Jane tidak tahan dengan tindakan Bobby, benar-benar keahlian bibir Bobby tidak perlu diragukan lagi dan itu sukses membuat Jane ikut dalam permainan Bobby.

Saat suasana semakin panas Bobby menghentikan ciumannya menarik tubuhnya menjauh sedikit dari Jane.

"Eng~" desahan lolos begitu saja dari bibir Jane, Jane mulai membuka mata dilihatnya Bobby yang menyunggingkan senyum kemenangannya sekarang.

"Kita akan melanjutkannya diapartemenku"

"Apa maksudmu?! Aku akan pulang!"

"Tidak bisa, kita sudah sepakat, kau memberikan dirimu padaku maka foto itu tidak akan tersebar kemanapun, aku akan menghapusnya"

"Aku tidak bilang setuju"

"Tapi pukulan tadi siang aku anggap itu tanda kontrak kita"

"Kau gi-"

"Lagi pula kau membalas ciumanku tadi" Wajah Jane merah karena malu, benar-benar memalukan sekali dirinya ini, seolah-olah tubuhnyapun tidak mau menuruti perintahnya untuk menolak sentuhan Bobby, tubuhnya dibawah kendali sentuhan Bobby dan ini benar-benar gila.

"Aku sudah bilang pada Lin akan pulang"

"Tinggal kau telpon saja Lin, beritahu dia kau tidak akan pulang, kau akan menginap di apartemenku malam ini"

"Kau gila?! Bagaimana mungkin aku mengatakan akan tidur diapartemenmu! Lagipula orang akan mengenaliku dan itu sa-"

"Katakan alasan apapun terserah, kau harus tidur diapartemenku atau kau mau aku yang tidur diapartemenmu?"

"Tidak tidak jangan diapartemenku, Lin tinggal bersamaku!"

"Baiklah berarti kita ke apartemenku, Untuk masalah orang yang mungkin akan mengenalimu, aku membawa baju dibelakang kau bisa mengganti bajumu, memakai masker, topi dan bila perlu kacamata"

"Kau benar-benar merencanakan ini?!"

"Tentu saja, kau membuat aku harus menyelesaikan tugasmu untuk menidurkan kembali juniorku karena ulahmu tadi siang dan malam ini aku akan menghukummu untuk itu, little-B merindukan sarangnya Jane"

"DASAR MESUM!!!" Teriak Jane keras memekakkan telinga Bobby sehingga Bobby harus menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Bobby menancap gas mobil keluar dari parkiran kantornya, kemudian melaju dengan kecepatan sedang.

Sepanjang jalan tidak ada yang membuka pembicaraan.

Bobby hanya sibuk memperhatikan jalan sedangkan gadis disampingnya-Jane sibuk melihat kearah lain yang pasti Jane sangat muak dan tidak ingin melihat kearah lelaki disampingnya. Ia membenci laki-laki brengsek ini.

Setelah 15 menit perjalanan, Bobby yang sudah bosan karena tidak ada pembicaraan sejak mereka bersama didalam mobil akhirnya membuka mulutnya.

"Jane?" Ucap Bobby tanpa mengalihkan matanya dari pandangan depan.

Jane mendengar namun berpura-pura tidak mendengar, ia berharap tuli saja jika mendengar suara laki-laki sialan ini.

Oh ayolah Jane, lelaki brengsek yang kau sebut itu mempunyai nama.

"Jane" sekali lagi ia-Bobby memanggil, namun kali ini ia menoleh kesebelahnya.

'Wanita ini memang tidak mendengar atau memang tuli' -inner Bobby, matanya agak menyipit tidak suka.

Jane mengacuhkan panggilan Bobby, padahal ia tahu Bobby menaikkan suaranya sedikit dari sebelumnya.

Ia-Jane lebih baik memandangi luar jendela melihat mobil yang lululalang di bandingkan harus bertatap muka dengan laki-laki yang telah menculiknya ini.

"JANE!" Teriak Bobby dengan suara berteriak. Ia-Bobby tidak terima jika dirinya diacuhkan.

Namun Jane? Ahh hanya jantungnya saja yang melompat terkejut, tapi ia berusaha untuk tidak memperlihatkannya pada Bobby, Ia-Jane BENAR-BENAR TIDAK MAU BERTATAPAN DENGAN PENCULIK INI, catat itu baik-baik.

Tiba-tiba Bobby menghentikan mobilnya secara mendadak, ia-Bobby amat sangat tidak terima, bagaimana bisa ada orang yang bisa mengabaikannya hingga seperti ini? Apakah dia hantu yang dianggap tidak ada? Makhluk halus? Atau seupil kotoran tidak berguna jadi si pemilik nama Jane ini sangat mengacuhkannya sedari tadi. Sialan pikir Bobby.

Dengan rasa dongkol, Bobby tiba-tiba menginjak pedal rem secara mendadak membuat mobil berhenti mendadak.

Umpatan kesal sumpah serapah keluar begitu saja dari bibir sexy Jane.

"Sialan! Apa yang kau lakukan brengsek!" Teriak Jane. Ia-Jane murka.

"Ku pikir kau bisu" jawab Bobby enteng.

"Mati saja kau" sarkas Jane. Wajahnya menunjukkan rasa tidak suka pada lawan bicaranya.

"Galak sekali" goda Bobby dengan senyum nakal menghiasi wajah tampannya, namun itu malah membuat Jane mual dan ingin muntah, Jane berharap benar-benar dapat memuntahkan isi perutnya kedepan wajah sok tampan itu.

Tapi kan memang tampan Jane? Tidakkan Bobby tampan?

TIIN

TIIN

TIIN

Bunyi klakson keras tanpa keperimanusiaan memekakkan telinga mereka, ahh~ Bobby berhenti mendadak, membuat ia sembarangan berhenti. Membuat semua pengguna jalan menyumpah serapahinya.

"Ini jalan nenekmu ya?" Ucap Jane dengan nada menjengkelkan.

"Tentu saja bukan" jawab Bobby tidak menghiraukan, ia belum sama sekali melajukan mobilnya.

"Kenapa kau masih diam, cepat jalan sialan!" Teriak Jane, ia tidak ingin malu. Benar-benar tidak memiliki otak lelaki disampingnya ini, dia pikir hanya dia saja yang akan menggunakan jalan ini.

Bobby masih belum menginjak pedal gasnya, ia tersenyum menanggapi gadis galak disebelahnya.

"Apa yang kau lakukan?! Ingin ku hajar?" Jane benar-benar gila, ia tempramen sekali malam ini.

"Teruslah bicara Jane, aku senang mendengar suaramu" Bukannya menuruti Jane ia malah menatap Jane sambil tersenyum.

"DALAM MIMPIMU!" balas Jane sambil membuang wajah.

TIIN!

TIIN!

TIIN!

"Cepat jalan brengsek!" Jane kesal betul, klakson semakin menjadi-jadi dibelakang mobil mereka.

"Baiklah, tapi kau jangan berpura-pura tuli lagi" jawab Bobby masih dengan wajah tenang tanpa dosa.

Penuh pertimbangan, akhirnya Jane menjawab "fuck" sambil dengan muka ditekuk sebal.

Dalam hati Jane sudah menyumpah serapahi lelaki disampingnya ini. Berharap agar lelaki disampingnya mati dengan cepat. Eh! Tunggu sebentar tidak jadi, kalo mati dengan cepat mungkin sekarang juga bisa, dia sedang bersama Bobby sekarang, bisa-bisa dia juga ikut mati, Jane kan belum ingin mati. Baiklah Jane membatalkan doanya. Ia hanya pasrah.

Walaupun Jane berkata "fuck" Bobby tau itu jawaban persetujuan dari gadis manja disebelahnya ini.

Bobby menginjak pedal gas mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah gadis disebelahnya.

Sepanjang perjalanan, Bobby mengajak Jane berbicara yang hanya ditanggapi Jane sekedarnya saja, sebenarnya Jane sangat tidak sudi mengobrol dengan lelaki disampingnya ini namun harus bagaimana lagi yasudahlah. Ia harus menjalaninya. Kehidupannya yang luar biasa menyenangkan sekarang malah jatuh terbalik.

Tidak ada ketenangan.

Tidak ada kesenangan.

Mulai hari ini kehidupannya akan berubah.

Menjadi sangat menyedihkan dan menyengsarakan karena harus berhadapan dengan lelaki brengsek sialan yang tidak tahu diri ini.

Goodbye World

Jane meratapi nasib jeleknya.