Enjoy Reading.
*****
Zahra duduk dengan kikuk. Biasanya dia hanya naik bus. Dan kalau pun naik pesawat pasti hanya mampu yang kelas ekonomi. Tapi, sekarang baru naik saja dia sudah disambut. Baru duduk sudah ditawari ini dan itu. Belum lagi pramugari yang selalu tersenyum dan siap sedia kapan pun Jovan memanggilnya.
Begini ternyata rasanya naik pesawat pribadi. Pelayanan nomer satu. Tempat duduk luas bahkan kata Jovan ada ranjang juga di dalam jika Zahra mau menghabiskan perjalanan sambil tiduran.
Perjalanan hanya 40 menit. Yang ada baru nyenyak-nyenyaknya dia sudah dibangunin. Mending duduk anteng saja.
"Kamu kenapa sih, kaku banget? udah pernah naik pesawat kan?" tanya Jovan melihat istrinya yang terlihat resah.
"Itu, embaknya bisa suruh ke mana gitu. Jangan berdiri di sana terus, kasihan pasti capek berdiri." Zahra sebenarnya risih dilihat sama pramugari itu dari tadi.
"Kamu nggak nyaman?"
Zahra hanya diam saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com