Snapp bisa berpikir demikian bukan tanpa sebab, karena setelah mengangkat telpon Silia tanpa izin, pria itu segera mengirimi Snapp pesan, mengatakan bahwa Silia adalah kekasihnya. Karena kesal, Snapp langsung mematikan ponselnya dan pergi bar untuk mabuk.
"Kau pikir aku tidak tahu apa rencana mu, kau itu naif sekali, kau bermimpi untuk bisa hidup selamanya dengan orang seperti itu, apa kau tidak sadar? Stuart Huan hanya sedang memanfaatkan mu, setelah dia selesai dengan urusannya, dia pasti akan segera mencampakkannya." Di dorong rasa cemburunya, Snapp jadi menguluarkan kakat-kata yang menyakitkan.
"Lalu apa bedanya dengan diri mu?" Snapp seketika terhenyak, "kau juga akan segera membuang ku setelah kau merasa selesai." Meski terlalu pahit saat mengatakan kebenaran, tapi itulah kenyataannya.
Snapp terdiam, lidahnya seolah kelu untuk bersuara.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com