webnovel

at the party

Hana pov

Aku melihat undangan pernikahan sepupu kami. Aku masih belum memutuskan akan pergi atau tidak.

Jung Kook sudah pasti akan pergi bersama orang tua kami. Ada alasan tersendiri kenapa aku masih ragu.

Flashback saat usiaku masih tujuh tahun ...

Saat keluarga besar kami mengadakan acara keluarga ...

"Kami nggak mau main sama kamu. Kamu itu bukan keluarga" kata sepupu-sepupuku saat aku hendak bermain bersama mereka.

"Bukan keluarga?"

"Iya. Kamu itu cuma anak pungut" kata mereka.

"Anak pungut?"

"Kamu itu bukan anak ayah dan ibu Jung Kook"

Aku yang masih sangat kecil saat itu shock saat mendengarnya. Aku mencari tempat tersembunyi untuk menangis.

Tapi Jung Kook kecil mencariku "Noona ... Noona ..."

Jung Kook kecil akhirnya menemukanku. Ia menghiburku "Noona ... Noona itu Noona aku. Ayo kita main sama-sama" Jung Kook menggenggam tanganku. Ia mengajakku bermain.

Jung Kook itu walaupun laki-laki tapi ia juga sudah seperti saudara perempuanku. Aku sering bermain bersamanya. Walaupun banyak temannya yang mengajaknya bermain.

Aku tau ia mau bermain bersamaku supaya aku tidak kesepian. Supaya aku tidak sendirian.

Alasan terbesar aku tidak ingin pergi ke acara keluarga adalah karena kejadian Kiki. Mereka berpikir aku menggoda Jung Kook. Mereka berpikir aku mewarisi sikap ibu kandungku. Mereka tau kalau ibu kandungku seorang pelac**. Dan cap anak seorang pelac** tidak pernah lepas dari diriku.

Bahkan saat keluarga besar tau ibu mengandung Jung Kook, mereka langsung menyuruh ayah dan ibu untuk mengembalikan ku ke panti asuhan.

Kalau boleh memilih, aku juga tidak mau punya ibu seorang pelac**. Kalau boleh, aku menginginkan mempunyai keluarga yang utuh. Tidak harus kaya raya. Keluarga yang sederhana dan harmonis itu sudah cukup.

🌼🌼🌼

"Noona ... Kau tidak boleh terus menghindar"

"Kau harus menghadapinya"

"Aku akan terus berada di samping Noona"

"Jadi, mereka tidak akan bisa melukai Noona lagi"

Saat hari pesta ...

Aku memakaikan Kiki jas kecil berwarna putih. Aku sudah membawa Kiki untuk potong rambut di barber shop. Kiki kini terlihat seperti anak laki-laki walaupun wajahnya masih terlihat manis.

Aku memilih baju pesta terbaikku. Menstyling rambutku. Memulas make-up natural di wajahku.

"Noona ... Kau cantik hari ini" puji Jung Kook.

"Hanya hari ini?"

"Tidak ... Setiap hari kau selalu cantik"

"Gomawo ..."

Kami menjemput ayah dan ibu. Kami berangkat bersama menuju tempat acara.

Pesta pernikahannya sangat mewah. Sang mempelai wanita sangat cantik. Sang mempelai pria juga tampan.

Saudara-saudara ayah berada di sana juga. Mereka melihat ke arahku. Seakan-akan jijik dengan keadaanku. Tidak ada yang menyapaku. Mereka hanya menyapa Jung Kook dan orang tua kami. Untunglah Kiki masih mereka terima karena ia masih darah daging Jung Kook.

Aku menundukkan kepalaku. Air mataku hampir saja keluar.

"Noona ... Tegakkan kepalamu"

"Aku ke toilet dulu"

Di dalam toilet ...

Aku tidak bisa menghentikan lagi air mataku. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk tidak menangis di tempat pesta.

"Hana itu kenapa datang ke sini. Ia pasti mendapatkan Jung Kook dengan tubuhnya. Ia itu pelac** sama seperti ibunya"

"Iya ... Dengan cara apa lagi, ia bisa menjadi keluarga mereka kalau tidak dengan cara seperti itu"

Aku keluar dari toilet saat mereka sudah tidak berada lagi di toilet.

Aku memberi pesan ke Jung Kook kalau aku menunggu mereka di mobil. Aku sudah tidak sanggup lagi berada di sana.

Aku tau Jung Kook dan orang tua kami begitu menyayangiku. Bagiku mereka itu keluarga yang sebenarnya walau kami tak punya hubungan darah. Kasih sayang ayah dan ibu tak pernah berkurang walau mereka sudah mempunyai Jung Kook, anak kandung mereka.

Jung Kook datang. Ia melihatku menangis. Ia memelukku.

Noona ... Maafkan aku ...

Karena perbuatanku malah membuat mereka semakin membencimu.

"Noona ... Ayo kita masuk ke dalam" Jung Kook menggenggam erat tanganku. Aku mengikutinya.

Asalkan ada tangan Jung Kook yang menggenggam erat tanganku ...

Asalkan ada Jung Kook di sampingku ...

Aku pasti bisa menghadapi apapun.