Trish melamun menatap bintang dan Anwen yang masih merangkul tangannya diam memperhatikan.
"Apa yang kau pikirkan?" Setelah cukup lama terdiam akhirnya gadis itu memutuskan untuk bertanya.
"Tidak ada. Hanya sedang menikmati pemandangan."
Kedua mata Anwen mengerjap menatap Trish lalu ikut duduk di tanah. Tangannya masih setia merangkul lengan pria itu.
"Ooh," katanya lalu diam sebentar, mencari topik pembicaraan. "Ngomong-ngomong Trishy, tadi kau terlihat panik, kenapa?" tanyanya, membuat Trish agak tertegun.
Suara jeritan beberapa waktu yang lalu kembali terngiang di dalam kepalanya.
Aish. Sangat mengganggu.
"Tidak apa-apa."
"Tadi kau dari kamar Kakakku, 'kan?"
"Iya… tadi Yang Mulia memintaku untuk membawa sebuah berkas pekerjaan ke kamarnya untuk diberi stempel setelah itu aku pergi." Trish membuat alasan. Dia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya kepada Anwen.
"Tapi kenapa kau terburu-buru?"
"Hanya perasaanmu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com