webnovel

Menunggu

Saat ini Natasya disibukan dengan persiapan kuliahnya, ia akhirnya memilih kuliah di universitas swasta yang tidak jauh dari SMA-nya dulu. Persiapan kuliahnya sudah siap 80% sisanya tinggal menunggu waktunya saja.

Teman-teman Natasya masih banyak yang belum mengetahui jika ia kuliah di kampus biasa, dan sepertinya ia kali ini tidak malu untuk mengungkapkan kalau ia tidak bisa kuliah di universitas negeri seperti impiannya pertama kali.

Natasya hanya yakin jika ia yakin akan pilihan orangtuanya insyaallah jalan yang kita lalui akan mudah. Tentang pekerjaan yang di ucapkan orangtuanya ialah mengajar, Natasya bisa bekerja dan kuliah bersamaan hanya saja ia akan bekerja di pagi hari dan kuliah di sore harinya.

Natasya juga mendapatkan sepeda motor baru dari ayahnya, walaupun ia kuliah tidak diperbolehkan membawa kendaraan sendiri ia masih bisa menggunakan motornya untuk bekerja dan jalan-jalan di hari libur untuk menghilangkan penat selama bekerja dan kuliah.

Tidak hanya sepeda motor yang Natasya dapatkan melainkan ia juga mendapatkan handphone baru. Bukan handphone android terbaru setidaknya ia dapat menggunakan handphone itu untuk berkomunikasi dengan temannya.

Natasya selalu bersyukur karena setiap masalah pasti ada hikmahnya seperti saat ini ia bisa menikmati handphone baru dan juga motor baru. Sebelum kuliah ini ia juga pernah meminta kepada orangtuanya untuk membeli handphone tetapi tidak diizinkan.

Sekarang ia tidak perlu meminta karena hal yang dia inginkan langsung dibeli tanpa bertanya kepadanya terlebih dahulu.

Natasya langsung menggunakan handphonenya untuk mendownload beberapa aplikasi chat agar ia bisa berkomunikasi dengan teman-temannya, yang pertama kali ia download adalah WhatsApp karena ia dapat melihat teman-temannya lebih banyak menggunakan aplikasi itu di bandingkan aplikasi yang lain.

Setelah mendownload ia langsung mendaftarkan nomer handphonenya. Setelah semuanya selesai ia langsung menghubungi Ambar, jika bertanya kenapa Ambar karena Ambar adalah teman dekatnya.

Ia mengirim kan pesan kepada beberapa temannya dan juga ia meminta temannya untuk memasukkannya kedalam grup obrolan kelas mereka.

Banyak teman Natasya yang senang ketika tahu jika Natasya sudah memiliki handphone android, mereka juga mengatakan kalau ini semua berkat kerja kerasnya untuk lulus di universitas negeri.

Mereka tidak tahu jika ia bisa mendapatkan ini semua berkat pertukaran antara dirinya dengan kampus impiannya.

Setelah memberi kabar kepada temannya, Natasya langsung menelepon Alfi untuk mengajaknya mencari makan karena ia tidak suka sayur yang dimasak oleh ibunya.

"Assalamualaikum," Ucap Natasya setelah tahu jika Alfi sudah menjawab panggilannya.

"Wa'alaikumsalam, ada apa Sya?" Tanyanya bingung.

"Keluar yuk!!! Cari makan! Aku lapar!" Mohon Tasya padanya.

"Bilang sama Raka biar gue ada temennya," Katanya melanjutkan.

"Jangan ganggu Raka, dia masih sibuk dengan beberapa berkas yang harus dia selesaikan di Medan." Ujar Tasya.

"Oke," Jawab Alfi yang langsung mematikan sambungan telepon.

Natasya yang sudah tahu bagaimana sifat Alfi tidak lagi ambil pusing jika Alfi mematikan teleponnya begitu saja, berbeda dengan Raka yang akan memarahi Alfi jika tahu panggilannya langsung dimatikan.

Natasya langsung bergegas untuk merapikan dirinya sebelum pergi dengan Alfi, Natasya bukan cewek yang ribet jika ingin pergi terkadang ia hanya mengenakan Hoodie dan celana panjang saja. Tetapi kali ini ia akan mengubah penampilannya sedikit karena ia ingin mencoba gaya baru ketika kuliah nanti.

Alfi sampai di rumah Natasya, di depan rumah Natasya ada ayahnya yang sedang membersihkan mobil. Alfi langsung turun dan menyalami tangan ayahnya Natasya.

"Assalamualaikum om." Ucap Alfi yang ingin bersalaman.

"Wa'alaikumsalam nggak usah fi tangan Om kotor." Jawab ayahn Natasya menolak tangan Alfi.

"Mau pergi kemana?" Tanya ayah Natasya.

"Kata Tasya tadi pingin cari makan Om, nggak tahu mau cari makan dimana." Jawab Alfi seadanya.

"Jangan balap-balap kalau bawa motor." Peringat ayah Natasya.

"Tenang Yah nggak balap kok paling kita langsung masuk kuburan," Sambung Tasya bercanda.

Mendengar jawaban putrinya sang ayah langsung memukul kepala putri kesayangannya.

"Kalau bicara itu dijaga kak jangan asal ucap," Nasihat ayah Tasya.

Tasya dan Alfi pergi setelah berpamitan dengan orangtuanya. Mereka berdua tidak tahu akan pergi kemana karena mereka dari awal tidak memiliki tujuan.

Karena Tasya anaknya suka mencari sesuatu hal yang menarik ia langsung memberi saran ke Alfi untuk ketaman terlebih dahulu setelah itu mereka akan pergi jalan-jalan untuk melepaskan penat.

Alfi dan Tasya sudah seperti sepasang kekasih yang sedang menikmati waktu berdua ditaman. Mereka mencari tempat duduk dekat penjual bakso yang biasanya mereka datangi.

"Tumben berdua aja dek." Ujar sang penjual bakso.

"Iya bang, yang satunya masih sibuk dengan pendaftaran kuliah." Jawab Tasya.

"Lah adik-adik ini apa tidak mempersiapkan kuliah juga?" Tanya Abang bakso.

"Kita mah nggak ribet bang." Jawab Alfi.

"Bang bakso yang biasa dua mangkuk." Pesan Alfi kepada abang penjual bakso.

Bakso yang dipesan mereka akhirnya sampai juga, mereka langsung menambahkan beberapa saus dan juga kecap bahkan Alfi menambahkan dua sendok sambal.

Tasya yang melihat Alfi memasukkan dua sendok sambal hanya bergidik ngeri, ia takut jika Alfi akan sakit perut karena kebanyakan makan sambal.

Setelah makan dan berkeliling-keliling taman Alfi dan Tasya memilih untuk melanjutkan mencari makananan selanjutnya yang akan mereka makan. Jika Alfi dan Tasya sudah bersatu maka semua kuliner akan mereka coba hingga perut mereka tidak sanggup lagi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan mereka berdua masih berburu makanan di kampung kuliner yang tidak jauh dari rumah Sisil. Karena tidak jauh dari rumah Sisil mereka akhirnya menelpon Sisil untuk bergabung dengan mereka untuk menikmati makan sore.

Setelah mereka selesai makan ada yang datang menghampiri meja mereka dan langsung duduk disamping Natasya. Pria itu tersenyum kepada Natasya dan dibalas dengan senyuman juga.

Alfi dan Sisil saling tatap dan mereka seolah-olah saling bertanya melalui tatapan mata mereka. Karena tidak mendapat jawaban dari menatap mata Alfi, Sisil langsung berinisiatif bertanya pada Tasya.

"Sya siapa?" Tanya Sisil.

Tasya bingung ingin memperkenalkan pria asing ini karena ia juga tidak mengenal pria ini. Ia hanya dekat dan tidak saling tahu siapa namanya, mereka berdua hanya dua orang asing yang selalu bertemu dan saling berbicara tanpa ingin saling mengenal.

Pria itu yang melihat Natasya bingung langsung memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama saya Alexander Thanasrivan, saya seorang pegawai swasta."

"Wih namanya keren kaya orang-orang barat gitu," Sambung Sisil yang heboh ketika tahu nama pria itu.

Natasya juga takjub dengan nama pria asing yang selama ini selalu bersamanya. Natasya juga tidak yakin jika pria asing itu hanya pegawai swasta karena dilihat dari pakaiannya pria asing itu seperti orang penting dalam perusahaan.

"Lo kenal dia dimana?" Tanya Alfi dengan menuntut.

"Kamu masih ingat kan waktu itu kita kumpul di warung bakso dekat SMA, nah Mas ini juga ada disana dan beberapa kali aku juga sering jumpa sama Mas ini." Jelas Natasya.

Alfi menatap pria itu dengan sinis, ia tidak suka jika sahabatnya dekat dengan pria asing dan pria itu juga terlihat lebih tua dibandingkan dengan mereka.