webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · História
Classificações insuficientes
240 Chs

82. Winata Tidak Pernah Mati

Malam hari, Desa Babakan diselimuti kegelapan. Walau daerah itu termasuk berpenduduk padat, tapi suasana terasa sunyi mencekam. Sedangkan udara dingin terasa sangat menusuk. Dalam suasana gelap gulita itu, tak terlihat kerlip cahaya bintang pun di langit sanasana sehingga membuat orang enggan keluar meninggalkan rumahnya.

Tak ada seorang pun penduduk desa yang keluar rumah, kecuali seorang lelaki paruh baya bernama Bayan. Ia terlihat sedang duduk pada pagar batu di depan rumahnya. Rumah yang cukup lega untuk ditinggali seorang diri. Berdinding kayu jati dan beratapkan jerami kering. Bayan menatap langit yang kala itu sesekali menampakkan kilatan cahaya. Meskipun hari itu tidak hujan, tetapi kilatan itu berkali-kali menyambar dari ufuk satu ke ufuk lain tanpa menimbulkan suara.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com