"APA,DIJODOHIN?"
"Yang bener aja ma?yufa terkejut setelah mendengar ucapan dari sang mama, pasalnya mama citra ingin menjodohkan anaknya itu dengan perempuan pilihannya.
"Bener lah!!"
"Iya kan pa?" Seru mama citra,lalu di angguki begitu saja oleh papa Mahesa.
"Gak! Gak! Jaman Udah canggih juga ngapain pake jodoh-jodohin segala.terus atas apa coba ma? pokoknya aku gak mau,yufa menolak mentah-mentah.kayanya jodoh di tangan Tuhan?tapi,kenapa sekarang malah mamanya sendiri yang menentukan jodohnya?
Ini gila, apalagi usia masih sangat muda,lulus SMA saja belum.
"Pokoknya HARUS MAU!"tegas mama citra,lalu memberi jeda sejenak untuk memberikan penjelasan.
"Nih mama kasih tau,,mama JODOHIN kamu dengan anak almarhum sahabat mama karena kita pernah mempunyai mimpi yang sama,yaitu melihat anak kita menikah.
Dan mimpi itu akan segera terwujud!"mama citra tersenyum di akhir ucapannya.
"Mama seenaknya aja! Kenapa gak Yumna aja sana yang di jodohin?"yufa masih terus saja menolak sampai membawa-bawa nama adik perempuannya.
"Anak almarhum sahabat mama itu perempuan semata wayang. ga mungkinlah mama jodohin adik kamu,sahut mama menjelaskan pertanyaan yufa.
"Enak ya menjadi yumma." Yufa mendengus kesal,dia merasa mamanya pilih kasih.
Terus mama mau jodohin aku sama siapa?
Sama tante-tante? Sama cabe-cabean? Ya kalau orangnya bener,kalau enggak?
"Huss,dia itu masih gadis, umurnya tidak jauh beda sama kamu,anaknya manis,dia juga dari keluarga baik-baik,apa yang kamu bilang tadi tidak satupun benar." Mama memberikan poin lebih kepada perempuan yang akan di jodohkan dengan anaknya.
Gadis? Umur tidak jauh beda? Pikiran yufa mulai bercabang penuh dengan tanda tanya.
Sebenarnya modus mama menjodohkannya seperti ini apa? Harta? Tidak mungkin,jabatan?tidak mungkin juga, wasiat? Wasiat siapa?apa almarhum sahabat mama itu y?
"Yufa berdecak pelan, "kok mama bisa tau?"
Lagian aku masih sekolah ma,emang mama mau aku di keluarin dari sekolah?
Yufa beralasan dengan nada bicara yang mulai merendah.
"Ya tau lah,udah ga perlu protes lagi,biar kamu itu ada yang ngatur,jadi ga bandel lagi.Sekolah gampang,nanti mama papa yang urus.
Pokoknya kamu terima perjodohannya.
"Kenapa gitu ma? pokoknya aku ga mau di jodohin, TITIK!" Yufa menolak dengan tegas.
Mama citra membulatkan matanya mendengar penolakan dari anaknya, "OHH GITU?"
"Kalau ga mau,ga usah tinggal sama mama papa lagi,udah sana pergi kamu, jangan panggil-panggil mama sama papa lagi mulai sekarang.!!
Ancam balik mama citra yang mulai menunjukkan bakat aktingnya,ibu mana yang rela mengusir anaknya?
"Yaelah ma," ujar yufa terlihat frustasi,tentu saja dia takut jika hal itu terjadi.
Setelah itu pikiran yufa buntu,sampai akhirnya dia menghela nafas pasrah sambil mendelik ke arah mamanya, "iya-iya, terserah mama aja deh ahh,aku siap di jodohin sama siapa aja.
"Nah gitu dong, mama langsung tersenyum lega, sedangkan yufa sudah menampilkan wajah kecutnya karena tidak bisa mengelak lagi.
Ingin rasanya menghajar sang mama,tapi dia takut di kutuk menjadi batu karena durhaka.
"Kamu harus bersikap baik, soalnya mulai besok dia akan tinggal disini bareng kita, sekolah nya nanti akan mama pindahin ke sekolah kamu,mama pengen kamu jagain dia."
"Mama serius seperti itu?"yufa kaget mendengar ucapan mamanya barusan.
Dengerin apa kata mama kamu aja ga!
Sahut sang papa yang sedari tadi hanya diam menyimak percekcokan antara istri dan putranya.
Yufa langsung membuang nafas kasar menelan semua kenyataan itu.
Disaat sedang asyik-asyiknya menikmati masa remaja,dia harus di hadapkan dengan sebuah perjodohan oleh orang tuanya.
Apa kata teman-temanya di sekolah nanti?
Dikira yufa ga laku sampai di jodohin?
Di pikir yufa anak ga bener? dikira yufa kebelet nikah?dan masih banyak lagi berbagai negatif lainnya.
Dan lagi seperti apa sosok perempuan yang akan di jodohkan dengannya nanti,bahkan yufa sama sekali tidak ada petunjuk.
Memikirkan semua hal itu membuat kepalanya tambah pusing.
"Udah,ga usah kebanyakan mikir, mending beresin kamar kamu yang dulu itu biar besok bisa di pakai,"perintah mamanya.
Dengan raut wajah yang masih sama,yufa bangkit lalu menuju kamarnya.
Yufa ya Yufa,bukan menuruti perintah mamannya malah pergi ke kamar tidurnya,meredamkan panas otaknya kelautan kapuk.
Bersambung..!!