webnovel

Nikah kontrak

“Jangan pernah kamu lupa. Ini hanya akan menjadi pernikahan kontrak. Kau dan aku tidak pernah benar-benar menikah. Jadi, jangan pernah kau berpikir bahwa ini adalah pernikahanmu yang sesungguhnya.” Siapa yang tidak akan terluka mendengar kalimat menyakitkan ini keluar dari mulut calon suaminya? Baru saja melangsungkan pernikahan yang megah. Bayangan sakral dan indah tentang sebuah pernikahan berkelas, hancur berkeping-keping bagaikan pecahan kaca yang tak mungkin bisa disatukan kembali. Harry Miles Theodore. Pria tampan dengan jutaan hawa dingin, menegaskan sekali lagi istri kontraknya betapa dia menginginkan pernikahan mereka demi Sofia. Nenek tercintanya yang bertekad kuat akan memusuhinya jika dia tak segera membawa cucu menantunya masuk ke keluarga besar Theodore. Pengumunan tak diberikan. Tapi niat sudah siap dijalankan. Harry yang putus asa mengadukan masalahnya pada Reihan, teman karib sekaligus bos tempat Cleo bekerja. Menjadikan wanita miskin dan penuh hutang itu mencuri kesempatan ini demi kepentingan pribadinya. Cleo Alayster. Gadis baik dan pekerja keras. Mencintai kedamaian. Namun benci jika terus diremehkan atau diinjak-injak. Pertemuan pertamanya dengan Harry tidak berkesan. Dia tak peduli seberapa tampan, kaya dan hebat kemampuannya menjalankan sebuah bisnis. Yang Cleo butuhkan saat ini hanyalah melunasi hutangnya. Segera. Tanpa menunggu lama. Dan meningkatkan suku bunganya demi perut besar Billo-Billo, sang lintah darat. Pernikahan ini pun terjadi. Tanpa dasar cinta atau saling mengenal. Bahkan persiapan pernikahan diatur oleh orang kepercayaan saja. Lalu, sejak hari pertama Cleo bertemu dengan calon nenek mertuanya... Sandiwara dimulai! Dia akan menjadi menantu yang baik selama masa kontrak itu berlaku!

lenzluph · Geral
Classificações insuficientes
522 Chs

Bab 39 ( Terlalu Kasar )

"Apa Nenek yakin dengan apa yang nenek katakan itu?" tanya Harry tidak senang, ketika melihat neneknya terus saja berulah.

"Kenapa? Apa itu salah lagi?" tanya Sofia ikut tidak senang.

Cleo menatap keduanya dengan malas. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Kenapa mereka lebih terlihat seperti kucing dan anjing, ketimbang seorang nenek dan cucu kandung?

Mungkinkah Harry sebenarnya adalah cucu angkat Nyonya Sofia? Atau karena terlalu lama tidak bertemu dan berkomunikasi, mereka menjadi kacau? Lantas, tidak adakah yang ingin melerai??

Cleo melirik paman dan bibi Harry secara bersamaan.

Mereka nampaknya sudah terbiasa dengan keributan kecil ini. Sementara Christina dan Kiky hanya bersikap cuek dan tidak berniat untuk menyela. Bisa dibilang keributan ini bukan hanya terjadi satu atau dua kali. Tapi sudah beberapa kali.

Cleo menepuk pelan keningnya dengan tidak sadar.

"Aku akan membawanya ke kantor atau tidak, itu terserah padaku. Apa nenek perlu mengaturnya juga?" Harry memang berkata dengan datar. Tapi nada bicaranya semakin tinggi.

Karena kesal dengan ucapan nenek, Harry bangkit berdiri untuk segera berpamit.

"Aku sudah selesai. Kami sebaiknya pamit," seru Harry cepat. Sebelum ia semakin memperkeruh keadaan dengan berkata-kata yang kasar.

Ketika Harry telah berjalan pergi, Cleo segera mengejarnya. Setelah berpamitan pada semua anggota keluarga Harry dengan terburu-buru, Cleo langsung melangkah cepat mengimbangi harry.

Dari ujung matanya, Cleo bisa melihat semua anggota keluarga Harry menggelengkan kepala mereka tanda menyerah.

Lalu sambil menggerutu dalam hati, Cleo terus menatap punggung Harry dengan tajam.

"Apa kau perlu bersikap sedingin itu pada nenek?" tanya Cleo akhirnya di sela-sela waktu perjalanan mereka pulang ke rumah,

Karena sudah larut malam, Harry menyuruh supirnya untuk pulang lebih dulu. Sehingga akhirnya mereka kini hanya berdua saja di dalam mobil dengan Harry yang mengambil kemudi.

Untuk lima menit pertama Cleo dan Harry hanya diam. Tapi, karena merasakan ada sesuatu yang seolah mengganjal di pikirannya. Cleo terpaksa membuka pembicaraan yang mengusiknya.

Harry melirik Cleo sekilas. Lalu, kembali memfokuskan diri untuk menyetir.

"Aku rasa, aku tidak butuh komentar darimu," ujar Harry acuh tanpa menoleh. Membuat Cleo semakin ingin mengusiknya.

"Tapi, tidakkah kau bersikap terlalu kasar padanya?" tanya Cleo sekali lagi dengan cemas.

Harry menanggapi dengan malas.

"Sudah kubilang kau tidak perlu ikut campur. Dia adalah nenekku. Dan bukan nenekmu. Bukankah begitu?" balas Harry menyindir dan tak mau mendengarkan.

Cleo menatapnya sinis.

Harry memang tidak sependiam yang ia bayangkan. Jika ada hal yang tidak disukainya, pria itu pasti akan mengutarakan semua ketidaksenangannya itu dengan cukup panjang dan tajam!

Cleo menatapnya setengah kesal.

"Aku tahu, aku bukan dalam posisi yang bisa mengomentari hubungan kalian begitu saja. Tapi tidakkah kau merasa kalau kau sedikit keterlaluan pada nenek? Dia melakukan itu karena dia peduli padamu!" Cleo melantangkan suaranya, tak ingin mengalah.

Harry kembali mengacuhkannya.

"Kau tahu itu, tapi kau tetap berikan komentar?" tanya Harry.

Cleo terkejut, "Apa?"

"Kau sudah tahu, kau berada dalam posisi yang tidak bisa mengomentari hubungan kami begitu saja. Tapi kau tetap mengomentari hubungan kami, sesuka hatimu?" tanya Harry sinis dan tidak percaya.

Cleo menatapnya takjub. Inikah sifat asli suami yang dinikahinya? Arogan dan super duper menyebalkan sampai ke tingkat dewa?? Hoh!! Luar biasa!!

"Aku bukannya mengomentari hubungan kalian. Tapi sikapmu ini...? Apa aku yang bahkan hanya seorang istri kontrakmu tidak berhak mengomentarinya?" Cleo menatapnya kesal, "Aku punya mulut untuk berbicara. Dan kau juga punya telinga untuk mendengar. Jika kau tidak ingin mendengarkanku, ya sudah. Kau tidak perlu bersikap sinis seperti itu padaku! Kau juga tidak akan rugi jika kau bicarakan ini baik-baik."

Harry meladeni Cleo dengan malas.

"Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan. Tapi aku peringatkan kau untuk tidak terlalu dekat dengan nenek! Status pernikahan kita hanya akan bertahan selama dua tahun. Setelah itu, aku tidak ingin jika dia jadi bergantung padamu selamanya," ujar Harry memperingatkan.

Cleo menyetujui itu.

Sejak sebelum dan setelah ia menikah dengan Harry, Cleo sudah mengetahui apa batasan yang mesti dilakukannya dan tidak. Nenek Sofia memang sangat baik padanya. Tapi itu tidak membuatnya lantas memanfaatkan kebaikan wanita itu untuk kepentingannya sendiri.

Ia tidak ingin membuat siapapun repot karenanya. Dan ia juga tidak ingin menyakiti siapapun yang baik padanya. Karena itu, apa yang dikatakan Harry, tentu tidak akan dibantah Cleo.

Tapi kalimat berikutnya Harry membuat Cleo menyadari sesuatu hal yang sangat penting.

"Jangan terus berkeliaran ke sana kemari dengan nenek tanpa sepengetahuanku. Untuk saat ini aku mungkin bisa memakluminya. Tapi nanti, aku tidak bisa menjaminnya."

Ungkapan Harry yang penuh arti membuat Cleo mengerutkan keningnya sejenak.

"Apa kau sudah mengetahui kejadian sebenarnya tentang kartu kreditmu itu?" tanya Cleo yang dengan cepat menangkap arti sesungguhnya ucapan Harry.

Harry hanya diam. Dan Cleo menganggapnya itu sebagai jawaban 'ya' darinya. Ia menatap Harry tanpa berkedip. Lalu menjadi cukup serius untuk terus melanjutkan pertanyaannya.

"Sejak kapan?" tanya Cleo.

"Belum lama," balas Harry.

Cleo kembali menahan kekesalannya.

"Kau tahu itu, tapi kau tidak mengatakan apapun padaku setelahnya?" Cleo bertanya dengan tidak percaya.

"Sudah kubilang aku baru mengetahuinya," Harry menerangkan sekali lagi, "Jika kau ingin aku mencabut gugatanku, aku sudah meminta Dirga untuk mengurusnya."

Cleo bernapas lega mendengar itu.

"Tapi tentang peringatanku soal tindakanmu yang diluar kendali, aku masih akan tetap memberlakukannya. Kau tidak diizinkan bertindak sesuka hatimu, tanpa pembicaraan dan juga arahan. Apa kau bisa mengikuti itu?" tanya Harry menegaskan.

Cleo terdiam sejenak.

"Sekalipun itu berkaitan dengan nenekmu?" tanyanya.

"Ya. Terutama jika itu berkaitan dengannya," jawab Harry.

Cleo langsung menghelah napas.

"Baiklah. Aku akui aku sudah bertindak dengan salah. Tapi tidakkah kau terlalu perhitungan bahkan dengan nenekmu sendiri?" tanya Cleo sedikit tidak setuju.

Walaupun Cleo tidak punya hak untuk mencampuri urusan ini. Tapi, bukankah tidak salah jika ia mempertanyakannya?

Kini giliran Harry yang menahan kekesalannya.

"Apa sebenarnya ingin kau katakan?" tanya Harry tak senang.

"Aku tahu kau marah padaku karena aku membiarkan nenekmu menggunakan banyak uangmu dengan seenaknya tanpa sepengetahuanmu. Tapi tidakkah kau terlalu kikir bahkan pada nenekmu sendiri?" tanya Cleo melemparkan pertanyaan dengan wajahnya yang polos.

Dan Harry menatapnya tak kuasa.

"Kau pikir aku akan sangat kesulitan hanya karena uang receh yang digunakan nenek pada hari itu?" tanya Harry menyindir.

Cleo menatapnya bingung.

***