webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Ação
Classificações insuficientes
205 Chs

170 Kehidupan Baru

"Ayah!" Seorang pria dua puluh lima tahun berlari sangat kencang, di lorong rumah sakit. Lima belas menit yang lalu, ia diberi kabar bahwa ayahnya telah menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit umum.

Firmansyah langsung saja ngacir dari tempat kerjanya menuju rumah sakit yang memang jaraknya hanya lima belas menit dengan naik kendaraan umum.

"Ayah! Di mana ayah?!" Firmansyah memberi tatapan mengintimidasi pada orang-orang yang berdiri di depan ruang UGD.

Wajah-wajah mereka menunjukkan ekspresi sedih, lesu, pokoknya menggambarkan kesedihan yang mendalam. Firmansyah tidak percaya dengan kabar akan kematian ayahnya. Buru-buru di meminta pernyataan resmi dari pria empat puluh lima tahun, yang berstatus pamannya.

"Di mana ayah sekarang?! Jangan kalian coba-coba menipuku! Ayahku itu sehat, tidak mungkin dia sakit dan meninggal! Kalian pasti bersekongkol untuk membunuh dia!" bentak Firmansyah di depan Paman yang seharusnya dihormatinya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com