webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Ação
Classificações insuficientes
205 Chs

102. Hari-hari Berikutnya

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 102

Di tempat terpisah, Lin Tian tengah berada di balkon, memandang langit yang luasnya tak berujung itu. Sejak kehidupan pertamanya, sampai di kehidupan keduanya, langit sama sekali tidak berubah, selalu berwarna biru muda dengan awan putih yang menghiasnya.

"Langit tidak pernah berubah, baik pada kehidupan pertanyaanku atau kehidupanku yang sekarang," lirihnya seraya mengelah napas panjang.

Pada kehidupan pertamanya, dia berhasil selamat berkata Qianyu andai tidak ada gadis itu, mungkin Lin Tian harus menghadapi puluhan pendekar tingkat tinggi lagi, sampai hembusan napas terakhirnya.

"Qianyu," ucapannya kala mengingat Qianyu kembali. "Bagaimana kabar gadis itu? Terakhir kali aku melihat dia di gedung itu, tapi aku tidak yakin jika itu adalah dia. Kalau pun namanya sama, bukan berarti dia Dewi Pulau Es Utara," pikirnya ragu-ragu.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com