"Nah, iya. Iya! Begitu, Natta. Bagus! Sedikit lagi pasti jadiiii ....!" kata Masu ikut sumeringah. Padahal itu baru simbol ke 15, masih banyak yang harus dibikin hingga bisa berfungsi.
Namun Paopao sering diam karena tak paham konteksanya, Persia oren itu hanya mengawasi jalannya usaha mereka semua. "Meow, Natta. Tapi kalau sudah capek istirahat lho. Ini sudah jam 11," tegurnya.
"Eh? Iyakah?"
"Hmmm, iyaaaa."
Apo malah celingak-celinguk ke sekitar. "Wah, iya." Dia menonton jam beker yang berdiri di atas nakas. Merasakan ada yang aneh bila sang Daddy tidak di rumah. "Tapi Daddy kok belum pulang, ya. Ada apa ...." katanya. "Aku jadi ingin ketemu."
Paopao pun ikut menoleh kesana kemari. Dia memastikan semuanya aman, hingga ada gebrakan di teras halaman—brakh!
"MEOOOOOWWWWWW!!"
.... suaranya seperti binatang mengamuk. Ketiganya pun buyar demi melihat apa yang terjadi.
"DADDYY!"
"MEOOOW!"
"MEOOWW!"
"MEEOOOWWWWWW!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com